Nabi Diajarkan Wudhu Dan Shalat Oleh Malaikat Jibril
Dalam riwayat Imam al-Bukhari disebutkan : Setelah turunnya wahyu pertama Nabi ini, terjadi Fatratul Wahyi (pemberhentian turunnya wahyu dalam kurun beberapa waktu), hingga hal itu membuat sedih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau sangat ingin bertemu lagi dengan malaikat Jibril, menerima wahyu dari Allah, dan saat itu beliau mengira bahwa Allah telah meninggalkan beliau. Hingga akhirnya, karena kesedihan Nabi yang luar biasa, beliau hendak lompat dari puncak gunung tertinggi. Namun, ketika beliau sampai di penghujung puncak gunung dan hendak menjatuhkan diri, malaikat Jibril menampakkan dirinya dan berkata :
يَا مُحَمَّدٌ ، إِنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ حَقًّا
Artinya : “Wahai Muhammad, Sesungguhnya engkau adalah benar-benar Rasul (utusan) Allah”.
Setelah mendengar itu, hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali tenang dan dapat menguasai dirinya, lalu beliau kembali pulang. Namun masa Fatratul Wahyi tidak kunjung usai dan perasaan itu kembali pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga akhirnya, karena kesedihan Nabi yang luar biasa, beliau hendak lompat dari puncak gunung tertinggi. Namun, ketika beliau sampai di penghujung puncak gunung dan hendak menjatuhkan diri, malaikat Jibril menampakkan dirinya dan mengucapkan hal yang sama.
Al-Qadhi Majduddin Asy-Syirazi di dalam kitabnya Sifrus-Sa’adah menukil : Bahwa Malaikat Jibril ‘alaihissalam (ketika menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi di gua Hira) mengeluarkan sepotong kain dari sutra yang bertabur permata di atas tangannya, lalu mengatakan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca, dan aku tidak melihat dalam potongan kain ini tulisan”. Kemudian Malaikat Jibril mengenggam dan mendekap Nabi …
Setelah Malaikat Jibril selesai menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi, ia berkata : “Turunlah dari gunung”. Maka Nabi turun bersama Malaikat Jibril hingga sampai ke tanah datar. Kemudian Malaikat Jibril mendudukkan Nabi di atas sebuah terpal dan memakaikan Nabi 2 pakaian berwarna hijau. Lalu Malaikat Jibril menghentakkan kakinya ke tanah, dan dari tanah memancarlah sumber air. Maka Malaikat Jibril berwudhu dengan air itu, berkumur, beristinsyaq, dan membasuh semua anggota wudhu sebanyak tiga kali. Lalu Malaikat Jibril mengambil air di tangannya, lalu mencipratkan air itu ke bagian bawah perutnya. Kemudian Malaikat Jibril melaksanakan shalat 2 rakaat dan Nabi Muhammad pun meniru gerakan Malaikat Jibril (sebagai makmum). Lalu Malaikat Jibril berkata : “Inilah shalat”.
Setelah itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang menuju kota Mekkah dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya Sayyidah Khadijah radhiyallahu ‘anha. Lalu Rasulullah mengajarkan Sayyidah Khadijah tentang wudhu dan shalat, sebagaimana beliau diajarkan oleh Malaikat Jibril.
Sang mu’allif berkata bahwa kisah ini adalah bagaimana Nabi Muhammad diajarkan mengenai wudhu dan shalat. Dan pada kesempatan lain (Isra’ Mi’raj) Nabi juga diajarkan kembali mengenai wudhu dan shalat. Namun, peristiwa dalam kisah ini bukanlah menjadi dalil bahwa Nabi telah difardhukan shalat 5 waktu di hari tersebut. Shalat 5 waktu difardhukan ketika malam Isra’ dan Mi’raj. Tetapi kisah ini menjadi dalil bahwa sebelum Isra’ dan Mi’raj, kaum muslimin telah diwajibkan shalat dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Malaikat Jibril. Hanya saja, shalat tersebut ditegakkan di waktu sebagian malam saja, sebagaimana dalam surah al-Muzammil. Kemudian aturan ini di-Naskh (dihapus) di dalam ayat ke-20 : “maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran”. Kemudian aturan ini di-Naskh lagi dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, sehingga jadilah shalat itu 5 waktu dalam sehari. Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam an-Nawawi di dalam fatwa-fatwanya.
Referensi :
(Yahya bin Abu Bakar al-‘Amiri, Bahjatul Mahafil wa Bughyatul Amatsil : hlm. 74)
Oleh Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf ( Staf Pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta )
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id