Pertanyaan: Ada beberapa alternatif yang akan saya gunakan,
1. Ikut arisan motor dengan sistem iuran sekian rupiah tiap bulan dalam jangka waktu 60 bulan. Jika ingin dapat jatah arisan harus mengajukan lelang dulu.
2. Hutang di bank, untuk kemudian beli motor secara cash.
3. Kredit motor melalui dealer.
Mana yang lebih aman dipakai mengingat kondisi saya saat ini sedang butuh sepeda motor.
Jawaban :
Sebenarnya ketiga cara diatas semuanya bisa dilakukan asalkan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Syari’at.
Saya kira, dari tiga hal di atas lebih mudah kita menggunakan cara yang ketiga, yaitu membeli langsung ke dealer dengan cara kredit/ membayar dengan kredit.
Dalam transaksi jual beli, selain penjualan benda Ribawi, tidak harus dilakukan dengan pembayaran kontan, akan tetapi boleh juga dilakukan dengan pembayaran kredit yang biasanya disebut dengan “Bai’ Bis Tsaman Ajil” (menjual barang dengan harga tempo). Penjualan model seperti ini hukumnya sah-sah saja .
Tetapi, karena biasanya ada 2 harga yang ditawarkan di dalam penjualan barang dengan memakai sistem kredit seperti ini, maka yang perlu diperhatikan adalah adanya pilihan harga yang jelas dari kedua belah pihak, sehingga tidak terjadi penjualan satu barang dengan dua harga yang dilarang.
Yang perlu diperhatikan dalam kredit ini antara lain :
- Harga harus ditentukan / dipipilih di awal transaksi meskipun pelunasannya dilakukan kemudian.
- Tidak boleh diterapkan sistem perhitungan bunga apabila pelunasannya mengalami keterlambatan sebagaimana yang sering berlaku.
- Pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran dibatasi sehingga terhindar dari praktek Bai` Gharar (penipuan). Wallohu A’lam.
- [Zean Areev].
روضة الطالبين ج ٣ ص ٣٩٧
ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻌﺘﻜﻪ ﺑﺄﻟﻒ ﻧﻘﺪﺍ ﺃﻭ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻧﺴﻴﺌﺔ ﻓﺨﺬﻩ ﺑﺄﻳﻬﻤﺎ ﺷﺌﺖ ﺃﻭ ﺷﺌﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﻫﻮ ﺑﺎﻃﻞ ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺘﻚ ﺑﺄﻟﻒ ﻧﻘﺪﺍ ﻭﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻧﺴﻴﺌﺔ ﺃﻭ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺘﻚ ﻧﺼﻔﻪ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﻧﺼﻔﻪ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻓﻴﺼﺢ ﺍﻟﻌﻘﺪ
حاشية ﺍﻟﺸﺮﻭﺍﻧﻲ ﺝ ٤ ص ٢٩٤
( ﻭﻗﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﺔ ) ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺀ ﺍﻩ ﻉ ﺵ ( ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺨﻼﻑ ﺑﺄﻟﻒ ﺍﻟﺦ ) ﺃﻱ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺼﺢ ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺜﻤﻦ ﺛﻼﺛﺔ ﺁﻻﻑ ﺃﻟﻒ ﺣﺎﻟﺔ ﻭﺃﻟﻔﺎﻥ ﻣﺆﺟﻠﺔ ﻟﺴﻨﺔ ﺍﻩ ﻧﻬﺎﻳﺔ ) ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺃﻟﻔﻴﻦ ﻟﻮ ﺯﺍﺩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺨﺬ ﺑﺄﻳﻬﻤﺎ ﺷﺌﺖ ﺍﻟﺦ ( ﻓﻔﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﺃﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺘﺠﻪ ﺍﻟﺒﻄﻼﻥ ﻭﺇﻥ ﺗﺮﺩﺩ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺰﺭﻛﺸﻲ ﻷﻥ ﻗﻮﻟﻪ ﻓﺨﺬ ﺍﻟﺦ ﻣﺒﻄﻞ ﻹﻳﺠﺎﺑﻪ ﻓﺒﻄﻞ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﺍﻟﻤﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻢ ﻋﻠﻰ ﺣﺞ ﺍﻫـ ( ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺄﻟﻒ ﻧﻘﺪﺍ ﻭﺃﻟﻔﻴﻦ ﺇﻟﻲ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﺦ ) ﻗﻀﻴﺘﻪ ﺑﻄﻼﻥ ﺫﻟﻚ ﻭﺇﻥ ﻗﺒﻞ ﺑﺄﺣﺪﻫﻤﺎ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﻭﻫﻮ ﺍﻷﻭﺟﻪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﻭﻓﺎﻗﺎ ﻟﻤﻘﺘﻀﻰ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﺎ ﻧﻘﻠﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺮﻓﻌﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺔ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻭﺗﺨﺼﻴﺺ ﺍﻟﺒﻄﻼﻥ ﺑﻘﺒﻮﻟﻪ ﻋﻠﻲ ﺍﻹﺑﻬﺎﻡ ﺃﻭ ﺑﻘﺒﻮﻟﻬﻤﺎ ﻣﻌﺎ .
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﻓﻲ ﺗﻔﺴﻴﺮﻩ :
ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍْ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊُ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎﻭﺍْ ؛ ﻭﻣﻌﻨﺎﻩُ : ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞُ ﺇﺫﺍ ﺣﻞَّ ﻣﺎﻟﻪُ ﺑﻌﺪ ﺍﻷﺟﻞِ ﻃﻠﺒَﻪُ ؛ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺍﻟﻤﻄﻠﻮﺏُ : ﺯﺩﻧِﻲ ﻓﻲ ﺍﻷﺟﻞ ﻭﺃﺯﻳﺪُﻙ ﻓﻲ ﻣﺎﻟِﻚَ . ﻓﻴﻔﻌﻼﻥ ﺫﻟﻚَ ؛ ﻓﺈﺫﺍ ﻗﻴﻞَ ﻟﻬﻢ : ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺭﺑَﺎ ؛ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻫُﻤﺎ ﺳﻮﺍﺀٌ ؛ ﻭﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓُ ﻓﻲ ﺁﺧﺮِ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺑﻌﺪ ﺍﻷﺟﻞِ ﻛﺎﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﻭَّﻝِ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺇﺫﺍ ﺑﻌﺖَ ﺑﺎﻟﻨﺴﻴﺌﺔِ ﺳﻮﺍﺀٌ . ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻷﻣﺮُ ﻛﻤﺎ ﺗﻮﻫَّﻤﻮﺍ ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓَ ﻓﻲ ﺍﻟﺜﻤﻦِ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺒﻴﻊِ ﻷﺟْﻞ ﺍﻹﺑﻌﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻷﺟَﻞِ ﺑﻌﺪﻣﺎ ﺻﺎﺭَ ﺍﻟﺜﻤﻦُ ﺩَﻳﻨﺎً ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻣﺔ ﻳﻜﻮﻥ ﻋِﻮَﺿﺎً ﻋﻦ ﺍﻷﺟﻞِ ؛ ﻭﺍﻻﻋﺘﻴﺎﺽُ ﻋﻦ ﺍﻷﺟﻞ ﺑﺎﻃﻞٌ ، ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓُ ﻓﻲ ﺍﻟﺜﻤﻦِ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﻌﻘﺪِ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﻘﺎﺑﻠﺔً ﻟﻠﺒﻴﻊِ ، ﻭﻳﺠﻮﺯُ ﺑﻴﻊُ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﺑﺜﻤﻦٍ ﻗﻠﻴﻞ ﻭﺛَﻤﻦ ﻛﺜﻴﺮٍ
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id
2 Comments
Ahmad
afwan ust…..sebaiknya penjelasanya disesuaikan dengan situasi yang ada dimasyarakat…sb dengan cara ke 3 itu pada prakteknyA yg terjadi tetap dengan bunga dan dapat denda kalo terlambat…tp kalo memang ada dengan cara yg ust jelaskan lebih baik dikasi tau tempatnya untuk kredit..biar dapat melaksanakan scra syar’i…afwan n maskur
Mbah Poer
utk yg no 3 kalo beli dng kredit kayaknya skrg pihak leasing yg menangani misal FIF dll