Pertanyaan : Bagaimana hukum memotong kuku atau rambut sebelum mandi untuk seorang perempuan yang sedang haid
Jawaban :
Seorang perempuan yang sedang Haid sebaiknya tidak memotong kuku, rambut atau anggota tubuh yang lainnya, karena bagian yang terpotong dari badan manusia akan dikembalikan kelak di hari kiamat dalam keadaan tidak suci. Memotong rambut dan kuku bagi wanita yang sedang Haid hukumnya Makruh.
Imam Nawawi menyebutkan di dalam Nihayatuz Zain hlm. 31 :
ﻭﻣﻦ ﻟﺰﻣﻪ ﻏﺴﻞ ﻳﺴﻦ ﻟﻪ ﺍﻥ ﻻﻳﺰﻳﻞ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﻟﻮﺩﻣﺎ ﺍﻭﺷﻌﺮﺍ ﺍﻭﻇﻔﺮﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻷﻥ ﻛﻞ ﺟﺰﺀ ﻳﻌﻮﺩ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻻﺧﺮﺓ ﻓَﻠَﻮْ ﺃَﺯَﺍﻟَﻪُ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻐُﺴْﻞِ ﻋَﺎﺩَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﺤَﺪَﺙُ ﺍﻟْﺄَﻛْﺒَﺮُ ﺗَﺒْﻜِﻴْﺘًﺎ ﻟِﻠﺸَّﺨْﺺِ
“Barang siapa yang wajib baginya mandi maka hendaknya tidak menghilangkan satupun dari anggota badannya walaupun berupa darah atau kuku sampai ia mandi, karena semua anggota badan akan kembali kepadanya di akhirat. Jika dia menghilangkannya sebelum mandi maka Hadats besar akan kembali kepadanya.”
Sedangkan apakah ia wajib membasuh rambut yang terpotong tersebut ?
Maka disini yang yang wajib dilakukan adalah membasuh sisa atau bekas dari rambut atau kuku yang dipotong yang masih menempel pada badan, bahkan apabila rambut/ kuku yang sudah terpotong tersebut dibasuh, maka tidak dapat mengembalikannya pada suci (tetap dihukumi terlepas dalam keadaan ber-Hadats)
Imam As Syarwani menyebutkan dalam Hasyiah As Syarwani juz 1 hlm 84 :
ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺄَﺟْﺰَﺍﺀَ ﺍﻟْﻤُﻨْﻔَﺼِﻠَﺔَ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﺈِﻏْﺘِﺴَﺎﻝِ ﻟَﺎ ﻳَﺮْﺗَﻔِﻊُ ﺟَﻨَﺎﺑَﺘُﻬَﺎ ﺑِﻐُﺴْﻠِﻬَﺎ
“Sesungguhnya anggota tubuh yang terpisah sebelum mandi, maka Janabahnya tidak bisa hilang dengan sebab memandikannya.
[Zean Areev]
ﺇﺣﻴﺎﺀ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ ج ١ ص ٤٠١
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ : ﻗﻠﺖ ﻟﻠﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺃﻳﻨﺎﻡ ﺃﺣﺪﻧﺎ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ؟ ﻗﺎﻝ : ” ﻧﻌﻢ ﺇﺫﺍ ﺗﻮﺿﺄ ” ﻭﻟﻜﻦ ﻗﺪ ﻭﺭﺩﺕ ﻓﻴﻪ ﺭﺧﺼﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ : ” ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻨﺎﻡ ﺟﻨﺒﺎً ﻟﻢ ﻳﻤﺲ ﻣﺎﺀ ” ﻭﻣﻬﻤﺎ ﻋﺎﺩ ﺇﻟﻰ ﻓﺮﺍﺷﻪ ﻓﻠﻴﻤﺴﺢ ﻭﺟﻪ ﻓﺮﺍﺷﻪ ﺃﻭ ﻟﻴﻨﻔﻀﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﻣﺎ ﺣﺪﺙ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺪﻩ، ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺤﻠﻖ ﺃﻭ ﻳﻘﻠﻢ ﺃﻭ ﻳﺴﺘﺤﺪ ﺃﻭ ﻳﺨﺮﺝ ﺍﻟﺪﻡ ﺃﻭ ﻳﺒﻴﻦ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﺟﺰﺀﺍً ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ؛ ﺇﺫ ﺗﺮﺩ ﺇﻟﻴﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﺃﺟﺰﺍﺋﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﻴﻌﻮﺩ ﺟﻨﺒﺎً، ﻭﻳﻘﺎﻝ ﺇﻥ ﻛﻞ ﺷﻌﺮﺓ ﺗﻄﺎﻟﺒﻪ ﺑﺠﻨﺎﺑﺘﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻵﺩﺍﺏ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻌﺰﻝ، ﺑﻞ ﻻ ﻳﺴﺮﺡ ﺇﻻ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻞ ﺍﻟﺤﺮﺙ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺮﺣﻢ، ﻓﻤﺎ ﻣﻦ ﻧﺴﻤﺔ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻮﻧﻬﺎ ﺇﻻ ﻭﻫﻲ ﻛﺎﺋﻨﺔ ﻫﻜﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
فتح المعين ج ١ ص ٣١
ﻭَ ) ﺛﺎَﻧِﻴْﻬِﻤَﺎ ( ﺗَﻌْﻤِﻴْﻢُ ) ﻇَﺎﻫِﺮُ ( ﺑَﺪَﻥٍ ﺣَﺘﻰَّ ) َﺍْﻷَﻇْﻔﺎَﺭَ ﻭَﻣﺎَ ﺗَﺤْﺘَﻬﺎَ ﻭَ ( ﺍﻟﺸَّﻌْﺮَ ) ﻇَﺎﻫِﺮًﺍ ﻭَﺑﺎَﻃِﻨﺎً ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺜِﻒَ ﻭَﻣﺎَ ﻇَﻬَﺮَ ﻣِﻦْ ﻧَﺤْﻮِ ﻣَﻨْﺒَﺖِ ﺷَﻌْﺮَﺓٍ ﺯَﺍﻟَﺖْ ﻗَﺒْﻞَ ﻏَﺴْﻠِﻬﺎَ
(Hasil Bahtsul Masail Tim Kupas Tuntas Masalah Agama Tafaqquh Surakarta pada Selasa, 06 Jumadil Awal 1439H/ 23 Januari 2018 M, bertempat di Masjid Jami’ Assegaf Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id