Pertanyaan: Ustadz, Apa benar ada ketentuan/undang-undang syariat Islam tentang menemukan barang di jalan seperti dompet, uang, dan lain-lain ?
Jawaban:
Benar, apabila seseorang menemukan uang atau dompet di jalan maka hukumnya ada tiga:
1. Boleh mengambilnya, bagi siapa saja yang penting dia mengetahui tentang barang yang berharga mana dan yang tidak berharga mana.
2. Sunnah mengambilnya, bagi orang yang yakin akan amanahnya. (yakin dirinya orang yang amanah)
3. Makruh mengambilnya, bagi orang yang ragu-ragu atas khianatnya atau bagi orang yang fasik.
Lalu hukum-hukum yang terkait setelah mengambilnya ada dua yaitu:
1. Apabila niat mengambil karena untuk dijaga maka tidak ada kewajiban baginya kecuali menjaganya hingga datang pemiliknya, apabila pemiliknya tidak juga datang maka boleh di serahkan ke hakim setempat guna untuk keperluan umum.
2. Apabila niat mengambil untuk dimiliki maka kewajiban baginya adalah mengumumkan selama satu tahun di depan masjid atau di pasar atau tempat dia menemukan barang tersebut. Adapun tata caranya yaitu pertama kali di umumkan sehari sekali kemudian seminggu sekali kemudian satu bulan sekali sekiranya pengumuman kemarin tidak dilupakan oleh orang yang mendengarnya. Akan tetapi kalau barang yang ditemukan hanya barang yang remeh, maka cukup diumumkan sehari atau dua hari atau lebih sekiranya si pemilik barang sudah tidak menghiraukan.
Referensi:
(عمدة السالك وعدة الناسك ص ١٧٩)
إذا وَجَدَ الحُرُّ الرشيدُ لُقطةً جازَ التقاطُها، فإنْ وثقَ بأمانةِ نفسهِ نُدبَ، وإنْ خافَ الخيانةَ كُرهَ.
ثمَّّ يُندبُ أنْ يعرِفَ جنسها وصفتها وقدْرَها ووعاءها ووِكاءَها وهوَ الخيطُ الذي رُبطَتْ بهِ، وأنْ يُشهِدَ عليها.
فإن التقطَ للحفظِ لمْ يلزمْهُ تعريفُها، وتكونُ عندهُ أمانةً لا يتصرَّفُ فيها أبداً إلى أنْ يجدَ صاحبَها فيدفعَها إليهِ، وإنْ دفعَها إلى الحاكمِ لزِمهُ القَبولُ، نعمْ لُقَطةُ الحَرَمِ مع كونها للحِفظِ يجبُ تعريفُها.
وإن التقطَ للتملكِ وجبَ أنْ يعرِّفها سنةً على أبوابِ المساجدِ والأسواقِ والمواضعِ التي وجدها فيها على العادةِ، ففي أولِ الأمرِ يُعرِّفُ طرَفي النهارِ، ثمَّ في كلِّ يومٍ مرةً، ثمَّ في كلِّ أسبوعٍ، ثمَّ في كلِّ شهرٍ مرةً بحيثُ لا يُنسى التعريفُ الأولُ ويُعْلَمُ أنَّ هذا تكرارٌ لهُ، فيذكرَ بعضَ أوصافها ولا يستوعِبه.
وإنْ كانت اللقَطةُ يسيرةً وهيَ مما لا يُتأَسَّفُ عليهِ ويُعرَضُ عنهُ غالباً إذا فُقِدَ لمْ يجبْ تعريفها سنةً بلْ زمناً يُظَنُّ أنَّ فاقدها أعرضَ عنها.
Oleh: Ustadz Muhammad Ridho, Santri Takhosus Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id