Pertanyaan: Saya mau tanya jika suami berselingkuh sampai melebihi batas dan kemudian suami dan selingkuhannya meminta ridho dari istri untuk menikahinya tetapi istri tidak mengizinkan. Dan alasan keduanya ingin menikah karna ingin menebus dosa dan karna keduanya yakin jika ini semuanya sudah takdir Allah walaupun cara yang dilakukan adalah salah, dan keduanya meyakini jika mereka melakukan hal itu bukan dari hasutan jin atau nafsu belaka. Apakah menebus dosa zina harus menikahinya ? Mohon penjelasannya. Syukron
( Fitria , xxx )
Jawaban :
Menebus dosa Zina atau bertaubat dari Zina tidak harus menikahi perempuan yang di Zinai. Tetapi cara bertaubatnya adalah :
1. Menyesali perbuatan Zina yang sudah dilakukan.
2. Meninggalkan / berhenti dari perbuatan Zina yang sedang dilakukannya
3. Berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Bahkan dalam Bughyah Al Mustarsyidin disebutkan :
ﻻ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﺗﻮﺑﺔ ﺍﻟﺰﺍﻧﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﻘﺎﺗﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻠﺤﺪ ﻭﺇﻥ ﺗﺤﺘﻢ ﺑﺜﺒﻮﺗﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ، ﺑﻞ ﻻ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻷﺩﻣﻲ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻧﻔﺴﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﻧﺪﻡ ﺻﺤﺖ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﻘﻴﺖ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺣﻖ ﺍﻷﺩﻣﻲ
Taubatnya orang yang berzina atau orang yang membunuh tidak butuh menyerahkan dirinya untuk dihad, meskipun demikian itu wajib dengan hakim. Apabila ia sudah menyesal maka sah taubatnya didalam hak Allah swt dan tetap maksiatnya didalam hak adami [sebelum minta halalnya]
Sebagian Ulama’ menyatakan bahwa bertaubat dari dosa zina memerlukan Istihlal / minta halal / kerelaan dari suami perempuan yang dizinai atau kerabatnya. Demikian ini apabila tidak akan menimbulkan fitnah atau semacamnya. Sedangkan menurut sebagian Ulama’ yang lain, tidak perlu seperti itu.
[Zean Areev]
ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ج ٢ ص ٢٠
ﺫﻧﺐ ﻳﻐﻔﺮ ﻭﺫﻧﺐ ﻻ ﻳﻐﻔﺮ ﻭﺫﻧﺐ ﻳﺠﺎﺯﻯ ﺑﻪ ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻐﻔﺮ ﻓﺎﻟﺸﺮﻙ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻐﻔﺮ ﻓﻌﻤﻠﻚ ﺑﻴﻨﻚ ﻭﺑﻴﻦ ﺭﺑﻚ ﻭﺍﻣﺎ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺠﺎﺯﻯ ﺑﻪ ﻓﻈﻠﻤﻚ ﺃﺧﺎﻙ
ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ج١ ص ١٣٤
ﺍﻟﺘﺎﺋﺐ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻛﻤﻦ ﻻ ﺫﻧﺐ ﻟﻪ
ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٢٤٩
ﻻ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﺗﻮﺑﺔ ﺍﻟﺰﺍﻧﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﻘﺎﺗﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻠﺤﺪ ﻭﺇﻥ ﺗﺤﺘﻢ ﺑﺜﺒﻮﺗﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ، ﺑﻞ ﻻ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻷﺩﻣﻲ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻧﻔﺴﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﻧﺪﻡ ﺻﺤﺖ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﻘﻴﺖ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺣﻖ ﺍﻷﺩﻣﻲ ﺑﻐﻴﺔ
ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٢٨٤
ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﺛﻼﺛﺔ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻟﻨﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻭﺍﻹﻗﻼﻉ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻌﺰﻡ ﻋﻠﻰ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻭﻳﺰﻳﺪ ﺣﻖ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺑﺮﺩ ﺍﻟﻤﻈﺎﻟﻢ ﺍﻟﻴﻬﻢ .
حاشية اعانة الطالبين ج ٤ ص ٢٩٥
( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﺍﻟﺦ ) ﺃﻱ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺻﺤﺔ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺤﻼﻝ ﺯﻭﺝ ﺍﻟﻤﺰﻧﻲ ﺑﻬﺎ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ﻓﺘﻨﺔ . ( ﻭﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺇﻻ ) ﺃﻱ ﺑﺄﻥ ﺧﻴﻒ ﻓﺘﻨﺔ . ( ﻭﻗﻮﻟﻪ : ﻓﻠﻴﺘﻀﺮﻉ ﺍﻟﺦ ) ﺃﻱ ﻓﻼ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺳﺘﺤﻼﻝ، ﺑﻞ ﻳﻜﻔﻲ ﺍﻟﺘﻀﺮّﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺇﺭﺿﺎﺀ ﺍﻟﺨﺼﻢ ﻋﻨﻪ . ( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺟﻌﻞ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺍﻟﺦ ) ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻭﺍﺟﺮ، ﺑﻌﺪ ﻛﻼﻡ : ﻭﻗﻀﻴﺔ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ـ ﺃﻱ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ـ ﻣﻦ ﺇﺷﺘﺮﺍﻁ ﺍﻻﺳﺘﺤﻼﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺮﻡ ﺍﻟﺸﺎﻣﻞ ﻟﻠﺰﻭﺟﺔ ﻭﺍﻟﻤﺤﺎﺭﻡ ﻛﻤﺎ ﺻﺮّﺣﻮﺍ ﺑﻪ، ﺃﻥ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻭﺍﻟﻠﻮﺍﻁ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺣﻖ ﻟﻶﺩﻣﻲ، ﻓﺘﺘﻮﻗﻒ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﺇﺳﺘﺤﻼﻝ ﺃﻗﺎﺭﺏ ﺍﻟﻤﺰﻧﻲ ﺑﻬﺎ، ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻠﻮﻁ ﺑﻪ، ﻭﻋﻠﻰ ﺇﺳﺘﺤﻼﻝ ﺯﻭﺝ ﺍﻟﻤﺰﻧﻲ ﺑﻬﺎ . ﻫﺬﺍ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ﻓﺘﻨﺔ، ﻭﺇﻻ ﻓﻠﻴﺘﻀﺮّﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺇﺭﺿﺎﺋﻬﻢ ﻋﻨﻪ . ﻭﻳﻮﺟﻪ ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﺷﻚّ ﺃﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻭﺍﻟﻠﻮﺍﻁ ﺇﻟﺤﺎﻕ ﻋﺎﺭ، ﺃﻱ ﻋﺎﺭ ﺑﺎﻷﻗﺎﺭﺏ، ﻭﺗﻠﻄﻴﺦ ﻓﺮﺍﺵ ﺍﻟﺰﻭﺝ، ﻓﻮﺟﺐ ﺇﺳﺘﺤﻼﻟﻬﻢ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻋﺬﺭ . ﻓﺈِﻥ ﻗﻠﺖ : ﻳﻨﺎﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺟﻌﻞ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻬﺎ ﺣﻖ ﺁﺩﻣﻲ ﻭﻁﺀ ﺍﻷﺟﻨﺒﻴﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﻭﺗﻘﺒﻴﻠﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻐﺎﺋﺮ، ﻭﺍﻟﺰﻧﺎ ﻭﺷﺮﺏ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ، ﻭﻫﺬﺍ ﺻﺮﻳﺢ ﻓﻲ ﺃﻥ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺣﻖ ﺁﺩﻣﻲ ﻓﻼ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﻓﻴﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺳﺘﺤﻼﻝ . ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ ﻻ ﻳﻘﺎﻭﻡ ﺑﻪ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ، ﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻷﺫﺭﻋﻲ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﻓﻲ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﺍﻟﺘﺤﻘﻴﻖ، ﻓﺎﻟﻌﺒﺮﺓ ﺑﻤﺎ ﺩﻝّ ﻋﻠﻴﻪ ﺩﻭﻥ ﻏﻴﺮﻩ . ﺍﻫـ ( ﻗﻮﻟﻪ : ﻓﻼ ﻳﺤﺘﺎﺝ ) ﺃﻱ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻭﻫﻮ ﺗﻔﺮﻳﻊ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺣﻖ ﺁﺩﻣﻲ . ( ﻭﻗﻮﻟﻪ : ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺳﺘﺤﻼﻝ ) ﺃﻱ ﺍﺳﺘﺤﻼﻝ ﺯﻭﺝ ﺍﻟﻤﺰﻧﻲ ﺑﻬﺎ . ( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺍﻷﻭﺟﻪ ﺍﻷﻭﻝ ) ﺃﻱ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻧﻪ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺳﺘﺤﻼﻝ
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id