Pertanyaan :
Bagaimana hukum Shalatnya seseorang yang tidak memiliki Wudlu’?
Jawawban :
Diperinci :
1). Apabila tidak punya Wudlu’ sejak awal Shalat maka :
• Apabila karena lupa maka hukum Shalatnya tidak sah, dan orang yang melakukan nya diberi pahala atas niat tujuannya, bukan atas gerakannya (pekerjaan Shalat), dan atas bacaan Al Qur’an yang di baca (selain orang yang ber-Hadats besar) dan atas Dzikir- dzikir yang di baca – semuanya itu bernila pahala.
• Apabila di sengaja maka Shalat nya tidak sah, dan pelakunya dihukumi berdosa.
2). Apabila di tidak punya Wudlu’nya terjadi (ber-Hadats) di pertengahan Shalat maka terdapat Khilaf para Ulama’:
• Pendapat Qoul Jadid hukumnya batal, baik terjadinya Hadats tersebut di sengaja atau tidak di sengaja.
• Pendapat Qoul Qodim di perinci :
~ Apabila terjadinya Hadats tersebut di sengaja maka Shalatnya batal
~ Apabila terjadinya Hadats tersebut tidak di sengaja maka Shalatnya tidak batal dengan sebab Hadats tersebut, artinya orang yang bersangkutan tetap bisa melanjutkan Shalatnya setelah dia bersuci lagi dengan ketentuan :
- Ia harus mempersingkat waktu dalam bersuci
- Ia harusmeminimalisir gerakan ketika bersuci dan semisalnya sebisa mungkin
- Ia hanya melakukan apa yang memang dibutuhkan untuk bersuci, mendapatkan air dls.
- Ia tidak berbicara kecuali memang dibutukan dalam mendapatkan air atau semisalnya
Referensi:
حاشيتا قليوبي وعميرة ج ١ ص ٢٠٤
أَمَّا لَوْ نَسَبَهُ فَتَبْطُلُ اتِّفَاقًا كَمَا لَوْ تَعَمَّدَهُ قَالَهُ شَيْخُنَا الزِّيَادِيُّ كَشَيْخِنَا الرَّمْلِيِّ، وَيُثَابُ النَّاسِي وَغَيْرُهُ. عَلَى مَا لَا يَتَوَقَّفُ عَلَى نِيَّةٍ كَالْأَذْكَارِ وَالْقِرَاءَةِ فِي غَيْرِ الْجُنُبِ، وَعَلَى قَصْدِ الْعِبَادَةِ،
تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي ج ٢ ص ١١٧
فَإِنْ نَسِيَهُ وَصَلَّى أُثِيبَ عَلَى قَصْدِهِ لَا عَلَى فِعْلِهِ إلَّا مَا لَا يَتَوَقَّفُ عَلَى طُهْرِهِ كَالذِّكْرِ، وَكَذَا الْقِرَاءَةُ إلَّا مِنْ نَحْوِ جُنُبٍ عَلَى الْأَوْجَهِ
النجم الوهاج في شرح المنهاج ج ٢ ص ١٩٧
فلو لم يكن عند الشروع في الصلاة متطهرًا .. لم تنعقد سواء كان عمدًا أو ساهيًا اتفاقًا؛ لكنه يثاب على قصده دون فعله إذا كان ناسيًا، إلا القراءة ونحوها مما لا يتوقف على الوضوء فإنه يثاب على فعله أيضًا.
حاشيتا قليوبي وعميرة ج ١ ص ٢٠٤ – ٢٠٣
(فَإِنْ سَبَقَهُ) الْحَدَثُ (بَطَلَتْ) صَلَاتُهُ لِبُطْلَانِ طَهَارَتِهِ كَمَا لَوْ تَعَمَّدَ الْحَدَثَ (وَفِي الْقَدِيمِ) لَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ بَل (يَبْنِي) بَعْدَ الطَّهَارَةِ عَلَى مَا فَعَلَهُ مِنْهَا لِعُذْرِهِ بِالسَّبْقِ بِخِلَافِ الْمُعْتَمَدِ وَيَلْزَمُهُ أَنْ يَسْعَى فِي تَقْرِيبِ الزَّمَانِ وَتَقْلِيلِ الْأَفْعَالِ مَا أَمْكَنَهُ وَمَا لَا يَسْتَغْنِي عَنْهُ مِنْ الذَّهَابِ إلَى الْمَاءِ وَاسْتِقَائِهِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَيُشْتَرَطُ أَنْ لَا يَتَكَلَّمَ إلَّا إذَا احْتَاجَ إلَيْهِ فِي تَحْصِيلِ الْمَاءِ
Kontributor :
Alifuddin
M. Baqir
Wahib Baha’uddin
Jindan Al Kaff
F. RoziPerumus
Ustadz Zean Areev ( Staf Pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id