Pertanyaan : Saya mau tanya tentang hukum sholat kalau di jamak takdim atau takhir bagi orang yang ada di perantauan, jazekumullah khairan kasiir.
Jawaban:
Tidak diperbolehkan melakukan sholat jamak ataupun qoshor yang mana orang tersebut sudah berniat menetap di suatu daerah selama 4 hari ataupun lebih.
[Ali Assegaf]
ينقطع السفر في حالتين عندهما لا يجوز القصر:
1.نية الرجوع من ماكث مستقل إلى وطنه وقد بقي أقل من مرحلتين إلى وطنه.
2.نية الإقامة في بلد أربعة أيام فأكثر غير يومي الدخول والخروج.
التقريرات السديدة ص 312
Penanya yang budiman seseorang melakukan bepergian jauh, dia mendapatkan beberapa keringanan di dalam agama seperti sholatnya boleh dijamak maupun di qoshor serta ia diperbolehkan juga untuk berbuka puasa selama bepergiannya memenuhi syarat misal bepergiannya tidak dalam rangka maksiat, apabila tujuan dia pergi untuk suatu maksiat maka dia tidak mendapatkan keringanan dalam safarnya seperti menjamak sholat maupun berbuka puasa.
Adapun keringan safar diatas itu akan selesai apabila ia sudah sampai pada batas kota asalnya atau ia berniat untuk kembali ke kotanya, atau dengan sampainya ia ditempat tujuan dengan niat menetap, atau berada ditempat tujuan selama 4 hari. Sebagaimana yang disebutkan oleh assyeikh Abdulloh bin Abdurrahman Bafadhol di dalam kitab Muqoddimah Hadromiyyah sebagai berikut:
ينتهي سفره بوصوله سور وطنه أو عمرانه إن كان غير سور وبنية الرجوع إلى وطنه وبوصول موضع نوى الإقامة فيه مطلقا أو أربعة أيام صحيحة أو لحاجة لا تنقضي إلا في المدة المذكورة وإن كان لحاجة يتوقع قضاءها كل وقت ترخص إلى ثمانية عشر يوما…
(المقدمة الحضرمية ١٣٧-١٣٨)
Perjalanan seseorang akan selesai dengan:
1. Sampainya orang tersebut di batas kota atau bangunan di kotanya apabila kota itu tidak ada batas kotanya,
2. Niat kembali ke kota asalnya (jarak niat kembali dan kota asal kurang dari 2 marhalah)
3. Sampai kota tujuan berniat untuk menetap di kota tujuan secara mutlak (tidak dibatasi waktu)
4. Atau dikota tujuan selama 4 hari 4 malam
5. Untuk satu kepentingan yang tidak akan selesai kecuali di waktu yang ditetapkan. Dan apabila kepentingan itu bisa terselesaikan disetiap waktu maka ia mendapat keringanan sampai 18 hari.
(Muqoddimah Hadromiyyah hal 137-138)
Dari keterangan diatas bisa disimpulkan apabila seseorang pergi merantau tidak boleh mengerjakan keringanan dalam safar apabila tidak memenuhi ketentuan diatas. Wallahu a’lam.
[Ali Mustofa]
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id