Pertanyaan: Apa hukum bagi orang yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan?
Jawaban :
Kewajiban puasa Ramadhan ditetapkan berdasarkan Al Qur’an, Al Hadits dan Ijma’ (kesepakatan) para Ulama’. Dan menurut para Ulama’, kewajiban puasa Ramadhan termasuk kewajiban yang pasti atau sudah diketahui oleh semua pihak baik yang berilmu ataupun yang tidak berilmu. Oleh karenanya, orang yang tidak percaya akan kewajiban puasa Ramadhan (mengingkarinya) maka ia dihukumi kafir/ keluar dari Islam. Kecuali apabila dia adalah orang yang baru masuk Islam atau dia tidak mengetahui hukumnya yang dikarenakan karena dia hidup di lingkungan orang-orang yang diantara mereka tidak ada yang mengetahui hukumnya. Orang yang seperti itu, apabila mengingkari kewajiban puasa Ramadhan maka hukumnya tetap Muslim.
Tambahan: orang yang tidak berpuasa Ramadhan (padahal dia wajib berpuasa), selama dia tidak mengingkari kewajibannya maka dia tetap dihukumi Muslim, hanya saja orang seperti itu semestinya dipenjara oleh pemerintah sampai dia mau berpuasa, dan dia tidak diberi makan serta minum selama di penjara agar dia terlihat seperti orang yang sedang berpuasa. Keterangan ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiah Al Bujairami Alal Khatib.
– Zean Areev/ Tafaqquh Riyadhul Jannah
حاشية البجيرمي على الخطيب للإمام البجيرمي ج ٢ ص ٣٧٢
«صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ …» وَوُجُوبُهُ مَعْلُومٌ مِنْ الدِّينِ بِالضَّرُورَةِ، فَمَنْ جَحَدَ وُجُوبَهُ فَهُوَ كَافِرٌ إلَّا أَنْ يَكُونَ قَرِيبَ عَهْدٍ بِالْإِسْلَامِ أَوْ نَشَأَ بَعِيدًا عَنْ الْعُلَمَاءِ، وَمَنْ تَرَكَ صَوْمَهُ غَيْرَ جَاحِدٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ كَمَرَضٍ وَسَفَرٍ كَأَنْ قَالَ: الصَّوْمُ وَاجِبٌ عَلَيَّ وَلَكِنْ لَا أَصُومُ حُبِسَ وَمُنِعَ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ نَهَارًا لِيَحْصُلَ لَهُ صُورَةُ الصَّوْمِ بِذَلِكَ.
البيان في مذهب الإمام الشافعي للإمام العمراني ج ٣ ص ٤٥٨
والأصل في وجوبه: الكتاب، والسنة، والإجماع.
أما الكتاب: فقوله تعالى: {كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة: ١٨٣]
ثم بين ما ذلك الصيام؟ فقال تعالى: {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: ١٨٥]
وأما السنة: فما روى ابن عمر – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا -: أن النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال: «بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمدًا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، والحج، وصوم رمضان» .
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id