Hadits ke-6
Tentang Bakti Kepada Kedua Orang Tua dan Perintah Menjaga Kehormatan Diri
الحمد لله الذي علم بالقلم علم الإنسان ما لم يعلم الحمد لله الذي خلق الإنسان علمه البيان والصلاة والسلام على الذي لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى أما بعد.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: بِرُّوْا آبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاؤُكُمْ وَ عِفُّوْا تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ. (رواه الطبرانى)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, “Berbaktilah kepada ibu-bapakmu maka anak-anakmu akan berbakti kepadamu. Jagalah kehormatan dirimu maka istri-istrimu pun akan menjaga kehormatan dirinya”. [HR. Thabrani]
Maknanya:
Berbaktilah kalian kepada ibu bapakmu, apabila kalian melakukan hal demikian maka anak-anak kalian (baik anak laki-laki maupun anak perempuan kalian) akan berbakti kepada kalian sebagaimana apa yang anda lakukan maka kelak anda akan mendapat balasannya.
Imam Wahab bin Munabbih Radhiyallahu Anhu berkata, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mewahyukan kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam:
وقّر والديك، فإن من وقّر والديه مددت له في عمره ووهبت له ولدا يبره، ومن عقهما قصرت عمره ووهبت له ولدا يعقه
Muliakanlah kedua orang tuamu, Sesungguhnya barangsiapa yang memuliakan kedua orang tuanya maka Aku (Allah) akan memanjangkan umurnya dan Aku karuniakan baginya seorang anak yang akan berbakti kepadanya. Barangsiapa durhaka kepada kedua orang tuanya maka Aku akan pendekkan umurnya dan Aku karuniakan baginya seorang anak yang akan durhaka kepadanya.
- KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Pernah dikisahkan bahwasanya Nabi Musa ‘Alaihissalam pernah meminta wasiat kepada Allah, “Ya Allah, berikan wasiat kepadaku.” Allah menjawab, “Aku wasiatkan supaya engkau berbakti kepada ibumu.” Beliau bertanya lagi, “Ya Allah, Berilah wasiat kepadaku.” Allah menjawab, “Aku Wasiatkan supaya engkau berbakti kepada ibumu.” Pertanyaan ini di ulang oleh nabi Musa sampai kali yang sembilan Allah mengatakan, “Aku wasiatkan supaya engkau berbakti kepada bapakmu. Wahai Musa, barangsiapa berbakti kepada kedua orangtuanya maka Aku akan menjadi pelindungnya di dunia, penghibur dalam kuburnya, penyanyang di hari pengumpulan di Mahsyar, Penuntut saat meniti jembatan Shirothol Mustaqim, teman bicara saat dalam surga, ia akan berbincang-bincang dengan-Ku tanpa lewat perantara.”
- Berbakti kepada kedua orang tua akan membawa berkah.
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَ يُزَادَ فِى رِزْقِهِ فَلْيَبِرَّ وَالِدَيْهِ وَ لْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa senang dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung shilaturrahmi”. [HR. Ahmad]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ طُوْبَى لَهُ زَادَ اللهُ فِى عُمْرِهِ. (رواه ابو يعلى و الطبرانى و الاصبهانى و الحاكم)
Dari Sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya maka sangat beruntunglah baginya, (karena) Allah akan menambah umurnya”. [HR. Abu Ya’la, Ath-Thabrani, Al-Ashbihani dan Al-Hakim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ. قِيْلَ: مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ اْلكِبَرِ اَحَدَهُمَا اَوْ كِلَيْهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ اْلجَنَّةَ. (رواه مسلم)
Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, Beliau bersabda, “Sungguh amat kasihan, sungguh amat kasihan dan sungguh amat kasihan”. Kemudian Beliau ditanya, “Siapa, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Orang yang mendapati kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau kedua-duanya, tetapi ia tidak masuk surga”. [HR. Muslim]
- Berlaku lembut terhadap kedua orang tua adalah termasuk berbakti.
Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala:
وَ قَضى رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوآ اِلاَّ اِيَّاهُ وَ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا، اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَّهُمَآ اُفّ وَّ لاَ تَنْهَرْ هُمَا وَ قُلْ لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا. وَ اخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَّبّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا. (الاسراء:23-24)
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. [Al-Israa’ : 23-24]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: اَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَ مَعَهُ شَيْخٌ فَقَالَ: مَنْ هذَا الَّذِيْ مَعَكَ؟ قَالَ: اَبِى، قَالَ: لاَ تَمْشِ اَمَامَهُ وَ لاَ تَقْعُدْ قَبْلَهُ وَ لاَ تَدْعُهُ بِاِسْمِهِ وَ لاَ تَسْتَسِبَّ لَهُ. (رواه الطبرانى)
Dari Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata : Seorang laki-laki datang menghadap Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersama seorang yang telah tua. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bertanya, “Siapakah orang yang bersama kamu ini ?”. Orang itu menjawab, “Itu ayah saya”. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Kamu jangan berjalan mendahului di depannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan memanggil dengan namanya dan jangan sekali-kali mencacinya”. [HR. Thabrani]
- Kamu dan hartamu milik ayahmu.
Kita tidak boleh bakhil terhadap kedua orang tua kita, karena harta dan diri kita ini adalah termasuk hasil jerih payah orang tua kita, sebagaimana riwayat di bawah ini :
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّ لِى مَالاً وَ وَلَدًا وَ اِنَّ اَبِى يُرِيْدُ اَنْ يَحْتَاجَ مَالِى؟ قَالَ: اَنْتَ وَ مَالُكَ ِلاَبِيْكَ. (رواه ابن ماجه)
Dari Sahabat Jabir Radhiyallahu Anhu, bahwasanya seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai harta dan anak, sedang ayahku hendak memerlukan hartaku. Bagaimanakah sikapku ?”. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Kamu dan hartamu itu milik ayahmu”. [HR. Ibnu Majah]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنها قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ يَسْتَعْدِى عَلَى وَالِدِهِ فَقَالَ: اِنَّهُ يَأْخُذُ مَالِى؟ فَقَالَ صلى الله عليه وسلم : اَنْتَ وَ مَالُكَ مِنْ كَسْبِ اَبِيْكَ. (رواه البزار و الطبرانى)
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata : Seorang laki-laki yang memusuhi ayahnya datang kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku telah mengambil hartaku (yang demikian itu bagaimana ya Rasulullah ?”. Maka beliau Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Kamu dan hartamu adalah termasuk hasil usaha ayahmu”. [HR. Al-Bazzar dan Thabrani]
عَنْ اَبِى بُرْدَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَفْضَلُ كَسْبِ الرَّجُلِ وَلَدُهُ وَ كُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ. (رواه الطبراني)
Dari Abu Burdah Radhiyallahu Anhu ia berkata : Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Hasil karya seorang laki-laki yang paling utama adalah anaknya, dan setiap jual beli yang baik”. [HR. Thabrani]
- Doa orang tua itu mustajab.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ اْلمُسَافِرِ وَ دَعْوَةُ اْلوَالِدَيْنِ عَلَى اْلوَلَدِ. (رواه احمد و البخارى فى الادب المفرد و ابو داود والترمذى)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi: 1. doanya orang yang teraniaya, 2. doanya orang musafir dan 3. doanya ayah ibu untuk anaknya”. [HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi]
عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَرْبَعَةٌ دَعْوَتُهُمْ مُسْتَجَابَةٌ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ وَ الرَّجُلُ يَدْعُوْ ِلاَخِيْهِ بِظَهْرِ اْلغَيْبِ وَ دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ وَ رَجُلٌ يَدْعُوْ لِوَلَدِهِ. (رواه ابو نعيم)
Dari Tsauban Radhiyallahu Anhu ia berkata : Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Ada empat doa yang dikabulkan: 1. doanya imam yang adil, 2. Seseorang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, 3. doanya orang teraniaya dan 4. bapak yang mendoakan anaknya”. [HR. Abu Nu’aim]
Jagalah kehormatan kalian maksudnya adalah janganlah kalian berbuat zina dengan perempuan milik orang lain maka istri kalian juga akan menjaga kehormatan dirinya (Tidak akan berzina dengan orang lain)
Poin-poin penting yang bisa diambil dari hadits ini adalah:
- Kewajiban taat kepada kedua orang tua dan berbakti kepada keduanya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Adapun berupa ucapan dimisalkan dengan bertutur kata yang baik, wajah berseri-seri dan cinta kepada keduanya. Adapun perbuatan dimisalkan dengan berbudi pekerti yang baik, lemah-lembut. Maka apabila kita melakukan hal yang demikian maka kita telah melaksanakan perintah agama yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua.
- Perintah dan anjuran supaya kita menjaga kehormatan, kemulian serta menjaga pandangan dari memandang perempuan milik orang lain karena sangat diharamkan sehingga istri-istri kita akan terjaga kehormatannya.
- Sesungguhnya balasan Allah sesuai dengan apa yang kita lakukan.
- Bahwasanya dunia bisa jadi tempat pembalasan amal dan sebagian perbuatan maksiat ada yang balasannya disegerakan di dunia sebelum di akhirat.
Dinukil dari kitab Tuhfah an-nadhirin dan Kitab Misbahudh dholam.
Ditulis oleh: Ustadz Ali Musthofa (staf Pengajar Pondok pesantren Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id