Pertanyaan: Apakah boleh menggunakan nama suami dibelakang nama istri.?
Jawaban :
Seandainya seorang istri mencantumkan nama suaminya dengan tujuan menasabkan sebagai anak seperti halnya keluarganya, maka hal yang demikian hukumnya tidak boleh dan haram hukumnya. Sedangkan jika tujuan pencantuman nama suami tersebut hanya karena ingin dikenal sebagai istri suami tersebut sebagaimana yang banyak kita jumpai di daerah-daerah, maka hal tersebut hukumnya boleh.
Referensi :
Al Fiqh Ala Madzahib Al Arbaah Juz 10 hlm. 7248
Fatawa Al Mishr No 152. Tanggal 27-10-2008.
Fathul Bari Hadist Nomer 6385.
ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ج ١٠ ص ٧٢٤٨
ﻭﻣﻨﻊ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺃﻳﻀﺎً ﺍﻷﺑﻨﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻧﺘﺴﺎﺑﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺁﺑﺎﺋﻬﻢ، ﻓﻘﺎﻝ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : « ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺇﻟﻲ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﻠﻢ، ﻓﺎﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺮﺍﻡ .
ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻣﺼﺮ ﺭﻗﻢ .١٢٥ ﺗﺎﺭﻳﺦ .٢٧-١٠-٢٠٠٨
ﻭﺍﻟﻤﺤﻈﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﺍﻧﺘﺴﺎﺏ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ﺑﻠﻔﻆ ﺍﻟﺒﻨﻮﺓ ﺃﻭ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻻ ﻣﻄﻠﻖ ﺍﻟﻨﺴﺒﺔ ﻭﺍﻟﺘﻌﺮﻳﻒ، ﻭﻗﺪ ﻳﺸﻴﻊ ﺑﻌﺾ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺷﻜﺎﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻣﺎﻛﻦ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ ﻭﻳﻐﻠﺐ ﻓﻲ ﺍﻹﻃﻼﻕ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻴﺮ ﻋُﺮﻓًﺎ، ﻭﻻ ﺣَﺮﺝ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﺩﺍﻡ ﻻ ﻳﻮﻫﻢ ﺍﻻﻧﺘﺴﺎﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺄﺑﺎﻩ ﺍﻟﺸﺮﻉ، ﻭﻫﻮ ﺍﻻﻧﺘﺴﺎﺏ ﺑﻠﻔﻆ ﺍﻟﺒﻨﻮﺓ ﺃﻭ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻷﺏ، ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﻻﻳُﻌَﺪُّ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ ﺍﻟﻤﺬﻣﻮﻡ ﺷﺮﻋًﺎ؛ ﺇﺫ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﺮﺍﻣًﺎ ﺑﺸﺮﻃﻴﻦ : ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻤﺘﺸﺒَّﻪ ﺑﻪ ﻣﻨﻬﻴًّﺎ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻤﺘﺸﺒِّﻪ ﻳﻘﺼﺪ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻧﺘﻔﻰ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺸﺮﻃﻴﻦ ﻟﻢ ﻳُﺬَﻡَّ ﺍﻟﻔﺎﻋﻞ ﺷﺮﻋًﺎ؛ ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺤﻪ 624 ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ : « ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺁﻟِﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺼَﻠَّﻴْﻨَﺎ ﻭَﺭَﺍﺀَﻩُ ﻭَﻫُﻮَ ﻗَﺎﻋِﺪٌ، ﻓَﺎﻟْﺘَﻔَﺖَ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﻓَﺮَﺁﻧَﺎ ﻗِﻴَﺎﻣًﺎ، ﻓَﺄَﺷَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﻓَﻘَﻌَﺪْﻧَﺎ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ : ﺇِﻥْ ﻛِﺪْﺗُﻢْ ﺁﻧِﻔًﺎ ﻟَﺘَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ﻓِﻌْﻞَ ﻓَﺎﺭِﺱَ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﻡِ؛ ﻳَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻠُﻮﻛِﻬِﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻗُﻌُﻮﺩٌ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ، ﺍﺋْﺘَﻤُّﻮﺍ ﺑِﺄَﺋِﻤَّﺘِﻜُﻢْ؛ ﺇِﻥْ ﺻَﻠَّﻰ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓَﺼَﻠُّﻮﺍ ﻗِﻴَﺎﻣًﺎ، ﻭَﺇِﻥْ ﺻَﻠَّﻰ ﻗَﺎﻋِﺪًﺍ ﻓَﺼَﻠُّﻮﺍ ﻗُﻌُﻮﺩًﺍ .
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺣﺪﻳﺚ ٦٣٨٥
ﻗﻮﻟﻪ : ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻲ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ : ﻟﻌﻞ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺇﺛﻢ ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻲ ﻛﻤﺎ ﺻﺮﺡ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺒﻠﻪ ، ﺃﻭ ﺃﻃﻠﻖ ﻟﻮﻗﻮﻉ ﺍﻟﻮﻋﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻟﻜﻔﺮ ﻭﺑﺘﺤﺮﻳﻢ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻮﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﺇﻟﻰ ﻧﻈﺮ ﻣﻦ ﻳﺴﻌﻰ ﻓﻲ ﺗﺄﻭﻳﻠﻪ . ﻗﻮﻟﻪ : ( ﺧﺎﻟﺪ ﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ) ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﻮﺍﺳﻄﻲ ﺍﻟﻄﺤﺎﻥ ، ﻭﺧﺎﻟﺪ ﺷﻴﺨﻪ ﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﻣﻬﺮﺍﻥ ﺍﻟﺤﺬﺍﺀ ، ﻭﺃﺑﻮ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻫﻮ ﺍﻟﻨﻬﺪﻱ ، ﻭﺳﻌﺪ ﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ ،ﻭﺍﻟﺴﻨﺪ ﺇﻟﻰ ﺳﻌﺪ ﻛﻠﻪ ﺑﺼﺮﻳﻮﻥ ، ﻭﺍﻟﻘﺎﺋﻞ : ” ﻓﺬﻛﺮﺗﻪ ﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮﺓ ” ﻫﻮ ﺃﺑﻮ ﻋﺜﻤﺎﻥ ، ﻭﻗﺪ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻫﺸﻴﻢ ﻋﻦ ﺧﺎﻟﺪ ﺍﻟﺤﺬﺍﺀ ﻋﻨﺪ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﻭﻟﻪ ﻗﺼﺔ ، ﻭﻟﻔﻈﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻗﺎﻝ : ” ﻟﻤﺎ ﺍﺩﻋﻲ ﺯﻳﺎﺩ ﻟﻘﻴﺖ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮﺓ ﻓﻘﻠﺖ : ﻣﺎ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺻﻨﻌﺘﻢ؟ ﺇﻧﻲ ﺳﻤﻌﺖ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ ﻳﻘﻮﻝ : ﻓﺬﻛﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ ، ” ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮﺓ : ﻭﺃﻧﺎ ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﺰﻳﺎﺩ ﺍﻟﺬﻱ ﺍﺩﻋﻲ ﺯﻳﺎﺩ ﺑﻦ ﺳﻤﻴﺔ ، ﻭﻫﻲ ﺃﻣﻪ ، ﻛﺎﻧﺖ ﺃﻣﺔ ﻟﻠﺤﺎﺭﺙ ﺑﻦ ﻛﻠﺪﺓ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻤﻮﻟﻰ ﻋﺒﻴﺪ ﻓﺄﺗﺖ ﺑﺰﻳﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺍﺷﻪ ﻭﻫﻢ ﺑﺎﻟﻄﺎﺋﻒ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻄﺎﺋﻒ ، ﻓﻠﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻤﺮ ﺳﻤﻊ ﺃﺑﻮ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﺮﺏ ﻛﻼﻡ ﺯﻳﺎﺩ ﻋﻨﺪ ﻋﻤﺮ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻠﻴﻐﺎ ، ﻓﺄﻋﺠﺒﻪ ﻓﻘﺎﻝ : ﺇﻧﻲ ﻷﻋﺮﻑ ﻣﻦ ﻭﺿﻌﻪ ﻓﻲ ﺃﻣﻪ ﻭﻟﻮ ﺷﺌﺖ ﻟﺴﻤﻴﺘﻪ ، ﻭﻟﻜﻦ ﺃﺧﺎﻑ ﻣﻦ ﻋﻤﺮ ، ﻓﻠﻤﺎ ﻭﻟﻲ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﻛﺎﻥ ﺯﻳﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﻓﺎﺭﺱ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﻋﻠﻲ ، ﻓﺄﺭﺍﺩ ﻣﺪﺍﺭﺍﺗﻪ ﻓﺄﻃﻤﻌﻪ ﻓﻲ ﺃﻧﻪ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﺑﺄﺑﻲ ﺳﻔﻴﺎﻧﻔﺄﺻﻐﻰ ﺯﻳﺎﺩ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ، ﻓﺠﺮﺕ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺧﻄﻮﺏ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﺩﻋﺎﻩ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻭﺃﻣﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺼﺮﺓ ﺛﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻮﻓﺔ ﻭﺃﻛﺮﻣﻪ ، ﻭﺳﺎﺭ ﺯﻳﺎﺩ ﺳﻴﺮﺗﻪ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭﺓ ﻭﺳﻴﺎﺳﺘﻪ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ، ﻓﻜﺎﻥ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻳﻨﻜﺮﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻣﺤﺘﺠﻴﻦ ﺑﺤﺪﻳﺚ ” ﺍﻟﻮﻟﺪ ﻟﻠﻔﺮﺍﺵ ” ، ﻭﻗﺪ ﻣﻀﻰ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺧﺺ ﺃﺑﻮ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮﺓ ﺑﺎﻹﻧﻜﺎﺭ ﻷﻥ ﺯﻳﺎﺩﺍ ﻛﺎﻥ ﺃﺧﺎﻩ ﻣﻦ ﺃﻣﻪ ، ﻭﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮﺓ ﻣﻊ ﺯﻳﺎﺩ ﻗﺼﺔ ﺗﻘﺪﻣﺖ ﺍﻹﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺍﺕ ، ﻭﻗﺪ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻲ ﻏﺰﻭﺓ ﺣﻨﻴﻦ ﻣﻦ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﺎﺻﻢ ﺍﻷﺣﻮﻝ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻗﺎﻝ : ” ﺳﻤﻌﺖ ﺳﻌﺪﺍ ﻭﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮﺓ ” ، ﻭﺗﻘﺪﻡ ﻫﻨﺎﻙ ﻣﺎ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﺄﺑﻲ ﺑﻜﺮﺓ . ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻲ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ﻓﺎﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺮﺍﻡ ) ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﺎﺻﻢ ﺍﻟﻤﺸﺎﺭ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﺴﻠﻢ : ” ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺃﺑﺎ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻏﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ” ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﺜﻠﻪ ، ﻭﻗﺪ ﺗﻘﺪﻡ ﺷﺮﺣﻪ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻗﺐ ﻗﺮﻳﺶ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻰ ﺫﺭ ﻭﻓﻴﻪ : ” ﻭﻣﻦ ﺍﺩﻋﻲ ﻟﻐﻴﺮ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﻠﻤﻪ ﺇﻻ ﻛﻔﺮ ” ، ﻭﻭﻗﻊ ﻫﻨﺎﻙ ” ﺇﻻ ﻛﻔﺮ ﺑﺎﻟﻠﻪ ” ﻭﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﻓﻴﻪ ، ﻭﻗﺪ ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ” ﻛﻔﺮ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻧﺘﻔﻰ ﻣﻦ ﻧﺴﺐ ﻭﺇﻥ ﺩﻕ ” ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ .
Tambahan :
Setelah menikah biasanya akan banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari ungkapan sayang yang bertambah setiap hari, panggilan berubah menjadi papi mami, bahkan nama istri berubah karena di belakangnya disematkan nama suami.
Pada budaya barat hal ini sering dilakukan dan dianggap biasa. Penggunaan nama suami di belakang nama istri dilakukan agar seorang wanita mudah diketahu siapa suaminya, serta menjadi bentuk ungkapan kasih sayang. Namun hal ini tidak dengan Islam.
Seorang wanita dilarang keras menyematkan nama suami di belakang namanya. Hukuman yang akan diterima adalah saat hari kiamat kelak, dimana Allah swt, Malaikat beserta segenap manusia akan melaknat wanita yang menisbatkan nama suaminya tersebut.
Tindakan menisbatkan nama suami dibelakang nama istri memang terkesan sepele. Bagaimana tidak, saat ini begitu banyak orang-orang yang menggunakan nama suaminya dibelakang namanya. Tidak hanya pada pergaulan sehari-hari, tindakan ini juga dilakukan di sosial media sebagai penamaan akun sosial media seorang wanita.
Misalkan Sri Widya menikah dengan Iskandar, maka Ia mengganti namanaya dengan Sri Widya Iskandar. Atau Rahma menikah dengan Teguh, maka namanya menjadi Rahma Teguh.
Umat Islam seharusnya tidak mengikuti tren ini. Mengingat hal ini ternyata sudah ada aturannya. Melanggarnya tentu saja akan mendapat dosa. Memang akibatnya tidak akan dirasakan sekarang saat hidup di dunia, namun nanti saat berada di akhirat.
Hadist mengenai perihal penamaan ini sangat shahih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat nanti, Allah tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah,” (HR. Muslim dlm al-Hajj (3327) dan Tirmidzi).
Juga dalam hadist lainnya dijelaskan jika wanita yang menggunakan nama tambahan selain ayah maka Allah akan mengharamkan surga.
“Barang siapa bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka surga haram baginya.” (HR Bukhori dalam al-Maghozi bab : Ghozwatuth Tho`if (3982)
Lihatlah bagaimana Allah SWT begitu marah ketika tindakan itu dilakukan. Tidak kah kita takut akan ancaman Allah tersebut? Hukum penamaan dalam ajaran Islam sangatlah penting. Baik pria atau wanita, hanya boleh menambahkan nama ayahnya di belekang namanya. Tidak ada yang lebih berhak kecuali Ayah.
Walaupun suami sendiri, tetap tidak boleh ditambahkan dibelakang nama istri. Karena dalam Islam, nama lelaki di belakang nama seseorang berarti keturunan atau anak dari lelaki tersebut. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap seorang ayah.
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah.” [QS al-Ahzab: 5]
Namun hal ini berbeda dengan budaya barat, misalnya istrinya Bill Clinton: yang nama aslinya; istrinya Barrack Obama: Michelle Obama yang nama aslinya Michelle LaVaughn Robinson, dan lain-lain.
Namun sungguh, Allah swt sudah mengabarkan ancaman yang akan diterima wanita jika menisbatkan nama suaminya, atau selain nama ayah. Maka dari itu tidak boleh seorang wanita menisbatkan dirinya kepada suaminya sebagaimana adat yang berlaku pada kaum Kuffar dan yang menyerupai mereka dari kaum Muslimin.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id