Perbedaan Hawa Dan Nafsu
Pertanyaan : Apa arti Hawa dan Nafsu apakah ada perbedaan diantara keduanya ?
Jawaban :
Dalam diri manusia itu ada Ruh, Hati dan Nafsu. Ketahuilah bahwa mata merupakan alat untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung merupakan alat penciuman, adapun hati dan ruh merupakan tempat bersemayamnya sifat-sifat yang baik, sedangkan Nafsu merupakan tempat persinggahan sifat-sifat yang buruk. Sedangkan Hawa adalah kecenderungan nafsu untuk memenuhi segala sesuatu yang diinginkan.
Asal makna dari Nafsu adalah adanya sesuatu atau dirinya dan makna Hawa adalah: kecintaan, kecenderungan pada sesuatu. Makna tersebut diambil dari makna secara bahasa. Tetapi sandaran kami dalam uraian ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam kitab Ar-risaalatul Qusyairiyyah lil imam Abi Qosim Abdil Karim Ibnu Hawazin Al Qusyairiy pada halaman 45 sebagai berikut :
وَكَمَا يَصِحُّ أَنْ يَكُوْنَ الْبَصَرُ مَحَلَّ الرُّؤْيَةِ، وَالأُذُنُ مَحَلَّ السَّمْعِ، وَالأنْفُ مَحَلَّ الشّمِّ، وَالْفَمُ مَحَلَّ الذَّوْقِ. وَالسَّمِيْعُ وَالْبَصِيْرُ وَالشَّامُّ وَالذَّائِقُ إِنَّمَا هِيَ الْجُمْلَةُ الَّتِيْ هِيَ الإِنْسَانُ. فَكَذلِكَ مَحَلُّ الأَوْصَافِ الْحَمِيْدَةِ: القَلْبُ وَالرُّوْحُ وَمَحَلُّ الأَوْصَافِ الْمَذْمُوْمَةِ : النَّفْسُ
Artinya : “Memang benar sebagaimana dikatakan bahwa mata merupakan tempat untuk melihat, telinga tempat untuk mendengar, dan hidung tempat untuk mencium, serta mulut tempat untuk mencicipi/ merasakan makanan. Maka sifat mendengar, melihat, mencium dan merasakan makanan yang mana kesemuanya merupakan bagian dari sifat diri seorang anak manusia. Adapun tempat bersemayamnya sifat-sifat yang terpuji adalah: Hati dan Ruh. sedangkan tempat bersemayamnya sifat-sifat yang tercela adalah : Nafsu”.
Sedangkan pengertian Hawa menurut As-Sayyid Al Jurjaaniy dalam Ta’rifatnya pada halaman 299 adalah sebagai berikut :
الهَوَى مَيلاَنُ النَّفْسِ إِلَى مَا تَسْتَلِذُّهُ مِنَ الشَّهَوَاتِ مِنْ غَيْرِ دَاعِيَةِ الشَّرْعِ
Artinya: “Hawa adalah kecenderungan Nafsu terhadap apa yang di rasa nikmat dan lezat cita rasanya dengan segala keinginannya yang timbul bukan dari ajaran Syari’at agama”.
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa Nafsu adalah dzatnya sedangkan Hawa adalah sifat atau kecenderungan nafsu, atau boleh juga kita katakan rangsangan/dorongan. Perhatikan ayat Allah SWT yang menyebutkan tentang Nafsu dan Hawa, yaitu pada surat An Naazi’aat ayat 40 dan 41 sebagai berikut :
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan nafsunya dari rangsangannya , maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggalnya”
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id