Pertanyaan : Bagaimana cara mensucikan rumah yang banyak terdapat bekas air kencing anak balita perempuan dan bagaimana hukum sholatnya?
Jawaban :
Jika kita menemukan najis di lantai, maka yang pertama kali harus kita lakukan adalah membuat najis tersebut yang semula najis ‘ainiyah (terdapat bau,warna dan rasa) menjadi najis hukmiyah, yaitu dengan jalan menghilangkan wujud, warna, bau dan rasa dari najis tersebut. Setelah menjadi najis hukmiyah, maka dengan mengalirkan air sedikit saja padanya sudah menjadi suci. Ketika membersihkan dengan cara di atas maka sholatnya hukumnya sah.
Kitab Is’adur Rafiq juz 1 hal. 83:
وَالْحُكْمِيَّةُ وَهِيَ مَالاَ يُدْرَكُ لَهَا عَيْنٌ وَلاَ وَصْفٌ كَبَوْلٍ جَفَّ لاَ رِيْحٌ لَهُ وَلاَ طَعْمٌ وَلاَ لَوْنٌ تَحْصُلُ إِزَالَتُهَا بِجِرْيِ الْمَاءِ الطَّهُوْرِ عَلَيْهَا مَرَّةً .
Najis hukmiyah yaitu najis yang tidak dapat dilihat wujud dan sifatnya seperti air kencing yang sudah kering yang tidak ada baunya, tidak ada rasanya dan tidak ada warnanya, maka menghilangkannya berhasil dengan mengalirkan air suci (tidak usah banyak) padanya sekali.
Salah satu syarat sahnya solat adalah harus sucinya tempat sholat maka ini harus terpenuhi bagi orang yang hendak melakukan sholat apabila tidak maka tidak sah solatnya.
Sedangkan hukum air kencing balita perempuan masuk dalam kategori najis mutawassitoh yang mana cara menyucikannya harus dihilangkan benda, warna, bau, dan rasanya. Maka dalam pemasalahan di sini lantai yang sudah di yakini terkena najis tersebut wajib di sucikan apabila memang dibuat tempat solat atau tempat lewat untuk melakukan sholat, dengan cara di jadikan najis hukmiyah terlebih dahulu. Tata caranya adalah :
1. Di gosok tempat-tempat yang diyakini terkena najis sampai hilang bekas najisnya ( bau, warna, rasa ), menggunakan kain atau selainnya yang kering dan suci.
2. Setelah tidak ada bekasnya maka di ratakan menggunakan air mutlaq ( suci dan menyucikan ) air tersebut harus merata mencakup batasan najis.
3. Kemudian keringkan menggunakan kain yang kering dan suci.
Maka dengan cara tersebut lantai dirumah anda akan menjadi suci, dan cara seperti ini juga berlaku untuk najis apapun selain air kencing seperti kotoran hewan dll yang masuk kategori najis mutawassitoh, dengan cara di buang dulu kotorannya agar supaya lebih mudah dalam menghilangkan bekas najisnya .
Wallohu a’lam
[A.D]
NB : apabila memang kesulitan untuk menghindari najis yang ada dilantai rumah maka sebaiknya sediakan sandal suci menuju tempat sholat yang di pakek ganti setelah menggunakan sandal dari kamar mandi.
Referensi :
– كاشفة السجا على شرح سفينة النجا ص : ٧١ مكتبة دار الكتب الإسلامية
( والمخففة بول الصبي ) دون الصبية والخنثى ( الذي لم يطعم ) بفتح أوله وثالثه أي لم يأكل ولم يسرب ( غير اللبن ) أي للتغدي.
ص : ٧٨
في المتن :
والمتوسطة : تنقسم على قسمين : عينية، وحكمية. العينية التي لون وريح وطعم، فلا بد من إزالة لونها وريحها وطعمها؛ والحكمية التي لا لون ولا ريح ولا طعم ، يكفيك جري الماء عليها.
وفي الشرح :
فالواجب في إزالة النجاسة الحت والقرص ثلاث مرات . وفي المصباح قال الأزهري :الحت ان تحك بطرف حجر أو عود ، والقرص أن تدلك بأطرف الأصابع دلكا شديدا . وتصب عليه الماء حتى تزول عينه و أثره. إنتهى
نهاية الزين ص: ٤٨ مكتبة دار الكتب الإسلامية
وحقيقة النجاسة شرعا : مستقذر يمنع من صحة الصلاة حيث لا مرخص. ومن أفراد ذالك: كل كل ماءع خرج من أحد السبيلين إلا المني، ( كروث وبول ولو من ) جن حيث تحققنا منها روثا وبولا، ومن طير ( مأكول ) أو مما لا نفس له ساءلة أو سمك وجرد.
(Hasil Bahtsul Masail Tim Kupas Tuntas Masalah Agama Tafaqquh Surakarta pada Selasa, 13 Jumadil Akhir 1439 H / 27 Februari 2018, bertempat di Masjid Jami’ Assegaf Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id