Pertanyaan: Bagaimana hukum menyekolahkan anak di sekolah milik yayasan kafir ustadz, karena mereka yang memberi fasilitas gratis? Saya sudah mencari sekolah Islam di kota saya tetapi tidak menemukan ada yang memberikan gratis bagi anak yang kurang mampu.
Jawaban:
Penanya yang budiman, memang setiap orang tua memiliki harapan besar terhadap anak-anaknya sehingga orang tua berusaha keras untuk memberikan yang terbaik kepada buah hatinya baik dari pendidikan, fasilitas dan lain sebagainya. Terutama masalah pendidikan, setiap orang tua pasti memilihkan lembaga pendidikan yang terbaik buat buah hatinya meskipun harus keluar biaya mahal. Tapi tidak semua orang tua mampu memilihkan lembaga pendidikan terbaik buat buah hatinya disebabkan permasalah ekonomi sehingga orangtua tetap berusaha mencarikan lembaga pendidikan yang terbaik buat buah hatinya tetapi dengan biaya yang mampu dijangkau atau bahkan yang tidak membutuhkan biaya alias gratis.
Tujuan itu semua adalah supaya anaknya menjadi orang yang berpendidikan yang memiliki kepribadian yang luhur. Yang menjadi polemik adalah apakah setelah anak tadi mendapatkan pendidikan yang tinggi, anak tersebut memiliki akhlaq yang mulia atau sebaliknya? Dan bagaimana cara mendidik anak dan memilihkan pendidikan buat anak sehingga anaknya selain berpendidikan juga memiliki akhlaq yang baik? Dan apakah boleh kita memasukkan anak kita ke sekolahan non muslim dan apa akibatnya?
Hal ini pernah disampaikan oleh seorang ulama’ dalam kitab beliau yang berjudul “Tadzkirul Musthofa” tentang larangan menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah Yahudi dan Nasrani:
قال صلى الله عليه وسلم:” ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن.” ومعنى نحل أعطى, وقال صلى الله عليه وسلم: “أدبوا أولادكم على ثلاث خصال: حب نبيكم, وحب أهل بيته, وقراءة القرآن فإن حملة القرآن في ظل الله يوم لا ظل إلا ظله مع أنبيائه وأصفيائه”… وقد ورد عنه عليه الصلاة والسلام: “يأني على الناس زمان لأن يربي فيه الرجل جروا خير له من أن يربي فيه ولدا” وذلك عند فساد الأزمنة والأمكنة, وفساد المربين, والأساتذة المفسدين, الذين سلمت إليهم مدارس المسلمين بعد أن تخرجوا على أيدي المشركين الضالين المضلين أو على أيدي المسلمين المنافقين المذبذبين, يأتي إليهم الولد الناشيء على الفطرة فيسقونه ويروونه من مياههم الخبيثة المرة فيعود إلى أهله بعد حين, وقلبه ناشف من الخير بالمرّة ليس فيه ماء الإيمان قطرة, فلقد صدق عليه الصلاة والسلام حيث يقول: “كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه” وذلك بإدخال الوالد ولده إلى مدارس اليهودي والنصارى أو مدارس المسلمين التي تخرجت أساتذتها على أيدي اليهودي والنصارى,فإنها في الإفساد والإغواء والإضلال سواء, مائلات عن الإعتدال والإستقامة والسواء, فكيف يجوز للمسلمين أن يسلموا مدارسهم إلى هؤلاء الشياطين المضلين؟ وكيف يجوز لآباء الأولاد أن يسلموا أولادهم وقرة أعينهم إلى هؤلاء المربين المفسدين؟ ولو قيل لهم: أتحبون أن تكون أولادكم على مثال أساتذتهم فى العلوم والأخلاق؟ لقالوا بأجمعهم: لا, ومن خلق السبع الطباق!
(التذكير المصطفى لأولاد المصطفى وغيرهم ممن اجتباه الله واصطفى ص ٧٧ – ٧٨ )
Berhati-hatilah dalam menyekolahkan anak, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada adab akhlaq yang baik”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Didiklah anak-anak kalian atas tiga perkara: 1. Didiklah untuk mencintai nabi kalian. 2. Mencintai keluarga beliau 3. Membaca al-Qur’an karena sesungguhnya para penghafal al-Qur’an berada di bawah naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan Allah bersama para anbiya’ dan ashfiya’.”
Dan telah datang riwayat hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “akan datang atas manusia suatu zaman di saat laki-laki mengajari atau melatih singa itu jauh lebih baik / lebih mahir daripada harus mendidik seorang anak.” Hal demikian itu terjadi di saat zaman dan tempat-tempat telah diliputi kerusakan, dan kerusakan para pendidik dan guru-guru yang merusak yang mana sekolahan-sekolahan kaum muslim diserahkan kepada mereka setelah mereka lulus pendidikan dari guru-guru yang musyrik sesat lagi menyesatkan atau lulus dari guru-guru yang munafik, kemudian datang kepada mereka seorang anak yang tumbuh dari kemurnian fitrah, mereka memberikan minuman yang kotor lagi pahit (pendidikan yang jelek) kepada anak tersebut kemudian setelah beberapa waktu anak itu kembali ke tengah keluarga dan hatinya telah kosong dari kebaikan yang di dalamnya tidak ada keimanan meskipun satu tetes. Maka benarlah sabda Rasulullah: “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci maka kedua orang tuanyalah yang membuat ia beragama Yahudi atau Nasrani atau Majusi (penyembah api).” Hal demikian terjadi dengan orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah orang Yahudi, Nasrani atau sekolah-sekolah Islam yang pengajarnya lulusan dari guru-guru Yahudi dan Nasrani. Karena sesungguhnya mereka memiliki kesamaan dalam kerusakan, bujukan dan penyesatan, penyimpangan dari jalan yang lurus.
Maka bagaimana boleh bagi kaum muslimin untuk menyerahkan sekolahnya kepada mereka para syaithon yang menyesatkan? Dan bagaimana boleh bagi orangtua untuk menyerahkan anak-anaknya kepada mereka para pendidik yang merusak? Seandainya ditanyakan kepada mereka orang tua murid: “Apakah kalian rela seandainya anak-anak kalian memiliki ilmu dan akhlaq seperti guru-guru mereka yang rusak?” Pastilah mereka menjawab: “Tidak, demi Dzat yang menciptakan langit dan bumi”
Oleh karena itu, menyekolahkan anak di sekolah non muslim atau yang tidak se-aqidah hukumnya haram, sebab bisa berdampak memperbanyak golongan mereka dan bahkan membahayakan akidah anak-anak Islam. Namun apabila disana ada tujuan mempersiapkan strategi menegakkan agama atau aqidah aswaja maka boleh, bahkan bisa menjadi wajib, dengan syarat :
- Yang bersangkutan diduga kuat tidak akan berubah akidahnya,
- Di sekolah itu memiliki keunggulan yang maslahah buat Islam yang tidak bisa ditemukan pada sekolah-sekolah Islam atau yang se-aqidah,
- Dalam proses belajar-mengajar tidak boleh terjadi hal-hal yang dilarang dalam agama.
المقررات النهضية، صـ40
من ارشاد الحيارى فى تحذير المسلم من مدارس النصارى للشيخ يوسف النبهاني ونصه اعلم ان من اعظم المصائب على االملة الا سلا مية والامة الحمدية ما هو جار فى هذه الايام في كثير من بلاد الاسلام من ادخال بعض جهلة المسلمين اولادهم فى المدارس النصرانية لتعلم بعض العلوم الد نيا وية واللغات الافرنجية و فى ضمن ذلك يتطمون الديانة المسمية ويشار كون اولاد النصارى فى عبا دتهم الدينية مما هو كفر صريح لايرضى به الله تعالى ولا محمدصلى الله عليه و سلم ولا المسيح ان مدارس الافرنج التى يفتحو نها فى البلاد الاسلامية يجعلون من اهم ودخوله فى الشروط تعليم التلميذولو كا ن مسلما دين النصرانية ودخوله فى جملة التلا ميذ النصارى الى الكنيسة فى كل يوم الى الهبادة وفعله معهم الافعال الدينية ومن لا يقبل هذا الشرط يقبلونه المارونية وهم لا يلامون على ذلك لانهم يفعلون فى مدارسهم ما يوافقه ويبينون شروطهم ولا يجبرون احدا على الدخول وانما اللوم العظيم على المسلم الذى يرضى بدخول ولده الى هذه المدارس ينام ويقوم ويدخل الكنيسة على شرط المعلوم.
سبعة كتب ص 20-21
وفى الفتاوى الحديثية لا بجوز قراة سيرة الكبرى لان غالبها باطل وكذب وقد اختلط فحررم الكل حيث لا مميز ومن ذلك تعلم حرمة قراة نزهة المجالس ونحوها مما اختلط فيه بغير حيث لا مميز … الى ان قال … وفى التحفة يحرم على غير عالم متبحر مطالعة نحو توراة علم تبديلها او شك فيه اه الى غير ذلك مما لا يحتمله هذا المحل مما لا ينبغى للطالب ان يهجم عليه الا بعد التروى والفحص عنه والا اشتبه عليه الحق والباطل وارتفعت الثقة به فى اقواله
Oleh: Ustadz Ali Musthofa bin Saiful Hadi, Asatidz Tim Tafaqquh Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id