Budi Pekerti Seorang Al-Imam Ali Zainal Abidin
Dikisahkan suatu kali ada orang masuk masjid membawa sekantung uang seribu dinar, setelah keluar ia merasa kehilangan uang itu didalam masjid, akhirnya ia kembali ke masjid dan disana ia dapati Al-Imam Ali Zainal Abidin sedang shalat, tak ayal lagi orang itu langsung menuduhnya: “Pasti engkaulah yang mencuri kantung uangku.” Selesai shalat beliau bertanya: “Berapa uangmu yang ada dalam kantung itu?. Ia menjawab: “Seribu dinar.”
Tanpa banyak bicara beliau langsung mengajak orang itu ke rumahnya lalu memberinya uang seribu dinar. Sosok beliau ini tidak pernah kenal mengejek, atau bertutur kata kotor dan kasar, kemudian beliau berkata: “Aku mohon maaf kepadamu.” Orang itu menjawab: “Semoga Allah memberimu balasan yang terbaik.” Setelah mengambil uangnya ia kembali kerumahnya. Alangkah terkejutnya orang tersebut, begitu membuka pintu ia dapati ternyata uangnya tertinggal dirumah, ia pun kembali keluar menuju masjid dengan harapan mendapati Beliau di sana, ditengah jalan ada yang menegurnya: “Mau kemana dirimu, kenapa tampak begitu tergesa-gesa?”
Ia menjawab: “Aku ingin ketemu dengan orang yang biasanya shalat dimasjid ini, tadi aku mencelanya dan aku ambil seribu dinar darinya, karena aku kira ia telah mencuri uangku.” Orang itu bertanya lagi: “Apakah engkau tau siapa dia?” Ia menjawab: “Aku tidak tau siapa orang itu.” Orang itu menjelaskan: “Lelaki itu adalah cucu Rasulullah SAW.” Dengan kagetnya ia menjawab: “Demi Allah aku tidak tau.” Setelah dilihat sudah tidak ada lagi dimasjid, orang itu mendatangi rumah Beliau dan minta maaf kepadanya: “Maaf tuan, saya sudah temukan kantung saya dirumah, dan sekarang ambil kembali uang ini.” Coba kita perhatikan apa yang akan Beliau katakan?
Beliau mengatakan: “Sesungguhnya kami Ahlul Bait bila telah mengeluarkan sesuatu tidak menariknya kembali.”
Kita bisa ambil pelajaran dari kejadian ini betapa besarnya budi pekerti Beliau, bukan hanya diejek saja, tapi dituduh sebagai pencuri. Lihatlah bagaimana kesabaran dan pengorbanan Beliau dalam menghadapinya.
Sumber : Buku Lentera Qalbu, ringkasan terjemah Kitab ad-Dawaul Qulub wa at-Tanwirul al-Bashair Min Kalam Sayyidi wa Syeikhi al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf
[ BJ ]
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id