Pertanyaan :
Kita semua mengetahui bahwa tugas malaikat jibril adalah menurunkan wahyu kepada para Nabi dari Nabi-Nabi terdahulu sampai Nabi Muhammad SAW. Setelah Nabi SAW wafat apakah tugas malaikat jibril tersebut sudah selesai?
Jawaban:
Diantara tugas-tugas malaikat jibril adalah membawa wahyu kepada para Nabi dan bukan khusus kepada Nabi kita sayyidina Muhammad SAW saja.
Perlu kita ketahui bahwa tugas malaikat Jibril bukan hanya membawa wahyu, tetapi beliau juga diberi tugas-tugas lain, baik yang kita ketahui atau yang tidak kita ketahui.
Diantara yang kita ketahui lewat Nash-Nash agama adalah :
1. Menurunkan adzab kepada mereka yang telah melampaui batas dalam kedurhakan kepada Allah dan Rosul-Nya. Dan kata-kata shoihah ( صَيْحَةُ ) yang termaktub dalam Al-qur’an adalah ditafsirkan dengan teriakan jibril yang mampu menghancurkan bumi serta penghuninya yang mendurhakai Allah dan Rosul-Nya.
2. Dan diantara tugas malaikat jibril a.s adalah mengumumkan kepada penghuni langit tentang kecintaan Allah kepada seseorang hamba-Nya. Sebagaimana tercantum dalam hadits yang masyhur, dari Abu Hurairah r.a dan Nabi SAW Beliau bersabda :
إِذَا أَحَبَّ اللّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيْلَ: يا جِبْرِيْلُ إنِّي أُحِبُّ فلانًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ. فَيُنَادِي جِبْرِيْلُ فِيْ أَهْلِ السَّمَاءِ :يَا أَهْلَ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فلانًا فَأَحِبُّوْهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوْضَعُ الْقَبُوْلُ فِي الأَرْضِ.
Artinya: “Apabila Allah cinta kepada seorang hamba-Nya, diserulah jibril: “Wahai jibril, Aku (Allah) cinta kepada si fulan maka cintalah dia, maka jibril pun mencintainya. Lalu berserulah jibril kepada penghuni langit: “Wahai penghuni langit sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia, maka penghuni langit pun mencintainya, kemudian barulah di letakkan baginya penerimaan di muka bumi (di hadapan semua makhluk di bumi ini)”. (HR Imam Bukhori)
3. Konon juga dikabarkan bahwa malaikat jibril bertugas hadir di hadapan orang yang akan meninggal dunia dalam keadaan berwudhu.
Dalam kitab Nurudz-Dzolam pada halaman 16:
قال جلال الدِّيْنِ السُّيُوطِي: وَأَنَّهُ يَحْضُرُ مَوْتَ مَنْ يَمُوْتُ عَلَى وُضُوْءٍ وَمَا اشتَهَرَ مِنْ أَنَّهُ لاَ ينْزِلُ الأَرْضَ بَعْدَ وَفَاةِ النَّبِيْ صلى اللَّهُ عليه وسلّم لا إصلَ لَهُ إِلاَّ أَنْ يُقَالَ لاَيَنْزِلُ بِوَحْيٍ ذَكَرَهُ الْقُلْيُوْبِيْ.
Artinya: “Berkata jalaluddin As-Suyuthi: “Dan bahwasannya Jibril a.s itu hadir pada saat menjelang kematian orang yang mati dalam keadaan berwudhu.
Dan adapun ucapan yang masyhur mengatakan: “Bahwa Jibril tidak turun lagi ke bumi setelah wafatnya Nabi SAW itu tidak ada sumbernya kecuali dikatakan Beliau tidak turun ke bumi dengan membawa wahyu (sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Qolyubiy)”.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id