Habib Salim bin Abdullah As Syatiri
- NASAB BELIAU
Habib Salim bin Habib Abdullah bin Umar bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Ali bin Husin bin Muhammad bin Ahmad bin Umar bin Alwi Asy-Syathiry bin Al-Fagih Ali bin Al-Qodhi Ahmad bin Muhammad Asaadulloh bin Hasan At-Turobi bin Ali bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein, bin Fatimah Zahra binti Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.
- KELAHIRAN BELIAU
Habib Salim bin Abdullah As Syatiri lahir di Kota Tarim, pada tahun 1357 H, atau sekitar tahun 80-an. Beliau lahir dari seorang ayahanda yang alim, al-Habib Abdullah bin Umar. Nama asli beliau adalah “Umar” namun karena sakit-sakitan, kemudian al-Habib Abdullah bin Umar berziarah ke Makam Al Imam Abdullah Bin Alawy Al-Haddad. Di sana beliau tertidur dan bermimpi bertemu Imam Alhaddad yang menyuruhnya untuk mengubah namanya menjadi “Salim” agar selamat dari segala musibah. Itu terbukti karena kelak Habib Salim memang seringkali selamat dari percobaan pembunuhan dan penculikan yang menimpanya.
- PENDIDIKAN BELIAU
Beliau mengawali pendidikannya dari sang ayah, yakni Habib Abdullah bin Umar Assyatiri. Selanjutnya ke beberapa ulama besar lainnya, antara lain Habib Alwi Bin Shihab, Habib Muhammad Bin Hafidz (ayah Habib Umar), Habib Ahmad Bin Jakfar Alyadrus.
Habib Salim dikenal sangat cinta terhadap ilmu, hal ini terbukti pada tahun 1376 H. beliau pergi ke Mekkah dan menuntut ilmu dari para ulama disana, antara lain ialah Sayyid Alwi Bin Abbas Al-maliki (ayah Abuya Assayid Muhammad), Syaikh Hasan Massyath, Syaikh Hasan Said Yamani, Syaikh Zaini Boyan Al-Jawi, Syaikh Abdullah Dardum Al-Jawi, Syaikh Yasin Al-Fadani.
- DAKWAH BELIAU
Pada tahun 1381 H. beliau kembali dari tanah harom lalu mulai mengajar dan berdakwah di kota Aden sampai tahun 1396 H. Di Aden inilah beliau berjuang menghadapi “Al hizb Alisytiraki” partai komunis Yaman yang berkuasa dikala itu. Karena masih saja menyuarakan kebenaran, berkali-kali beliau mengalami percobaan pembunuhan, Beliau bahkan pernah sengaja ditabrak mobil hingga tulang-tulang kakinya patah. Beliau juga pernah dipenjara selama 9 bulan lebih, di waktu itu beliau berpindah-pindah dari penjara Seiwun, Mukalla dan terakhir di Aden. Semua itu beliau tulis dalam bukunya “kisah rencana pembunuhan dan penangkapanku”.
- KEMBALI KE TARIM
Pada tahun 1990. Habib Salim kembali ke kampung halamannya lantas mengasuh Ribath Tarim yang sempat ditutup pada masa kekuasaan komunis di Yaman. Ketika beliau memimpin Ribath Tarim, mulailah para pelajar datang untuk menjadi muridnya dari segala penjuru dunia. Mereka yang tercatat pernah menimba ilmu dari habib Salim antara lain: Abuya Assayid Muhammad Al-Maliki, Habib Umar Bin Hafidz, Habib Husain Alhaddar, Sayyid Abu Bakr Bilfagih, Syaikh Muhammad Al-Khotib. Dalam sehari, tidak kurang dari 12 mata pelajaran yang dipelajari oleh beliau, diantaranya Nahwu, Tafsir, Figih, Tauhid dan lain-lain. Seusai belajar, beliau pergi ke Multazam dan berdoa disana, “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar ilmuku dapat bermanfaat bagi seluruh penjuru dunia dari timur hingga ke barat”. Dan Allah akhirnya mengabulkan doa beliau.
- RAJANYA ILMU
Gelar tersebut berawal dari sebuah kisah, bahwa ayah Habib Salim, Habib Abdullah Bin Umar Assyatiri pernah berkata(ketika itu Habib Salim masih Anak-anak) :
“ابني سالم سيطول الله عمره و يكون سلطانا في العلم “
“Anakku Salim, Allah akan memanjangkan umurnya dan ia akan menjadi Sultan dalam urusan ilmu”
Sang ayah, Habib Abdullah bin Umar Assyatiri juga pernah berkata :
اولادي كلهم اولياء مباركون و ان ابني سالم سيفوق عليهم في الظاهر
و الباطن و يطول الله عمره و يكون سلطانا و يابخت من حضر وقت
“Semua anakku adalah wali-wali yang diberkahi, tapi anakku Salim akan mengungguli yang lain baik dalam hal dhohir ataupun batin, Allah akan panjangkan umurnya dan ia akan menjadi seorang “Sultan”(ilmu), beruntunglah orang yang sezaman dengannya”
Sepulangnya dari Mekkah, Sang ibu sempat menegurnya karena ia hanya sibuk dengan ilmu tapi tak memiliki pekerjaan. Suatu malam ibunya bermimpi bertemu Sayyidina Ali Bin Abi Tholib yang berkata padanya:
“Kenapa engkau tak setuju ia sibuk dengan ilmu ? Bukankah ayahnya telah mengatakan ia akan menjadi Sultan-nya ilmu ?”
Ketika mondok di Sayyid Alwi Almaliki, kala itu Habib Salim membaca Syarah Aljauharull Maknun dihadapan gurunya. Sayyid Alwi lantas berkata kepada Habib Salim
“ستكون شيخ الاسلام في بلادك “
“Engkau akan menjadi “Syaikhul Islam” di negaramu”
- WAFAT
Sebelumnya sempat terdengar kabar bahwa beliau sedang sakit, dan pada Sabtu, 17 Februari 2018, Habib Salim bin Abdullah Assyatiri Wafat dalam usia 80 tahun. Beliau dimakamkan di Pemakaman Ma’la, Mekkah, Saudi Arabia.
- REFERENSI:
• https://www.galerikitabkuning.com/2021/01/biografi-habib-salim-bin-abdullah-assyatiri.html
• https://santri.laduni.id/post/read/1036/biografi-habib-salim-bin-abdullah-as-syatiri
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id