Ulama’ (Orang Yang Berilmu)
Oleh : Ibn Alwi AlJufri
Ulama : Kulla ma zaadat ilm, zaadat tawadhu’. Seseorang dapat dikatakan ulama yaitu apabila setiap bertambah ilmunya, maka bertambah pula tawadhu’ didalam dirinya. Perihal yang terdapat dalam diri mereka adalah rasa takut kepada Allah Taala. Semakin bertambah ilmunya, semakin mereka merasa bahwa ilmu mereka ini tidaklah ada apa-apanya. Semakin bertambah ibadahnya semakin mereka merasa bahwa ibadahnya juga belum ada apa-apanya. Sehingga hancur hati mereka karena merasa ibadahnya yang dirasa masihsangat kurang. Maka mereka bersedih dan merasakan hatinya hancur. Sedangkan Allah berada pada hati seseorang yang hancur karena Allah, hati mereka hancur karena merasa ibadahnya masih tidak ada apa-apanya.
Orang yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah tawadhu’, dan justru bertambah kecintaannya terhadap dunia, maka dia bertambah jauh dari Allah swt. Seyogyanya orang yang bertambah ilmu, maka orang tersebut akan bertambah dekat kepada Allah swt.
Allah memerintahkan kepada nabiallah Isa As, wahai Isa, nasehatkan dulu kepada dirimu sendiri, dan baru menasehati orang lain. Orang yang paling buruk dan cukup berdosa adalah apabila ada orang yang menasehati orang lain, namun dia menjawab “engkau juga sama” atau ” begitupula dirimu”. Sedangkan orang yang alim adalah orang yang bisa menerima nasehat
.
م. ح. ج
الفقير ابن علوي بن ابو بكر الجفري
Sumber :
– Nasehat Murobbi Sayyid Alwi bin Ali bin Alwi bin Ali bin muhammad alhabsyi
– Al-Qur’an
– Al-Hadits
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id