GANGGUAN ORANG-ORANG MUSYRIK TERHADAP RASULULLAH BAGIAN 2
Mengenai perihal ini pula adalah riwayat dari al-Hamidi: … aku mendengar dari Khabbab, beliau berkata: Aku mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang mengenakan jubah (burdah)nya bersandar di bawah naungan Ka’bah. Ketika itu kami mendapat perlakuan yang kasar dari orang-orang musyrikin. Aku pun berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau akan berdoa kepada Allah Ta’ala ?”. Maka bangunlah Rasulullah dari duduknya, wajah beliau memerah dan berkata: “Sungguh di antara orang-orang sebelum kalian ada yang disisir dengan sisir besi, lalu dagingnya terkupas dari tulangnya atau uratnya, namun hal itu tidak memalingkannya dari agamanya. Dan ada juga yang diletakkan gergaji di tengah kepalanya, lalu kepalanya itu digergaji hingga terbelah menjadi dua bagian, namun siksaan itu tidak menyurutkan dia dari agamanya. Sungguh, Allah akan menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga ada seorang yang mengendarai tunggangannya berjalan dari Shan’a menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah, atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya”.
Ini adalah salah satu Hadits yang paling baik dalam menunjukkan betapa besar hati Nabi Muhammad dan bersabar dalam menghadapi gangguan orang-orang musyrikin Mekkah. Hal ini sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Q.S. al-Baqarah : 214).
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ . وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ . فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Ali ‘Imran : 146 – 148).
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
Artinya: “Maka bersabarlah kamu seperti para Rasul Ulul Azmi (orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar)” (Q.S. al-Ahqaf : 35).
Dan masih banyak ayat-ayat yang semakna dengan ayat-ayat tersebut.
(Yahya bin Abu Bakar al-‘Amiri, Bahjatul Mahafil wa Bughyatul Amatsil : hlm. 85 – 86)
Oleh Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf ( Staf Pengajar Pondok Pesatren Riyadhul Jannah Surakarta )
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id