Membaca Basmalah sangat dianjurkan ketika hendak melakukan hal- hal yang dianggap penting di dalam Syari’at. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو ابتر
Setiap perkara yang memiliki kebaikan (penting dalam Syariat), yang tidak di awali dengan “Bismillahirrahmanir Rahim” maka kurang berkah.
Membaca “Basmalah” tidak dianjurkan ketika melakukan perkara yang Haram, Makruh dan hina. [Is’adur Rafiq 1/5]
Membaca “Basmalah” di dalam Shalat hukumnya adalah Wajib, sebab “Basmalah” adalah bagian ayat dari Al Fatihah. Membaca Fatihah juga bisa berhukum Haram apabila dibaca ketika hendak melakukan perkara yang diharamkan secara Dzati (Hakikat perkara itu memang diharamkan) seperti Zina atau semisalnya. Tapi menurut sebagian Ulama’ hukumnya hanya sebatas Makruh.
Sedangkan membaca “Basmalah” ketika hendak melakukan perkara yang Haram yang bersifat Aridhi/ baru (keharamannya dikarenakan penyebab lain, bukan hakikat dari perkara itu yang Haram), seperti ber-Wudlu dengan air curian, maka hukum membaca “Basmalah” disini hukumnya tidak Haram tetapi di-Sunnahkan.
Membaca “Basmalah” hukumnya juga bisa Makruh apabila dibaca ketika hendak melakukan perkara yang di-Makruhkan secara Dzati, seperti dibaca ketika sang suami hendak melihat kemaluan Istrinya. Sedangkan apabila perkara yang hendak dilakukan adalah perkara yang berhukum Makruh secara Aridhi, seperti ketika hendak makan bawang sebelum Shalat, maka hukum membaca “Basmalah” disini tidak di-Makruhkan, tetapi tetap di-Sunnahkan.
Membaca Basmalah tidak dianjurkan (dituntut) ketika hendak melakukan perkara yang hina, seperti menyapu atau semisalnya. Sedangkan dianjurkannya membaca “Basmalah” ketika hendak mamasuki kamar mandi adalah karena untuk menjaga diri dari gangguan jin dan semisalnya, maka hukumnya tetap di-Sunnahkan. [Is’adur Rafiq 1/5]
Ada kisah menarik tentang keagungan “Basmalah”. Disebutkan di dalam kitab Is’adur Rafiq 1/5 :
لما اوحى لآدم – على نبينا وعليه افضل الصلاة والسلام – بسم الله الرحمن الرحيم قال يا جبريل: ما هذا الإسم الذي افتتح الله به الوحي؟ قال يا آدم، هذا هو الإسم الذي قامت به السموات والأرض، وأجرى به الماء، وأرسى به الجبال، وثبت به الأرض، وقوي به افئدة المخلوقين.
Ketika Allah swt memberi wahyu kepada Adam as “Bismillahirahmanir Rahim”, maka ia berkata: Wahai Jibril, nama apakah ini yang dijadikan sebagai pembuka wahyu?.
Jibril as menjawab: Wahai Adam, ini adalah nama yang menjadi penyebab tegaknya langit dan bumi, penyebab Allah swt mengalirkan air, penyebab Allah swt meneguhkan gunung, dangan sebabnya bumi menjadi tetap, dan dengan sebabnya pula hati Makhluk menjadi kuat.
Oleh: Ustadz Zaenal Arifin bin M. Mukrim, Asatidz Tim Tafaqquh Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id