Keimanan Serta Pengangungan Para Sahabat Terhadap Rasulullah Saw
Oleh : Ibn Alwi AlJufri
Urwah ibnu mas’ud berkata: Tidak pernah saya melihat seseorang mengagungkan orang lain seperti sahabat Nabi mengagungkan Nabi SAW.
Saya pernah melihat bagaimana penduduk roma mengagungkan heraclius, saya pernah melihat bagaimana penduduk persia mengagungkan raja qisra’, saya pernah melihat bagaimana sahabat Rasul SAW mengagungkan Rasul SAW.
Penduduk roma tidak mengagungkan heraclius seperti itu, penduduk persi tidak mengagungkan raja qisra’. Namun sahabat Nabi SAW. Begitu mengagungkan Nabi melebihi penduduk rakyat lain mengagungkan pemimpinnya.
Para sahabatpun tak rela air bekas basuhan wudhu Rasulullah SAW terbuang sia-sia, bahkan terdapat sahabat yang selalu menadah air bekas basuhan wudhu’ Rasulullah SAW kemudian meminumnya. Air bekas basuhan kaki Rasul SAW diperebutkan oleh para shahabat. Adapula yang meminta keringat Rasulullah SAW untuk dijadikan wewangian. Tidaklah Rasulullah meludah kecuali para sahabat menadah dan mengambil serta mengusapkan ketubuhnya (Hadist Shohih Bukhori). Hingga terdapat pula seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah saw untuk membuang darah bekamnya ( darah kotor / penyakit ) namun ketika dia hendak membuangnya dia berpikir “aku sedang membawa darah mahluk paling mulia dimuka bumi ini, sungguh sayang apabila darah orang yang dijamin masuk surga ini dan diharamkan dari api neraka dibuang sia-sia” sehingga akhirnya ia meminumnya. Sehingga setelah ia kembali ke hadapan Rasulullah SAW Rasul menanyainya dengan lantang. ” wahai Zaid (sahabat tersebut) , sudahkah kau buang darah bekamnya ?” lalu dijawab oleh zaid dengan agak takut “sudah ya Rasulullah.” namun Rasul mengulang pertanyaannya lagi ” wahai Zaid, sudahkah kau buang darah bekamnya tadi?” , ” sudah ya Rasulullah” jawabnya dengan takut. Kemudian Rasulullah mengulang pertanyaannya lagi “wahai zaid, sudahkah kau buang darahku?”. Kemudian zaid menjawab ” tidak ya Rasulullah, darahmu tidak aku buang” kemudian Rasul bertanya lagi “lantas kau kemanakan darahku?”
Kemudian zaid menjawab “ya Rasulullah, sesungguhnya tadi aku akan membuang darahmu. Namun setelah aku pikir lagi. Sungguh sayang apabila aku buang darahmu, karena ini adalah darah mahluk mulia, darah kekasih Allah, darah orang yang diharamkan dari api neraka dan dijamin masuk surga, maka akhirnya aku meminumnya”. Ketika itu sayyidina zaid ketakutan. Sehingga kemudian Rasul bersabda “sungguh ya zaid, diharamkan dari api neraka orang yang di dalam tubuhnya mengalir darahku”
Bahkan diriwayatkan ketika Rasulullah SAW sedang menyampaikan kisah isra’ mi’rajnya di serambi ka’bah, ketika itu datanglah abu jahal menanyainya dengan tujuan untuk menghina dan mengejek Rasul SAW. Kemudian abu jahal bertanya “wahai Muhammad, kali ini kabar apa yang kau bawa dan akan kau sampaikan?” kemudian Rasul SAW menjawab, “aku akan memberikan kabar bahwa aku telah melakukan perjalanan isro’ mi’roj dalam sebagian malam. Sebagian kisah lagi meriwayatkan hanya perjalanan isro’ (dari masjidil harom ke masjidil aqsho saja) tanpa mi’roj. Kemudian abu jahal menertawakannya. “lelucon apalagi yang dibawa oleh Muhammad, mustahil itu terjadi”. Sehingga berusaha mempermalukan Rasul SAW didepan orang-orang Quraisy. Dikarenakan hal itu banyak orang yang baru bersimpati kepada islam menjadi ragu, bahkan tidak sedikit orang muslim yang murtad. Namun berbeda dengan sahabat Rasulullah yang hebat yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq. Ketika itu abu jahal mendatanginya dengan harapan sayyidina Abubakar akan menjadi ragu terhadap ajaran yang disampaikan Rasul SAW. Kemudian mengatakan bahwa sesungguhnya Rasul yang dibanggakannya menyampaikan bahwa dirinya melakukan perjalanan isro’ mi’roj. “wahai Abubakar, lihatlah Muhammad kekasihmu itu, dia sedang mengarang cerita isra’ mi’raj didepan kerumunan orang banyak.” kemudian Sayyidina Abu Bakar bergegas ke tempat tersebut. Namun yang terjadi tak diduga. Sayyidina Abu Bakar justru mengatakan “engkau benar ya Rasulullah, aku mempercayaimu, bahkan apabila lebih dari itu aku percaya ya Rasulullah”. Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq langsung mengimaninya sehingga Rasulullah memberikan julukan kepada Sayyidina Abu Bakar “sungguh engkau” Ash-Shiddiq” ya Abubakar”. Yang mana keyakinan Sayyidina Abubakar Ash Shiddiq ini diabadikan dalam alqur’an surat Az-Zumar : 33.
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (33)
“Dan orang yang membawa kebenaran (Rasul SAW) dan yang membenarkannya (Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq) mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”
Bahkan diantara mereka saling mengagungkan terhadap sahabat yang paling dekat kepada Rasulullah Saw. Karena kedekatannya. Sebagaimana pujian Sayyidina Umar kepada sayyidina Abu Bakar AsShiddiq R. A.
“Aku (sayyidina Umar) bagaikan sehelai bulu yang menempel pada diri Abu Bakar. ” saking dekatnya sayyidina Abu Bakar AsShiddiq kepada Rasulullah SAW dan saking hebatnya pengagungannya terhadap Rasulullah SAW.
Seandainya para sahabat disuruh memilih antara berada disurga atau duduk bersama Nabi Muhammad, pasti mereka memilih duduk bersama Nabi Muhammad karna tidaklah surga tercipta melainkan dari Nur Nabi Muhammad SAW.
Sampai para sahabat ini diibaratkan
“انهم في الملإكة أشبه”
“mereka seperti malaikat”
Inilah kehebatan sahabat Rasul SAW. Sekelompok sahabat yang rela berjuang dan mati-matian membela Rasul SAW dan ajaran Islam. Mereka saling menyayangi dan mencintai karena Rasul SAW dan Islam. Mereka saling membantu karena Rasul SAW dan Islam. Mereka saling membela saling mendukung karena Rasul SAW dan Islam. Mereka saling mengagungkan satu sama lain karena Rasul SAW dan Islam. Mereka tersakiti apabila Rasul disakiti, mereka merasa senang apabila Rasul Bahagia.
[ M. H. J ]
الفقير ابن علوي بن ابو بكر الجفري
Sumber :
– Allimu Auladakum Mahabbatu Rasulullah SAW.
– Al Hadits
– Majmu’ Kalam Habib Abdullah bin Husin bin Thohir
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id
One Comment
Nama Anda
ja