‘’Ada orang-orang yang pandai dan cerdas, banyak mempelajari kitab-kitab karangan ulama salaf, baik itu tafsir, hadits, maupun ilmu fiqih, kemudian menghukumi suatu masalah dengan pendapatnya sendiri, maka orang yang seperti ini adalah orang yang sesat dan menyesatkan yang justru menjauhkan dari pokok agama yang benar dan jalan Pemimpin para Rasul yaitu Nabi Muhammad Saw.
Mereka menolak kitab-kitab ulama salaf yang yang notabene adalah ahli ilmu, mereka menyuarakan tentang tidak wajibnya bermadzhab dan mengarahkan kepada pemahaman agama dari hasil ijtihadnya sendiri, mereka mengaku beristinbath (menggali Hukum) langsung kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman sendiri, sedang mereka tidak memenuhi kriteria syarat-syarat berijtihad yang sudah masyhur bagi ahli ilmu, mereka mewajibkan masyarakat untuk mengikuti hasil ijtihad mereka
Maka untuk orang orang yang seperti di atas (yang mengaku ngaku berijtihad langsung / menggali hukum langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah) wajib atas mereka bertaubat dan kembali kepada jalan kebenaran (sesuai pemahaman mayoritas ulama salaf) dan masyarakat wajb menolak ajakan mereka yang bathil. Apabila kitab-kitab karangan para ulama salaf dikesampingkan (tidak dipakai), maka dengan apa seseorang memahami agama ini yang selanjutnya dipakai untuk pedoman hidup ?
Padahal dia tidak bertemu langsung dengan Nabiyyuna Muhaamad SAW, juga tidak bertemu dengan para Sahabat Nabi.
Bila kebetulan dia mempunyai sesuatu kitab karangan ulama salaf lalu dia mempelajarinya sendiri, lalu dalam proses memahami kitab tersebut dia salah pemahaman, maka kepada siapa dia akan minta petunjuk untuk membenarkan pemahamannya? Silakan jelaskan kepada kami !
Sesungguhnya kitab-kitab karya para Imam Agung 4 Madzhab dan para ulama yang taqlid (mengikuti) kepada mereka, sumbernya adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Bagaimana proses ijtihadnya sehingga menyelisihi pendapat pendapat mereka?
Kenapa mereka yang saat ini mengaku berijtihad langsung dan kembali kepada Al-Qur’an da Sunnah menghasilkan pendapat dan pemikiran yang sangat jauh dari para Imam Madzhab yang empat di atas ?
Berkata Al-Imam Asy-Syaikhoni dan pendahulu mereka Al-Imam Al-Fakhrur Rozi : “Orang-orang zaman sekarang ini ibarat perkumpulan banyak orang hanya saja tidak ada mujtahid di dalamnya”.
Syaikh Ibnu Hajar menuqil fatwa dari sebagian para Ahli Ushuluddin: “Sesungguhnya setelah kurun masa Imam Syafi’i tidak ditemukan lagi seorangpun yang mencapai derajat mujtahid mustaqil (Mujtahid yang menggali langsung Al-Qur’an da Sunnah)”.
Contoh terdekat, Imam As-Suyuthi yang dikenal luas ilmunya dan mengusai berbagai fan ilmu, beliau berijtihad dengan nisbi (mengikuti pendapat dari Imam Syafi’i), bukan seorang mujtahid mustaqil, kenapa beliau tidak berani? padahal kitab-kitab karangan beliau sangat banyak, tidak kurang dari 500 (lima ratus) kitab.
Sesunguhnya orang-orang yang menggali hukum sendiri seperti layaknya seorang mujtahid mustaqil dan menganggap hasil ijtihad mereka benar, hal itu tidak diperbolehkan, walaupun mereka memastikan bahwa mereka adalah seorang mujtahid mustaqil, seperti layaknya mujtahid zaman dahulu’
[Bughyatul Mustarsyidin : 7]
?قال أحد الصالحين :
ماعلمت احد من الناس مَرِض الادعوت له فيظهر الغيبب الشفاء، فمتعني الله بالصحة والعافية بقية عمر يولماشكو سقما.
#درس_الفجر
#الحبيب_عمر_بن_حفيظ
Berkata seorang dari kaum solihin :
Tidaklah aku mengetahui orang yang sakit kecuali aku doakan di tengah malam agar dia segera sembuh, dan sebab itu aku dikaruniai oleh Allah kesehatan dan afiyat dalam sisa umurku hingga tak pernah aku mengeluh sakit sama sekali.
( ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻙ ) : ﺷﺨﺺ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﺔ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ، ﻭﻛﺎﻥ ﺫﺍﻓﻬﻢ ﻭﺫﻛﺎﺀ، ﻓﺘﺤﻜﻢ ﻓﻲ ﺭﺃﻳﻪ ﺃﻥﺟﻤﻠﺔ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺿﻠﻮﺍ ﻭﺃﺿﻠﻮﺍ ﻋﻦ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ، ﻓﺮﻓﺾ ﺟﻤﻴﻊ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﻠﺘﺰﻡ ﻣﺬﻫﺒﺎً، ﺑﻞ ﻋﺪﻝ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ، ﻭﺍﺩّﻋﻰ ﺍﻻﺳﺘﻨﺒﺎﻁ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺑﺰﻋﻤﻪ، ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻳﻠﺰﻡ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻷﺧﺬ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻭﻳﻮﺟﺐ ﻣﺘﺎﺑﻌﺘﻪ، ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺍﻟﻤﺪَّﻋﻲ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﺭﻓﺾ ﺍﻟﺪﻋﺎﻭﻯ ﺍﻟﺒﺎﻃﻠﺔ، ﻭﺇﺫﻃﺮﺡ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻓﻠﻴﺖ ﺷﻌﺮﻱ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﺘﻤﺴﻚ؟ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻭﻻ ﺃﺣﺪﺍً ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﻨﺪﻩ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ، ﻭﺣﻴﺚ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﻤﻦ ﺃﻳﻦ ﻭﻗﻊ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻬﺪﻯ؟ ﻓﻠﻴﺒﻴﻨﻪ ﻟﻨﺎ ﻓﺈﻥ ﻛﺘﺐ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻣﻘﻠﺪﻳﻬﻢ ﺟﻞّ ﻣﺄﺧﺬﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻛﻴﻒ ﺃﺧﺬ ﻫﻮﻣﺎ ﻳﺨﺎﻟﻔﻬﺎ؟ ﻭﺩﻋﻮﺍﻩ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﻛﻴﻒ؟ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﻭﺳﺒﻘﻬﻤﺎ ﺍﻟﻔﺨﺮ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ :ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻛﺎﻟﻤﺠﻤﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻣﺠﺘﻬﺪ، ﻭﻧﻘﻞ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﻴﻦ : ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﺑﻌﺪ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻣﺠﺘﻬﺪﺃﻱ : ﻣﺴﺘﻘﻞ، ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ ﻣﻊ ﺳﻌﺔ ﺍﻃﻼﻋﻪ ﻭﺑﺎﻋﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺗﻔﻨﻨﻪ ﺑﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺴﺒﻖ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﺩﻋﻰ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻨﺴﺒﻲ ﻻ ﺍﻻﺳﺘﻘﻼﻟﻲ، ﻓﻠﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﻟﻪ ﻭﻗﺪ ﻧﺎﻓﺖ ﻣﺆﻟﻔﺎﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻤﺴﻤﺎﺋﺔ، ﻭﺃﻣﺎ ﺣﻤﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺒﻪ ﻓﻐﻴﺮ ﺟﺎﺋﺰ، ﻭﺇﻥ ﻓﺮﺽ ﺃﻧﻪ ﻣﺠﺘﻬﺪ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﻛﻜﻞ ﻣﺠﺘﻬﺪ
ـﺍﻫـ ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٧
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id
One Comment
admin
Ajiiiibbbbb….!