Pertanyaan: Adakah amalan-amalan sunnah para sahabat nabi di dalam bulan puasa yang bisa dicontoh oleh orang zaman sekarang?
Jawaban :
Pembaca yang budiman.. sebenarnya amalan yang di amalkan oleh sahabat nabi adalah amalan yang pernah di amalkan oleh nabi SAW, ucapan beliau SAW, persetujuan beliau SAW, dan juga ijtihad mereka dalam memahami nash dalam Al-Qur’an dan juga hadits misalnya tarowih berjamaah dll.
Yang kemudian hari dikenal dengan atsarussohabah yang juga dibuat pijakan hukum oleh imam selanjutnya dan ulama’ setelahnya. Maka dalam Islam sendiri ada empat pijakan hukum yaitu :
- Al-Qur’an
- Hadits ( perbuatan, ucapan, persetujuan Nabi SAW )
- Ijma’ shohabah dan ulama’ setelahnya.
- Qiyas .
Adapun Sunnah sunnah dalam puasa sebenarnya sangat banyak, akan tetapi ada beberapa sunnah yang sangat ditekankah oleh syariat, antara lain :
1. Mempercepat (ta’jil) buka puasa jika sudah yakin masuk waktu berbuka (yakni terbenamnya matahari). Jika ragu, maka dia harus berhati-hati dengan menunda sebentar buka puasa sampai merasa yakin dengan masuknya waktu berbuka. Rasulullah saw bersabda:
ﻟَﺎﺗَﺰَﺍﻝُ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣَﺎ ﻋَﺠَّﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﻔِﻄْﺮَ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbukanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Sahur, walaupun dengan seteguk air. Masuk waktu sahur mulai pertengahan malam. Rasulullah saw bersabda:
ﺗَﺴَﺤَّﺮُﻭْﺍ ﻭَﻟَﻮْ ﺑِﺠُﺮْﻋَﺔِ ﻣَﺎﺀٍ . ﺻﺤﻴﺢ
“Bersahurlah walaupun dengan seteguk air.” (Shahih)
ﺗَﺴَﺤَّﺮُﻭْﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺤُﻮْﺭِ ﺑَﺮَﻛَﺔً . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Bersahurlah karena sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ﻓَﺼْﻞُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺻِﻴَﺎﻣِﻜُﻢْ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺻِﻴَﺎﻡِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺃَﻛْﻠَﺔُ ﺍﻟﺴَّﺤﺮِ . ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ
“Pembeda antara puasa kalian dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Ahmad dan al-Musnad)
3. Mengakhirkan sahur di akhir malam. Disunnahkan untuk berhenti makan sebelum terbitnya fajar seukuran membaca 50 ayat (seperempat jam). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Zaid:
ﺗَﺴَﺤَّﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻡَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻗُﻠْﺖُ : ﻛَﻢْ ﻛَﺎﻥَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻷَﺫَﺍﻥِ ﻭَﺍﻟﺴَّﺤُﻮْﺭِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺪْﺭ ﺧَﻤْﺴِﻴْﻦَ ﺁﻳَﺔ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Kami sahur bersama Nabi saw kemudian beliau berdiri untuk shalat. Aku (perawi) bertanya, ‘Berapakah waktu itu jarak antara adzan dan sahur? Zaid menjawab, ‘Seukuran (membaca) 50 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Berbuka dengan ruthab (kurma muda), jika tidak ada maka dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air zamzam, jika tidak ada maka dengan air biasa, jika tidak ada maka dengan makanan manis yang masak tanpa menggunakan api (seperti madu atau kismis), jika tidak ada maka makanan manis yang masak dengan api.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw:
ﻳﻔْﻄﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴﺎ ﺣَﺴَﻮَﺍﺕٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤَﺎﺀِ . ﺻﺤﻴﺢ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ
“Berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tida ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada maka beliau berbuka dengan air.” (Shahih Abu Dawud)
5. Berdoa setelah berbuka, lafadz yang terpendek adalah: “Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa ‘ala rizqika afthartu”.
Selain teks doa di atas, terdapat riwayat lain tentang doa Rasulullah. Disebutkan bahwa Nabi saw jika berbuka, membaca doa:
ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈَّﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠَّﺖِ ﺍﻟﻌُﺮُﻭْﻕُ ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻷَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ . ﺻﺤﻴﺢ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ
“Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti pahala (puasa) insya Allah.” (Shahih Abu Dawud)
Terkait fadhilah doa saat berpuasa, Rasulullah saw bersabda:
ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﻻَ ﺗُﺮَﺩُّ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻬُﻢْ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳﻔْﻄﺮُ ﻭَﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ﺍﻟﻌَﺎﺩِﻝُ ﻭَﺩَﻋْﻮَﺓُ ﺍﻟﻤَﻈْﻠُﻮْﻡِ . ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
“Tiga orang yang doanya tidak ditolak: Orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi.” (Shahih al-Turmudzi)
6. Memberi makan untuk orang yang berbuka.
7. Jika berhadats besar, disunnahkan mandi janabah/ mandi besar sebelum terbit fajar. Aisyah meriwayatkan:
ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺪْﺭِﻛُﻪُ ﺍﻟﻔَﺠْﺮُ ﻭَﻫُﻮَ ﺟُﻨُﺐٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﺛُﻢَّ ﻳَﻐْﺘَﺴِﻞُ ﻭَﻳَﺼُﻮْﻡُ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Bahwa Nabi saw pernah memasuki waktu fajar dalam keadaan junub dari istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Mandi di malam hari setiap ba’da Maghrib di bulan Ramadhan, supaya lebih giat untuk qiyamul lail (tarawih, tadarrus, dan lain-lain).
9. Melaksanakan shalat Tarawih selama bulan Ramadhan .
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧﺎً ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑﺎً ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Barangsiapa menghidupkan (malam Ramadhan) karena iman dan mengharap (ridha Allah), maka akan diampuni baginya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Senantiasa melaksanakan shalat Witir. Shalat Witir pada bulan Ramadhan mempunyai kekhususan hukum yaitu:
a. Disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah.
b. Disunnahkan bagi imam untuk memperkeras bacaan.
c. Disunnahkan untuk membaca qunut pada separuh kedua bulan Ramadhan.
11. Memperbanyak bacaan Al-Qur’an .
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺟْﻮَﺩَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺎﻟﺨَﻴْﺮِ ﻭَﺃَﺟْﻮَﺩَ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﻠْﻘَﺎﻩُ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُ ﻭَﻳُﻌْﺮِﺽُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻘُﺮْﺁﻥَ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
“Rasulullah adalah orang yang paling baik dalam melakukan kebaikan dan paling baik dalam Ramadhan saat ditemui oleh Jibril dan ia membacakan al-Qur’an kepada Nabi.” (HR. Bukhari)
12. Memperbanyak melakukan kesunnahan-kesunnahan, seperti shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tasbih, dan sebagainya.
13. Memperbanyak amal-amal shalih, seperti shadaqah, shilaturrahmi, menghadiri majlis taklim/ pengajian, i’tikaf, umrah, menjaga hati dan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, memperbanyak doa, dan sebagainya.
14. Lebih meningkatkan semangat ibadah pada 10 hari terakhir, mengejar lailatul qadar pada malam-malam tersebut, terutama pada tanggal-tanggal ganjilnya. Diriwayatkan dari Aisyah ra:
ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻌَﺸْﺮَ ﺍﻷَﻭَﺍﺧِﺮَ ﺃَﺣْﻴَﺎ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻭَﺃَﻳْﻘَﻆَ ﺃَﻫْﻠَﻪُ ﻭَﺷَﺪَّ ﺍﻟﻤَﺌْﺰَﺭَ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Bahwa Nabi saw jika memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan istri beliau, dan meninggalkan hubungan suami istri (untuk dipergunakan ibadah). (HR. Bukhari dan Muslim)
15. Lebih memperbanyak dalam menafkahi keluarganya.
16. Meninggalkan banyak bergurau, terutama yang mengandung ejekan. Jika diejek oleh seseorang, harus segera ingat bahwa dirinya sedang berpuasa.
ﻓَﺈِﻥْ ﺍﻣُﺮُﺅٌ ﺷَﺎﺗَﻤَﻪُ ﺃَﻭْ ﻗَﺎﺗَﻠَﻪُ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﺇِﻧِّﻲ ﺻَﺎﺋِﻢٌ ﺇِﻧِّﻲ ﺻَﺎﺋِﻢٌ . ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ
“Jika seseorang menghina atau menengkarinya, maka hendaknya orang yang berpuasa itu mengatakan. ‘Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.” (HR. Muslim).
Wallohu a’lam.
( A . D )
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id
One Comment
cak yasin
sukron bib telah menularkan ilmunya lewat medsos