Hadits ke-10
Keutamaan Pedagang Jujur
الحمد لله الذي علم بالقلم علم الإنسان ما لم يعلم الحمد لله الذي خلق الإنسان علمه البيان والصلاة والسلام على الذي لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى أما بعد.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: التاجر الأمين الصدوق المسلم، مع الشهداء يوم القيامة”. (رواه الحاكم)
Artinya: “Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: pedagang yang amanah jujur muslim kelak bersama para syuhada (yaitu orang-orang yang meninggal dalam peperangan melawan orang-orang kafir untuk mengagungkan agama Allah) di hari kiamat.” (HR. imam Hakim)
Makna hadits di atas:
Seorang pedagang yang jujur (memberikan manfaat kepada dirinya maupun orang lain) dalam jual belinya maka pedagang yang demikian telah menggabungkan antara kejujuran dan persaksian dalam kebenaran, saling memberikan nasehat terhadap sesama serta ia telah melaksanakan perintah yang ditujukan kepadanya dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Maka pedagang yang memiliki kriteria seperti ini akan di kumpulkan bersama Syuhada dan orang-orang yang bersama para syuhada kelak di hari Kiamat. Ini adalah balasan atas kejujurannya dalam bermu’amalah.
- Keutamaan dan anjuran untuk bekerja.
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat an-Naba’ ayat 11:
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
Artinya: “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS. an-Naba’ 11)
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 198:
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ
Artinya: “Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu.” (QS. Al-Baqarah 198)
Dalam surat Al jum’ah ayat 10 Allah juga berfirman:
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. (QS. Al Jumuah ayat 10)
2.Dalam hadits juga disebutkan tentang keutamaan dan anjuran untuk bekerja.
a) dalam kitab al-mu’jam al-ausad imam Thobaroniy berkata Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مِنَ الذُّنُوْبِ ذُنُوْبًا لاَ يُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَ لاَ الصِّيَامُ وَ لاَ الْحَجُّ وَ لاَ اْلعُمْرَةُ . قَالَ : فَمَا يُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : اَلْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ ” .
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, puasa, haji atau umroh.” Para sahabat bertanya: “Amal perbuatan apa yang dapat menghapusnya Ya Rasulullah.” Rasulullah menjawab: “(namun hanya dapat ditebus dengan) kesusah-payahan dalam mencari nafkah.”
(Diriwayatkan oleh Ath-Thobroni di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath I/38 no.102)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, puasa, haji atau umroh.” Para sahabat bertanya: “Amal perbuatan apa yang dapat menghapusnya Ya Rasulullah.” Rasulullah menjawab: ” (namun hanya dapat ditebus dengan) kesusah-payahan dalam mencari nafkah.”
b) Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“اَلتَّاجِرُ الصَّدُوْقُ يُـحْشَرُ يَوْمَ القِيَامَةِ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ” رواه الترمذيّ وصحّحه
“Seorang pedagang yang jujur akan dikumpulkan di hari kiamat bersama para nabi, para wali dengan derajat tinggi dan orang-orang yang mati syahid” H.R. at-Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits shahih”.
Keutamaan ini diperolehnya tidak lain karena ia menghadapi kesulitan ketika melawan nafsu dan memaksanya untuk menjalankan berbagai macam transaksi sesuai jalur syar’i dan jika tidak maka tidaklah samar ancaman Allâh terhadap orang yang melampaui batas”.
Penjelasan:
- 👉Pedagang yang jujur yaitu pedagang yang mengindahkan hukum Allah dalam perdagangannya, sehingga ia menjauhi perbuatan khianat, menipu, mengelabui dan semacamnya yang diharamkan oleh Allah.
- 👉Pedagang yang jujur diangkat derajatnya oleh Allah ta’ala dan diberi kemuliaan yang berupa dikumpulkan di hari kiamat bersama para nabi, para wali yang berpangkat ash shiddiq, yaitu derajat sangat tinggi dan orang-orang yang mati syahid.
- 👉Kemuliaan ini tidaklah didapatkan oleh semua orang, tetapi hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang taat kepada-Nya seperti pedagang yang jujur.
- 👉Ancaman Allah bagi orang yang melampaui batasan-batasan agama dengan Tidak menjalankan sesuai aturan syara’ dalam jual beli-nya adalah siksa yang pedih.
Dikisahkan disuatu hari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sedang duduk bersama para sahabat kemudian para sahabat melihat seorang pemuda gagah, kuat dan berotot hendak pergi bekerja. Kemudian para sahabat berkata, “Alangkah beruntungnya pemuda ini apabila ia gunakan masa mudanya dan kekuatannya untuk berjuang di jalan Allah.” Rasulullah menjawab, “Janganlah kalian berkata demikian, apabila pemuda itu bekerja untuk mencukupi kebutuhan dirinya sehingga tidak sampai minta-minta maka ia telah berjuang di jalan Allah! Apabila pemuda itu bekerja untuk kedua orangtuanya atau keluarganya lemah sehingga terpenuhilah kebutuhan kedua orang tuanya serta keluarganya yang lemah maka ia termasuk berjuang di jalan Allah! Dan apabila pemuda itu bekerja untuk membanggakan diri dan menimbun harta, maka ia berada di jalan Syeithon.”
Diriwayatkan pula bahwa Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam pernah melihat seorang pemuda ahli ibadah, beliau bertanya, “Apa yang engkau kerjakan wahai pemuda?” Ia menjawab, “Aku sedang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” Nabi Isa bertanya kembali, “Siapakah yang mencukupi kehidupanmu sehari-hari.” Ia menjawab, “Yang mencukupi kebutuhan diriku setiap hari adalah saudaraku.” Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam bersabda, “Wahai Pemuda, saudaramu lebih utama disebut ahli ibadah dibandingkan dirimu.”
3. Dalam Atsar:
a). Sayyidina Luqman Al-Hakim memberikan nasehat kepada anaknya, “Wahai Anakku, cukupilah dirimu dengan bekerja secara halal, karena sesungguhnya tidaklah orang menjadi miskin kecuali akan tertimpa Tiga perkara:
-Kelemahan agama
-Kelemahan akal
-Kehilangan kehormatan.
-Dan yang paling besar musibah dari ketiga perkara di atas adalah manusia akan meremehkan dirinya.”
Sayyidina Umar bin Khattab berkata, ” Janganlah kalian berhenti mencari rezeki yang halal sambil berkata, ” Ya Allah, karuniakan lah rezeki kepadaku!, Padahal kalian sadar bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan emas maupun perak.”
Imam Ibrahim bin Adham pernah ditanya tentang manakah yang lebih beliau cintai antara pedagang yang jujur dan orang yang mengkhususkan diri untuk ibadah. Maka beliau menjawab, “Pedagang yang jujur lebih aku cintai. Karena ia telah berjuang melawan godaan syaitan yang menggodanya dari jalur timbangan dan takaran serta dari jalan jual beli.”
Poin-poin penting yang bisa diambil dari hadits di atas:
- Anjuran untuk selalu jujur di segala keadaan, khususnya dalam perdagangan karena perdagangan adalah tempat berinteraksi dengan sesama hamba Allah.
- Anjuran untuk menjaga amanah. Amanah tersebut dapat menghantarkan seseorang kepada derajat dikumpulkan bersama Syuhada kelak di hari kiamat.
Dinukil dari kitab Tuhfah an-nadhirin dan kitab Ihya’ Ulumuddin karya imam Al-Ghazali.
Ditulis oleh: Ustadz Ali Musthofa (staf pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id