Pertanyaan: Sering terjadi tertukarnya alas kaki atau sandal di kalangan masyarakat umum pada saat perkumpulan, baik dalam undangan atau acara yang lainnya. Yang mahu saya tanyakan, bagaimana hukum memakai sandal yang tertukar dengan sandal milik orang lain?
Jawaban:
Penanya yang budiman, untuk mengetahui hukum memakai sandal tersebut kami persilahkan saudara untuk membaca pendapat ulama ahli fiqh sebagaimana berikut:
Syech Sulaiman bin Muhammad al-Bujairamiy dalam kitabnya Hasyiyah al-Bujairamiy berkata :
فَرْعٌ: مَنْ ضَلَّ نَعْلُهُ فِي مَسْجِدٍ وَوَجَدَ غَيْرَهُ لَمْ يَجُزْ لَهُ لُبْسُهُ وَإِنْ كَانَ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ، وَلَهُ فِي هَذِهِ الْحَالَةِ بَيْعُهُ وَأَخْذُ قَدْرِ قِيمَةِ نَعْلِهِ مِنْ ثَمَنِهِ إنْ عَلِمَ أَنَّهُ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ وَإِلا فَهُوَ لُقَطَةٌ
Cabang Hukum: Barangsiapa yang sandalnya hilang dan dia menemukan (sandal) selainnya maka baginya tidak boleh memakainya meskipun (sandal tersebut) milik orang yang telah mengambil sandalnya, dan dalam keadaan seperti ini baginya (ada hak) untuk menjualnya dan mengambil bagian seharga sandalnya dari (hasil) harga (penjualan) nya bilamana dia mengetahui bahwa (sandal tersebut) milik orang yang telah mengambil sandalnya, dan apabila tidak demikian (bukan milik orang yang telah mengambil sandalnya) maka (sandal tersebut) adalah barang temuan.
Sayyid Abdurrahman Baa’Alwiy al-Hadhramiy di dalam Bughyah al-Mustarsyidin mengutip redaksi Tuhfah al-Muhtaj dan berkata:
فائدة: من اللقطة أن تبدل نعله بغيرها فيأخذها، فلا يحل له استعمالها إلا بعد تعريفها بشرطه أو تحقق إعراض المالك عنها، فإن علم أن صاحبها تعمد أخذ نعله جاز له بيعها ظفراً بشرطه، وأجمعوا على جواز أخذ اللقطة في الجملة لأحاديث فيها، اهـ تحفة
Faidah: Sebagian dari barang temuan adalah sandalnya (seseorang) tergantikan dengan selainnya lantas dia mengambilnya, maka baginya tidak halal untuk memakainya kecuali setelah mengumumkannya (sesuai) dengan syaratnya, atau setelah nyata si pemilik berpaling darinya (tidak menghiraukan sandalnya). Bilamana dia mengetahui bahwa pemiliknya sengaja mengambil sandalnya maka baginya boleh menjualnya sebagai perolehan (sesuai) dengan syaratnya. Dan para ulama telah ber-ijma’ atas kebolehan mengambil barang temuan karena terdapat hadits tentangnya. Selesai (redaksi) Tuhfah
Kesimpulan :
- Sandal tersebut tidak boleh anda pakai, terkecuali setelah diumumkan (sesuai syarat pengumuman dalam Bab Luqathah [barang temuan]), atau nyata si pemilik sudah tidak menghiraukannya lagi, baik sandal tersebut milik orang yang telah mengambil sandal anda ataupun orang lain.
- Apabila anda mengetahui bahwa sandal tersebut milik orang yang telah mengambil sandal anda, maka anda boleh menjual sandal tersebut dan anda berhak mengambil bagian dari hasil penjualannya sesuai harga sandal anda yang tertukar.
- Apabila anda mengetahui bahwa orang tersebut sengaja menukar sandalnya, atau dia tidak sengaja menukarnya tetapi anda kesulitan untuk meminta hak anda darinya, maka anda boleh menjual sandal tersebut dan anda berhak mengambil bagian dari hasil penjualannya sesuai harga sandal anda yang ditukar. Jika hasil dari penjualan sandal tersebut memenuhi (pas) terhadap harga sandal anda maka itulah hak anda, dan jika ternyata masih kurang dari harga sandal anda maka sisanya menjadi tanggungan (yang sia-sia) terhadapnya sebagaimana sisa hutang dalam selain masalah ini.
Wallahu A’lam..
REFERENSI :
- Hasyiyah al-Bujairamiy ‘Ala al-Khathib — Fiy Bab al-Ghashab
- Bughyah al-Mustarsyidin, juz 1, hal. 180 |
- Nihayah al-Muhtaj Ila Syarh al-Minhaj, juz 5, hal. 427 |
حاشية البيجرمي على الخطيب ـــ في باب الغصب | المرجع الأكبر
فَرْعٌ : مَنْ ضَلَّ نَعْلُهُ فِي مَسْجِدٍ وَوَجَدَ غَيْرَهُ لَمْ يَجُزْ لَهُ لُبْسُهُ وَإِنْ كَانَ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ، وَلَهُ فِي هَذِهِ الْحَالَةِ بَيْعُهُ وَأَخْذُ قَدْرِ قِيمَةِ نَعْلِهِ مِنْ ثَمَنِهِ إنْ عَلِمَ أَنَّهُ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ، وَإِلا فَهُوَ لُقَطَةٌ. إهـ
بغية المسترشدين ج 1 ص 180 | المرجع الأكبر
فائدة: من اللقطة أن تبدل نعله بغيرها فيأخذها ، فلا يحل له استعمالها إلا بعد تعريفها بشرطه أو تحقق إعراض المالك عنها، فإن علم أن صاحبها تعمد أخذ نعله جاز له بيعها ظفراً بشرطه، وأجمعوا على جواز أخذ اللقطة في الجملة لأحاديث فيها، اهـ تحفة. إهـ
نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج ج 5 ص 427 | المرجع الأكبر
(قَوْلُهُ: أَنْ يُبَدِّلَ نَعْلَهُ بِغَيْرِهِ) عَمْدًا أَوْ غَيْرَهُ، وَالْأَوْلَى بِغَيْرِهَا لِأَنَّ النَّعْلَ مُؤَنَّثَةٌ كَمَا فِي الْمِصْبَاحِ، وَبِهِ عَبَّرَ حَجّ. (قَوْلُهُ: فَإِنْ عَلِمَ أَنَّ صَاحِبَهَا تَعَمَّدَ) أَيْ وَكَذَا لَوْ لَمْ يَتَعَمَّدْ حَيْثُ تَعَذَّرَ أَخْذُهَا مِنْهُ. (قَوْلُهُ: جَازَ لَهُ بَيْعُ ذَلِكَ) أَيْ وَلَا يَحِلُّ لَهُ اسْتِعْمَالُهَا (قَوْلُهُ: ظَفَرًا بِشَرْطِهِ) وَهُوَ تَعَذُّرُ وُصُولِهِ إلَى حَقِّهِ، ثُمَّ إنْ وَفَّى بِقَدْرِ حَقِّهِ فَذَاكَ، وَإِلا ضَاعَ عَلَيْهِ مَا بَقِيَ كَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ بَقِيَّةِ الدُّيُونِ. (قَوْلُهُ: وَأَجْمَعُوا عَلَى جَوَازِ أَخْذِهَا) أَيْ اللُّقَطَةِ. إهـ
Oleh: Sayyid Alwi bin Ali Alhabsyi, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id