Pertanyaan: Bagaimana hukum mencubiti bibir ketika kita sedang mengerjakan puasa?
Jawaban :
Mencubiti bibir saat berpuasa bukanlah perkara yang membatalkan puasa, beda halnya apabila kulit bibir terkelupas atau bibir mengeluarkan darah kemudian dengan sengaja ditelan maka dapat membatalkan puasa dengan alasan memasukkan sesuatu ke dalam lubang tembus (dalam hal ini mulut).
Sedangkan perkara yang membatalkan puasa sendiri menurut kitab Fathul Qorib bab shoum ada 10 :
ﺃﺣﺪﻫﺎ ﻭﺛﺎﻧﻴﻬﺎ ( ﻣﺎ ﻭﺻﻞ ﻋﻤﺪﺍً ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻮﻑ ) ﺍﻟﻤﻨﻔﺘﺢ ( ﺃﻭ ) ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻨﻔﺘﺢ ﻛﺎﻟﻮﺻﻮﻝ ﻣﻦ ﻣﺄﻣﻮﻣﺔ ﺇﻟﻰ ( ﺍﻟﺮﺃﺱ ) ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺇﻣﺴﺎﻙ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﻋﻦ ﻭﺻﻮﻝ ﻋﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻰ ﺟﻮﻓﺎً ( ﻭ ) ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ( ﺍﻟﺤﻘﻨﺔ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺴﺒﻴﻠﻴﻦ ) ﻭﻫﻮ ﺩﻭﺍﺀ ﻳﺤﻘﻦ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ ﻓﻲ ﻗﺒﻞ ﺃﻭ ﺩﺑﺮ ﺍﻟﻤﻌﺒﺮ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺘﻦ ﺑﺎﻟﺴﺒﻴﻠﻴﻦ ( ﻭ ) ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ( ﺍﻟﻘﻲﺀ ﻋﻤﺪﺍً ) ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻌﻤﺪ ﻟﻢ ﻳﺒﻄﻞ ﺻﻮﻣﻪ ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ . ( ﻭ ) ﺍﻟﺨﺎﻣﺲ ( ﺍﻟﻮﻁﺀ ﻋﺎﻣﺪﺍً ) ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﻓﻼ ﻳﻔﻄﺮ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺑﺎﻟﺠﻤﺎﻉ ﻧﺎﺳﻴﺎً ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ ( ﻭ ) ﺍﻟﺴﺎﺩﺱ ( ﺍﻹﻧﺰﺍﻝ ) ﻭﻫﻮ ﺧﺮﻭﺝ ﺍﻟﻤﻨﻲ ( ﻋﻦ ﻣﺒﺎﺷﺮﺓ ) ﺑﻼ ﺟﻤﺎﻉ ﻣﺤﺮﻣﺎً ﻛﺎﻥ ﻛﺈﺧﺮﺍﺟﻪ ﺑﻴﺪﻩ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﺮﻡ ﻛﺈﺧﺮﺍﺟﻪ ﺑﻴﺪ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﺃﻭ ﺟﺎﺭﻳﺘﻪ ﻭﺍﺣﺘﺮﺯ ﺑﻤﺒﺎﺷﺮﺓ ﻋﻦ ﺧﺮﻭﺝ ﺍﻟﻤﻨﻲ ﺑﺎﻻﺣﺘﻼﻡ ﻓﻼ ﺇﻓﻄﺎﺭ ﺑﻪ ﺟﺰﻣﺎً ( ﻭ ) ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﺇﻟﻰ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻌﺸﺮﺓ ( ﺍﻟﺤﻴﺾ ﻭﺍﻟﻨﻔﺎﺱ ﻭﺍﻟﺠﻨﻮﻥ ﻭﺍﻟﺮﺩﺓ ) ﻓﻤﺘﻰ ﻃﺮﺃ ﺷﻲﺀ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﺃﺑﻄﻠﻪ
1. Masuknya benda kedalam tubuh dengan sengaja melalu lubang yang terbuka (mulut, hidung, dan lain-lain), atau
2. Melalui jalan yang tertutup, seperti benda yang masuk ke otak melalui kepala. Yang dikehendaki dalam hal ini adalah bahwa orang yang berpuasa mencegah sesuatu yang bisa masuk kedalam anggota tubuh.
3. Mengobati orang yang sakit melalui dua jalan (qubul dan dzubur).
4. Muntah dengan sengaja, namun apabila tidak disengaja maka puasanya tidak batal.
5. Bersetubuh dengan sengaja. Namun tidak batal apabila lupa (kalau sedang puasa).
6. Keluar mani karena bertemunya dua kulit (antara laki-laki dan perempuan) walaupun tanpa berjima’. Diharamkan apabila mengeluarkannya dengan tangan, namun tidak diharamkan seumpama dikeluarkan dengan tangan istrinya atau budaknya (tapi tetap batal). Pengarang kitab (mushannif) telah memisahkan apabila keluar mani disebabkan karena mimpi maka itu tidaklah batal.
7. Haid,
8. Nifas,
9. Majnun (gila),
10 Murtad.
Maka, apabila salah satu dari yang disebutkan itu terjadi, batallah puasa seseorang.
Wallohu a’lam
[Ustadz Ahmad Dhorif. Ustadz Tim Tafaqquh Ponpes Riyadhul Jannah]
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id