Pertanyaan : Pada saat seseorang (dalam kondisi normal) Buang Air Kecil dan dari kemaluannya keluar sedikit cairan putih seperti sperma / mani. Dalam kondisi seperti itu, apakah tetap wajib mandi junub ?
Jazakumullah khairal jaza’
(SULAIMAN-Solo)
Jawaban :
Diantara perkara yang mewajibkan mandi adalah Jinabah.
Di dalam Kitab Al Muqoddimah Al Hadromiyyah disebutkan :
والجنابة وتحصل بخروج المني، ويعرف بتدفقه أو لذة بخروجه، أو ريح عجين رطبا أو ريح بياض بيض جافا،
Jinabah bisa terjadi dengan sebab keluarnya Mani. Mani dapat diketahui dengan Tadaffuq/ tersendat-sendat ketika keluar, rasa nikmat ketika keluar, berbau adonan ketika masih basah dan berbau putih telur ketika sudah kering.
Imam Ibnu Hajar menyebutkan dalam men-Syarahi pernyataan diatas bahwa 3 sifat yang disebutkan tersebut adalah sifat yang pasti bagi Mani. Apabila salah satu dari 3 sifat diatas ditemui di dalam cairan yang keluar dari kemaluan depan maka cairan tersebut sudah bisa dipastikan adalah Mani yang mewajibkan Mani. Tapi apabila pada cairan tersebut tidak terdapat satupun dari 3 sifat Mani di atas, maka cairan tersebut tidak dapat dikatakan mani.
Maka cairan yang keluar sebagaimana pertanyaan diatas tidak dikatakan Mani yang menyebabkan mandi apabila tidak terdapat 3 sifat Mani di atas. Cairan putih yang keluar setelah kencing/ mengiring-iringi kencing adalah Wadi [selama tidak terdapat Sifat Mani].
[Zean Areev]
منهاج القويم ج ١ ص ٤٧
فإن فقدت هذه الخواص الثلاث فلا غسل ولا أثر لنحو الثخانة والبياض في مني الرجل والرقة والاصفرار في مني المرأة وجودا ولا فقدا.
بشرى الكريم ص ١٣٩
والودي) -بسكون المهملة على الأفصح-: ماء ثخين أبيض غالبا، يخرج عقب البول إن استمسكت الطبيعة، أو عند حمل شيء ثقيل
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id