Nasehat Imam Al-Haddad
03. Cara Agar Mati Membawa Iman dan Islam
Nikmat Allah swt terbesar yang dianugerahkan kepada hambanya adalah Nikmat Islam dan Iman yang bisa dibawa mati, sebab dengan adanya Iman dan Islam seseorang akan mendapat kebahagiaan yang abadi, dan dengan tanpa Islam dan Iman seseorang akan mendapatkan siksa yang abadi. Di dalam Al Qur’an sendiri [Ali Imran: 102] Allah swt memerintahkan agar setiap orang yang beriman dan beragama Islam agar senantiasa menjaga keimanannya hingga datangnya kematian, sehingga ia mati dalam membawa Iman dan Islam.
ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Dan jangan sampai kalian meninggal dunia terkecuali kalian dalam keadaan Muslim.
Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad berkata :
وهو دين الله الذي أخبر في كتابه أنه الدين عنده، وأنه لا يقبل من أحد سواه
Islam adalah agama yang telah Allah swt kabarkan di dalam kitabnya, dan sesungguhnya Islam adalah agama yang berada disisi-Nya, dan seseungguhnya Ia (Allah) tidak akan menerima agama selain Islam.
Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad juga berkata :
وليس يقدر الإنسان على أن يميت نفسه على الإسلام، ولكن قد جعل الله له سبيلا إلى ذلك
Tidaklah mampu seorang manusia untuk mematikan dirinya dalam keadaan Islam, akan tetapi Allah swt telah membuat sebuah jalan atas hal itu.
Setiap orang tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai orang yang mati dalam kedaan membawa Iman dan Islam, sebab kematian dalam keadaan Islam adalah murni anugerah Allah swt yang diberikan kepada siapa saja yang dipilihnya. Hanya saja, dalam masalah ini Allah swt telah menggariskan beberap jalan yang apabila jalan ini di lalui maka Insya Allah orang yang melaluinya akan mati dalam keadaan membawa Iman dan Islam.
Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad menyebutkan jalan- jalan tersebut, diantaranya :
- Memilih/ mengusahakan mati dalam keadaan Islam.
- Menanamkan rasa cinta mati dalam keadaan Islam.
- Selalu berharap mati dalam keadaan Islam.
- Menekatkan dalam hati (Azm) mati dalam keadaan Islam.
- Menanamkan rasa benci mati membawa agama selain Islam.
- Selalu berdoa agar dimatikan dalam keadaan membawa Islam.
- Menjaga dan menguatkannya dengan mengerjakanh ketaatan dan perintah agama.
- Memperbanyak bersyukur atas anugerah Nikmat Iman dan Islam.
- Selalu hawatir dan tidak merasa aman atas keimanan dan keislamannya.
(Nashoih Ad Diniyyah, hlm 32- 33)
Oleh: Ustadz Zaenal Arifin bin M. Mukrim, Staf Pengajar di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id