Pertanyaan : Assalamualaikum ustadz pertanyaan:
1. Seorang istri diceraikan tanpa ada masalah apakah itu dosa ?
2. Dan jika seorang suami tidak memberikan nafkah kepada istri selama 1 tahun apa hukum nya ?( Gilberto, Ambon )
Jawaban :
Pada dasarnya, hukum menceraikan Istri adalah Makruh/ perkara halal yang dibenci sebagaimana sabda Rasulullah saw :
أبغض الحلال إلى الله الطلاق
Paling dibencinya perkara Halal menurut Allah swt adalah cerai.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa yang dimaksud makna dibenci disini adalah Makruh. Kenapa Makruh, adalah karena dengan sebab cerai akan terjadi pemberhentian produksi anak, menyekiti Istri, keluarganya dan anak.
Hanya saja, apabila kita mencerai dikarenakan kita sudah tidak menyukainya [bukan karena ada masalah], serta kita tidak rela kalau harus menafkahinya, maka hukum mencerainya adalah boleh.
الإقناع ج ٢ ص ٤٤١
الأحكام التي تعتري الطلاق فائدة قسم جماعة الطلاق إلى الأحكام الخمسة واجب كطلاق الحكم في الشقاق ومندوب كطلاق زوجة حالها غير مستقيم كأن تكون غير عفيفة وحرام كالطلاق البدعي كما سيأتي ومكروه كطلاق مستقيمة الحال وعليه حمل أبغض الحلال إلى الله تعالى الطلاق وأشار الإمام إلى المباح بطلاق من لا يهواها الزوج ولا تسمح نفسه بمؤنتها منغير استمتاع بها
نهاية الوين ص ٣٢٠-٣٢١
ويكون مكروها كطلاق مستقيمة الحال لقوله صلى الله عليه وسلم أبغض الحلال إلى الله الطلاق وذلك لما فيه من قاطع النسل الذي هو المقصود الأعظم من النكاح ولما فيه من إيذاء الزوجة وأهلها وأولادها إن كان لها أولاد ومعنى البغض الكراهة وعدم الرضا وذلك صادق بالمكروه ولا ينافي ذلك وصفه بالحل لأنه يراد به الجائز ويكون مباحا كطلاق من لا يشتهيها شهوة كاملة ولا تسمح نفسه بمؤنتها من غير تمتع بها
Sedangkan mengenai suami yang tidak memberi Nafkah selama 1 tahun, maka hukumnya haram, sebab memberi Nafkah kepada Istri adalah sebuah kewajiban bagi suami, dan Nafkah-nafkah tersebut menjadi hutang bagi suamai selama istri tidak Nusyuz/ membangkang kepada suaminya.
Dan juga dalam masalah ini terdapat dua permasalahan :
A. Apabila suaminya tidak mampu
1. Apabila dalam masalah diatas dikarenakan suaminya tidak mampu, maka istri bisa bersabar dengan keadaan yang dihadapinya, dan mennafkahi dirinya sendiri dengan harta yang ia miliki, atau ia berhutang dulu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan nantinya harta yang ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya tersebut akan menjadi hutang yang harus dibayar oleh suaminya, apabila ia menafkahi dirinya berdasarkan kebutuhan yang wajib diberikan suami kepada istri. Sedangkan apabila ia menafkahi dirinya dengan kebutuhan yang melebihi kebutuhan yang wajib diberikan suami, maka yang menjadi hutang suami hanya sebatas kebutuhan yang wajib saja.
2. Apabila ia tidak sabar atau sudah tidak tahan pada keadaan yang sedang ia hadapi, maka diperbolehkan baginya untuk mengajukan Fasakh Nikah ke pengadilan.
Adapun tatacara mengajukan Fasakh Nikah adalah istri melapor kejadian perkaranya ke Pengadilan, dan memberikan bukti bahwa suaminya tidak memeberi nafkah kepadannya selama 1 tahun, kemudian Pengadilan wajib memberikan tenggang waktu selama tiga hari bagi suami meskipun suami tidak memintanya, hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa suami benar-benar tidak bisa memberikan nafkah. Dan setelah masa tenggang terakhir, apabila seorang suami masih tidak memberikan nafkah, maka Pengadilan berhak mengabulkan Fasakh Nikah tersebut dan keduanya dinyatakan berpisah, tidak ada hubungan suami istri lagi diantara mereka.
B. Apabila suaminya mampu tapi tidak mau menafkahi.
Apabila apabila suami itu sebenarnya mampu memberi Nafkah, hanya saja ia tidak mau memberikan Nafkah, maka bagi sang istri tidak boleh mengajukan Fasakh Nikah, karena masih memungkinkan baginya untuk menuntut nafkahnya lewat jalur Pengadilan. Barulah jika memang suami benar-benar tidak mau memberi Nafkah, ia diperbolehkan baginya untuk mengajukan Fasah Nikah.
[Zean Areev]
حاشية البيجوزي على فتح القريب ج ٢ ص ١٩٣-١٩٤
ﻭﺇﻥ ﺃﻋﺴﺮ ﺑﻨﻔﻘﺘﻬﺎ ) ﺃﻱ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ( ﻓﻠﻬﺎ ) ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﺇﻋﺴﺎﺭﻩ ﻭﺗﻨﻔﻖ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻬﺎ ﺃﻭ ﺗﻘﺘﺮﺽ ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻣﺎ ﺃﻧﻔﻘﺘﻪ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻟﻬﺎ ( ﻓﺴﺦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ) . ﻭﺇﺫﺍ ﻓﺴﺨﺖ ﺣﺼﻠﺖ ﺍﻟﻤﻔﺎﺭﻗﺔ، ﻭﻫﻲ ﻓﺮﻗﺔ ﻓﺴﺦ، ﻻ ﻓﺮﻗﺔ ﻃﻼﻕ . ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ ﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻓﻼ ﻓﺴﺦ ﻟﻠﺰﻭﺟﺔ ﺑﺴﺒﺒﻬﺎ ……………
ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻭﺇﻥ ﺃﻋﺴﺮ ﺍﻟﺦ ) ﺧﺮﺝ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺃﻋﺴﺮ , ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺃﻳﺴﺮ ﻟﻜﻦ ﺇﻣﺘﻨﻊ ﻣﻦ ﺍﻹﻧﻔﺎﻕ ﻋﻠﻴﻬﺎ , ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻟﺘﻤﻜﻨﻬﺎ ﻣﻦ ﺗﺤﺼﻴﻞ ﺣﻘﻬﺎ ﺑﺎﻟﺤﺎﻛﻢ , ﺳﻮﺍﺀ ﺣﻀﺮ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﺃﻭ ﻏﺎﺏ , ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﺮﻙ ﻟﻬﺎ ﺷﻴﺄ ﻓﻲ ﻏﻴﺒﺘﻪ ﻭﻟﻮ ﻏﺎﺏ ﻣﺪﺓ ﻃﻮﻳﻠﺔ – ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ… ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻓﻠﻬﺎ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﺇﻋﺴﺎﺭﻩ ) ﺃﺷﺎﺭ ﺑﺬﻟﻚ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻣﺤﻞ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ” ﻓﻠﻬﺎ ﻓﺴﺦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ” ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺼﺒﺮ , ﻓﻬﻲ ﻣﺨﻴﺮ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻭﺍﻟﻔﺴﺦ – ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ… ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻣﺎ ﺃﻧﻔﻘﺘﻪ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ) ﺃﻱ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺑﻘﺪﺭ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ , ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﺎﺃﻧﻔﻘﺘﻪ ﺯﺍﺋﺪﺍ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻓﻼ ﻳﺼﻴﺮ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻻ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ , ﻓﻠﻮ ﻗﺎﻝ : ” ﻭﺻﺎﺭﺕ ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ” ﻟﻜﺎﻥ ﺃﻭﻟﻰ , ﻭﺗﺼﻴﺮ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﺮﺿﻬﺎ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻷﻧﻬﺎ ﺗﻤﻠﻴﻚ ﻓﻬﻲ ﻛﺴﺎﺋﺮ ﺍﻟﺪﻳﻮﻥ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺮﺓ
ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻭﻟﻬﺎ ﻓﺴﺦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ) ﻭﻃﺮﻳﻘﺔ ﺍﻟﻔﺴﺦ : ﺃﻥ ﺗﺮﻓﻊ ﺍﻷﻣﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺤﻜﻢ ﺑﺸﺮﻃﻪ ﻭﻳﺜﺒﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺇﻋﺴﺎﺭ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﺑﺈﻗﺮﺍﺭﻩ ﺃﻭ ﺑﺒﻴﻨﺔ . ﺛﻢ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﺇﻋﺴﺎﺭ ﻩ ﻳﺠﺐ ﺇﻣﻬﺎﻟﻪ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻄﻠﺐ ﺍﻹﻫﻤﺎﻝ
حاشية البجيرمي على الخطيب ج ٤ ص ١٠٠
ﻭﺇﻥ ﺃﻋﺴﺮ ) ﺍﻟﺰﻭﺝ ( ﺑﻨﻔﻘﺘﻬﺎ ) ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ﻟﺘﻠﻒ ﻣﺎﻟﻪ ﻣﺜﻼ ﻓﺈﻥ ﺻﺒﺮﺕ ﺑﻬﺎ ﻭﺃﻧﻔﻘﺖ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻬﺎ ﺃﻭ ﻣﻤﺎ ﺍﻗﺘﺮﺿﺘﻪ ﺻﺎﺭ ﺩﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﺮﺿﻬﺎ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻛﺴﺎﺋﺮ ﺍﻟﺪﻳﻮﻥ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺮﺓ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺼﺒﺮ ( ﻓﻠﻬﺎ ﻓﺴﺦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ) ﺑﺎﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻵﺗﻲ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻓﺈﻣﺴﺎﻙ ﺑﻤﻌﺮﻭﻑ ﺃﻭ ﺗﺴﺮﻳﺢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ { [ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 229 : ] ﻓﺈﺫﺍ ﻋﺠﺰ ﻋﻦ ﺍﻷﻭﻝ ﺗﻌﻴﻦ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻭﻷﻧﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﻓﺴﺨﺖ ﺑﺎﻟﺠﺐ ﻭﺍﻟﻌﻨﺔ ﻓﺒﺎﻟﻌﺠﺰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ ﺃﻭﻟﻰ، ﻷﻥ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻮﻁﺀ ………………….
ﻗﻮﻟﻪ : ( ﺑﺎﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻵﺗﻲ ) ﻭﻫﻲ ﺇﻣﻬﺎﻟﻪ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺮﻓﻊ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﻭﺇﺫﻧﻪ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻛﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻗﻮﻟﻪ : } ﺃﻭ ﺗﺴﺮﻳﺢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ { [ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 229 ] ﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺍﻟﺘﺴﺮﻳﺢ ﻃﻼﻕ، ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﻡ ﺭ ﺑﻌﺪ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﻓﻠﻬﺎ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﻇﻬﺮ ﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ « ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻻ ﻳﺠﺪ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﻨﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ » ﻭﻗﻀﻰ ﺑﻪ ﻋﻤﺮ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺎﻟﻔﻪ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺍﻫـ
كفاية الأخيار ص ٤٤٤
ﻭﺇﻥ ﺃﻋﺴﺮ ﺑﻨﻔﻘﺘﻬﺎ ﻓﻠﻬﺎ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻭﻛﺬﺍ ﺇﻥ ﺃﻋﺴﺮ ﺑﺎﻟﺼﺪﺍﻕ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺪﺧﻮﻝ ………….
ﺇﺫﺍ ﻋﺠﺰ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﻤﺆﻥ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﺔ ﺍﻟﻤﻮﻇﻔﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻧﺺ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻗﺪﻳﻤﺎ ﻭﺟﺪﻳﺪﺍ ﺃﻧﻬﺎ ﺑﺎﻟﺨﻴﺎﺭ ﺇﻥ ﺷﺎﺀﺕ ﺻﺒﺮﺕ ﻭﺃﻧﻔﻘﺖ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻬﺎ ﺃﻭ ﺍﻗﺘﺮﺿﺖ ﻭﺃﻧﻔﻘﺖ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻭﻧﻔﻘﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺫﻣﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻮﺳﺮ ﻭﺇﻥ ﺷﺎﺀﺕ ﻃﻠﺒﺖ ﻓﺴﺦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺁﺧﺮ ﻭﻗﻴﻞ ﻻ ﺧﻴﺎﺭ ﻟﻬﺎ ﻭﻟﻸﺻﺤﺎﺏ ﺧﻼﻑ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﺑﺎﻟﺠﻤﻠﺔ ﻓﺎﻟﻤﺬﻫﺐ ﺃﻥ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻔﺴﺦ ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺭﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺳﺌﻞ ﻋﻤﻦ ﻳﻌﺴﺮ ﺑﻨﻔﻘﺔ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻭﺳﺌﻞ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ ﺳﻨﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﺳﻨﺔ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﺒﻪ ﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ﺃﻧﻪ ﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
السنن الكبرى للبيهقي ج ٧ ص ٧٧٣
ﻭﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﻓﻲ ﺁﺧﺮﻳﻦ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻳﻌﻘﻮﺏ، ﺃﻧﺎ ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ، ﺃﻧﺎ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺃﻧﺎ ﺳﻔﻴﺎﻥ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺰﻧﺎﺩ ﻗﺎﻝ : ﺳﺄﻟﺖ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ﻋﻦ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻻ ﻳﺠﺪ ﻣﺎ ﻳﻨﻔﻖ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﻗﺎﻝ : ” ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ” ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺰﻧﺎﺩ ﻗﻠﺖ : ﺳﻨﺔ ﻗﺎﻝ : ﺳﻌﻴﺪ : ” ﺳﻨﺔ ” ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ : ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﺒﻪ ﻗﻮﻝ ﺳﻌﻴﺪ ﺳﻨﺔ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺳﻨﺔ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id