Kisah Hikmah antara Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus dengan Syeh Bamisbah. yang terjadi di Tarim, Hadra Maut.
Dahulu ada yang namanya Al Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus. Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus ini adalah orang yang sangat lomo, karim, dermawan. “Ada orang datang terlente, pake dasi, naik mobil mersi Istilahnya, datang dengan pakaian yang mewah tapi dia minta”. Saya minta ya Habib sedikit buat makan, langsung di kasih sama Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus dan tidak pake Tanya; kamukan orang kaya datang dengan kendaraan mu yang mewah, tidak make ditanya seperti itu, “pokoknya ada yang datang minta maka di kasih, itulah Al Habib Syeh Abdullah Al Aidrus”. Lalu di nasehati oleh Habib Syeh tidak semestinya demikian, orang muslim itu harus ada di atas. “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”.
Lalu beliau sampai membuat satu hikmah; “Kamu memberikan orang makanan itu cukup mengenyangkan dia hari itu atau saat itu saja, tapi kalau engkau memperkerjakan dia engkau akan memberikan dia kekenyangan sampai sepanjang masa. Artinya; akan bahagia bukan hanya saat itu, tapi sepanjang masa dia akan bahagia, tentunya dia akan mati dan akan meninggalkan anaknya warisan tidak meninggalkan anaknya dalam keadaan fuqoro’ dan masakin.”
Suatu kali waktu Al Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus berkata kepada orang Tarim, Wahai ikhwan saya ingin bertanya: “Adakah di tarim ini orang yang lebih dermawan dari pada saya? Kata murid-muridnya; setahu kami tidak ada, orang yang paling dermawan dikota tarim ini adalah engkau. “Tidak, pasti ada. diatasnya orang yang pandai itu pasti ada yang lebih pandai, diatasnya orang yang dermawan pasti ada yang lebih dermawan,” coba sebutkan.! “Tidak ada” kata muridnya, diteliti lagi ada satu muridnya berkata; ada ya Habib namanya Syeh Bamisbah. Syeh Bamisbah ini orang paling lomo(dermawan), padahal dia orang yang tidak punya, orang miskin, orang yang hidupnya pas-pas san tapi tangannya nyah-nyoh, karim, dermawan. Lalu ditanya oleh Habib Syeh dimana rumahnya? Di Damun pinggiran kota tarim.
Kesanalah Al Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus dengan mengunakan cadar ditutup separoh dari muka nya. Ditunggu malam hari sampai kira-kira Syeh Bamisbah mulai istirahat sama istrinya. Orang Hadra maut rumahnya kan di atas, dibawah untuk kandang kambing sama rumput jerami. Habib Syeh nunggu sampai tengah malam baru dipanggil. Bamisbah…Inni hajah ma’ak, Bamisbah saya punya butuh sama kamu, turun kamu..! Turunlah Bamisbah dari loteng rumahnya yang tinggi, sampai di depan buka pintu rumahnya, ada apa Tuan..? Masya Allah, ini hadiah besar buat saya apa yang bisa saya bantu….?
Habib Syeh: “Begini Bamisbah, saya ini orang miskin saya tidak punya makanan tolong berikan sedikit makanan, “kalo ada karung beras atau gandum itu saya mau tidak apa-apa”.
Bamisbah: “Ada Tuan, semua tersedia komplit, mau minta apa? Yang bentuk apa gandumnya, yang A atau yang B atau yang C kebetulan saya ini petani gandum”
Habib Syeh: Ya sudah yang adanya apa? “maka dipilihkan yang bagus oleh bamisbah”,
Bamisbah: Ini Tuan gandumnya.
Habib Syeh: Terima kasih banyak ya Bamisbah, ya sudah naik lagi sana, saya minta ma’af kalo ganggu malam-malam gini.
Bamisbah : “Tidak apa-apa Tuan” anda butuh apa bilang sama Bamisbah, Bamisbah Qodimkum/ Bamisbah pelayanmu.
“Kira-kira dilihat sama Habib Syeh Al Aidrus sampai dia meletakkan kepalanya di bantal, lalu di panggil lagi.”
Habib Syeh : Bamisbah…. turun Bamisbah. “Turun lagi Bamisbah sampai di bukanya itu pintu”.
Bamisbah : Ada apa Tuan? Masya Allah bahagianya hati saya ini Masya Allah, ini ied min a’dhomi a’yat, ini ied yang sangat besar buat saya, ada apa Tuan?
Habib Syeh : Inikan gandum masaknya make apa, harus ada minyanya, mana minyaknya?
Bamisbah : “Ada Tuan, cuma ala kadarnya ini minyak buat istri saya dan anak-anak saya insya Allah minyak ini bermanfaat, ini yang biasa yang kita pakai.
Habib Syeh : Ya sudah Bamisbah sekarang tidur saja, sana istirahat.
“Ditunggu lagi sampai Bamisbah meletakkan kepalanya diatas bantal kemudian di panggil lagi”,
Habib Syeh : Bamisbah…turun Bamisbah, “turun lagi Bamisbah”,
Bamisbah: Ada apa Tuan… masya Allah, “ini luar biasa hadiah kabiro, ini hadiah besar buat saya ini, Masya Allah”, butuh hajat apa lagi?
Habib Syeh : “Saya minta ma’af Bamisbah saya merepoti”.
Bamisbah : “Tidak saya tersenyum ini tertawa bahagia ini, ini satu hadiah yang sangat luar biasa”, minta apa?
Habib Syeh: Saya ini ada gandum, ada minyak. kompornya mana?
Bamisbah : Oh iya kompornya, sekalian minyak tanahnya, baik.. baik,
“diambil kan kompor, diambilkan minyak tanahnya oleh bamisbah” ,
Bamisbah: Ini Tuan yang biasa saya pakai tiap hari untuk menanak nasi, untuk menggoreng ya ini, tidak ada yang lain, ini pakai saja Tuan tidak apa-apa buat Tuan nanti saya bisa beli lagi.
Habib Syeh : Ya sudah terima kasih Bamisbah “saya minta ma’af lho Bamisbah ini malam-malam saya ganggu”
Bamisbah : Tidak apa-apa Tuan, Bamisbah qodimkum ( pelayanmu).
“Lalu naik lagi Bamisbah , kira-kira ditunggu sampai sampai meletakkan kepalanya di panggil lagi”,
Habib Syeh : Bamisbah….turun Bamisbah, turun..turun..
“Turunlah kembali Bamisbah sampai dibawah”.
Habib Syeh : Bamisbah ini ada semua, segala macam makanan, minyaknya, kompornya, minyak tanahnya semua komplit, lha saya bawa pakai apa, sedangkan saya ini jalannya jauh desa saya dari sini kira-kira sepuluh kilo atau lebih, ini harus pakai gerobak Bamisbah, punya gerobak atau tidak?
Bamisbah : “Punya Tuan”
Habib Syeh : Tolong ambilkan gerobah angkatkan ini ke gerobak,
“maka diangkatkan sampai digerobak”.
Habib Syeh : Tuntunkan ini gerobak sampai ke rumah saya, saya mau menemani Bamisbah untuk kerumah saya, saya tunjukkan jalan ke rumah saya.
“Sampai ditengah jalan lupa ini, Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus ini lupa, aduh saya lupa jalan kerumah saya karna malam, gelap ini Bamisbah.
Bamisbah : Lalu babaimana Tuan?
Habib Syeh : Ya harus kembali lagi kerumahmu baru saya ingat lagi jalan untuk kerumah saya,
Bamisbah : ya sudah kalo begitu ayo kembali lagi.. “Masya Allah luar biasa ini, Allah ta’ala kirim ini cucu Rosulluah buat saya , Ya Allah…. Ya Allah… ini luar biasa”.
“Samapai disitu Habib Syeh bin Abdullah Al Aidrus membuka cadarnya, dan berkata : Bamisbah engkau adalah orang istimewa di mata Allah SWT lebih dari pada saya”.
“Orang seperti ini adalah yang luar biasa. Syukurnya sama Allah luar biasa, meskipun tidak punya tetap dia shodaqoh, meskipun tidak ada tetap dia perhatikan orang dikanan kirinya, tidak merasa dirinya lebih dari yang lain”.
[Dikisahkan Oleh, Sayidil Habib Alwi Bin Ali Alhabsyi. Pengasuh Ponpes Riyadhul Jannah]
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id