Pertanyaan: Bagaimana hukumnya jika seorang wanita mengalami keguguran umur kandungan antara 5 bulan, apakah wajib memandikannya, mensholatinya?
Jawab :
Imam Al Hishni menyebutkan di dalam kitabnya yang berjudul Kifayatul Akhyar : Ada dua orang yang matinya tidak dimandikan dan di-Shalati, yaitu orang mati Syahid dan bayi yang lahir keguguran yang tidak bersuara (menjerit).
Bayi yang lahir keguguran terbagi atas dua bagian :
- Bayi keguguran yang lahir dengan disertai adanya tanda kehidupan baginya sebelum mati. Misalnya ia lahir dengan mengeluarkan suara, menangis, atau tidak mengeluarkan suara tetapi ia minum air susu atau melihat, atau bergerak-gerak layaknya pergerakan orang dewasa yang menunujukkan adanya kehidupan pada dirinya, maka ia tetap wajib dimandikan dan di-Shalatkan. Hal ini sesuai dengan kesepakatan para Ulama’. Dalam sebuah Hadits disebutkan “Bayi yang lahir mengeluarkan suara maka berhak harta warisan dan di-Shalatkan”.
- Bayi keguguran tidak yang lahir dengan tanpa disertai adanya tanda kehidupan baginya. Hukum bagi bayi keguguran seperti ini di-Tafsil sebagaimana berikut :
- Apabila bayi yang lahir demgan tanpa terdapati tanda-tanda kehidupan tersebut lahir pada waktu sebelum sampai pada batas tertiupnya ruh (usia kandungan 4 bulan keatas) maka ulama sepakat ia tidak di-Shalati. Dan juga ia tidak dimandikan menurut pendapat yang dijadikan Madzhab dikalangan Syafi’iyyah.
- Apabila bayi yang lahir dengan tanpa terdapati tanda-tanda kehidupan tersebut lahir setelah usia kandungan 4 bulan atau lebih maka :
- Menurut pendapat yang paling Adhhar ia tidak boleh di-Shalatkan, tetapi boleh dimandikan menurut pendapat yang dijadikan Madzhab.
- Apabila ia masih sempat bergerak maka ia boleh di-Shalatkan. Demikian menurut pendapat yang paling Adhhar, dan ia juga boleh dimandikan menurut pendapat yang dijadikan Madzhab. [Zean Areev]
Referensi :
Kifayatul Akhyar Juz 1 Hlm. 160-161
كفاية الأخيار ج ١ ص ١٦٠ -١٦١
واثنان لا يغسلان ولا يصلى عليهما الشهيد في معركة الكفار والسقط الذي لم يستهل
وأما السقط حالتان الأولى أن يستهل أي يرفع صوته بالبكاء أو لم يستهل ولكن شرب اللبن أو نظر أو تحرك حركة كبيرة تدل على الحياة ثم مات فإنه يغسل ويصلى عليه بلا خلاف لأنا تيقنا حياته وفي الحديث ( إذا استهل الصبي ورث وصلي عليه
الحالة الثانية أن لا يتيقن حياته بأن لا يستهل ولا ينظر ولا يمتص ونحوه فينظر إن عرى عن إمارة الحياة كالاختلاج ونحوه فينظر أيضا
– إن لم يبلغ حدا ينفخ فيه الروح وهو أربعة أشهر فصاعدا لم يصل عليه بلا خلاف في الروضة ولا يغسل على المذهب لأن الغسل أخف من الصلاة ولهذا يغسل الذمي ولا يصلى عليه
– وإن بلغ أربعة أشهر فقولان الأظهر أنه أيضا لا يصلى عليه لكن يغسل على المذهب وأما إذا اختلج أو تحرك فيصلى عليه على الأظهر ويغسل على المذهب
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id