Soal: Ada soal, apakah alkohol yang digunakan untuk menyembuhkan luka kulit atau yang biasa dipergunakan dokter untuk mengobati luka luar itu termasuk najis jika terkena pakaian ?
Jawab:
Ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama’
HUKUM ALKOHOL ADALAH PADA ASALNYA NAJIS
Dan alkohol bisa dima’fu menurut (Imam Syafi’i) jika dicampur dengan obat atau minyak yang mana tambahan alkohol tersebut cuma kadar untuk memperbaiki saja, tidak lebih
اﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺬاﻫﺐ اﻻرﺑﻌﺔ 19/1
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻤﺎﺋﻌﺎﺕ ﺍﻟﻨﺠﺴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻀﺎﻑ ﺍﻟﻰ ﺍﻻﺩﻭﻳﺔ ﻭﺍﻟﺮﻭﺍﺋﺢ ﺍﻟﻌﻄﺮﻳﺔ ﻻﺻﻼﺣﻬﺎ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻪ ﺍﻻﺻﻼﺡ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﻧﻔﺨﺔ ﺍﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻟﻠﺠﺒﻦ ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺜﻴﺎﺏ ﺍﻟﻲ ﺗﻨﺸﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﻨﻴﺔ ﺑﺎﻟﺮﻣﺎﺩ ﺍﻟﻨﺠﺲ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻤﺎ ﻳﺼﻴﺒﻬﺎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﻣﺎﺩ ﻟﻤﺸﻘﺔ ﺍﻻﺣﺘﺮﺍﺯ / )
Hasyiyatus Syarqowy ‘alat Tahrir juz 2 :449
واﻣﺎ ﻟﻮ اﺳﺘﻬﻠﻜﺖ اﻟﺨﻤﺮة ﻓﻲ اﻟﺪواء ﺑﺎن ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ﻟﻬﺎ وﺻﻒ ﻓﻼ ﻳﺤﺮم اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻬﺎ ﻛﺼﺮف ﺑﺎﻗﻲ اﻟﻨﺠﺎﺳﺎت ﻫﺬا ان ﻋﺮف او اﺧﺒﺮه ﻃﺒﻴﺐ ﻋﺪل
Adapun jika alkohol dilarutkan di dalam obat, dengan tidak tinggal baginya sifat alkohol, maka tidaklah haram mempergunakannya, Hal ini jika diketahui atau diberitakan oleh seorang dokter yg adil”
Sedangkan menurut Abu Yusuf dan Abu Hanifah, hukum Alkohol adalah SUCI, hanya saja haram untuk diminum karena termasuk perkara yang memabukkan
PENELITIAN “ AL ‘ALLAMAH AS SYAIKH ‘ISA BIN ABDILLAH BINMUHAMMAD AL HIMYARI “
KESIMPULAN MASALAH ALKOHOL:
Setelah aku melakukan penelitian keilmuan dan belajar komposisi dari alkohol dan asal usulnya, kemudian aku mempertimbangkan pendapat ulama’ dan pandangan para ulama’, maka aku akan membuat kesimpulan masalah alkohol yang ada disekitar kita.
yaitu ada dua pendapat :
- Ulama’ yang memandang najisnya alkohol, berdasarkan karena alkohol bisa menyebabkan mabuk, dan setiap segala sesuatu yang memabukkan adalah harom, dan benar-benar runtuh pendapat ini dengan sendirinya, karena ulama’ yang mengharamkannya memperbolehkan meminum obat yang ada campuran alkoholnya (sudah hancur/hilang), tidak segala perkara yang harom, menunjukkan hal tersebut najis. Dan ulama’ yang berpendapat demikian kemungkinan belum merujuk ke pabrik-pabrik alkohol, membahas daripada komposisi nya.
- Ulama’ yang menyatakan suci, karena komposisinya adalah dari benda yang suci, pendapat ini berdasarkan karena tidak ada nash/dalil yang menyatakan najis secara langsung, dan bahwasannya alkohol terbuat dari benda yang suci dengan alat-alat dan campuran-campuran kimia, bukan terbuat dari sesuatu yang najis. Maka tidak ada pendorong/alasan bagi kita untuk mengikuti pendapat yang menyatakan najis.
Alkohol adalah terbuat dari bantuan bakteri, dan alkohol terdapat banyak di makanan sekitar kita, seperti ragi, roti, ka’ak, biskuit, dll. Begitu juga dalam minuman disekitar kita, seperti pepsi, sprite, fanta, coca cola, padahal si syarib (orang yang minum) tidak tahu, bahwa sudah dicampur dengan alkohol yang sudah hancur lebur bersama makanan & minuman tersebut.
Alkohol juga dipergunakan dalam campuran obat-obatan, yang mana obat tersebut tidak akan cair kecuali harus dicampur dulu dengan alkohol. Alkohol banyak dipakai dipabrik-pabrik kimia, seperti untuk plastik, pembersih kaca, pembersih lantai,baju, kasur, wenter/warna baju atau yang lainnya,
Bahkan alkohol terdapat juga di sebagian minuman-minuman kita dengan bantuan bakteri. Nah, alkohol yang seperti ini tidak ada yang yang menyatakan harom, apalagi najis. Kemudian, alkohol juga dipakai untuk minyak wangi, cream untuk wanita, pembersih wajah, alkohol yang dipakai adalah alkohol yang terbuat / diproses dari sesuatu yang suci (kimia), bukan alkohol dari minuman keras.
Maka oleh karena itu, menjadi harus bagi kita untuk menyatakan bahwa alkohol itu bukanlah najis, karena komposisinya adalah dari sesuatu yang suci. Akan tetapi perlu kita ketahui, meminumnya secara langsung (sebelum dicampur dengan sesuatu sampai alkohol hancur/hilang), adalah harom.
الخلاصة:
وبعد هذه الجولات العلمية والدراسة الموضوعية في الكحول ومصادرهومشتقاته , ثم استعراض اقوال العلماء وبيان آرائهم فيه توصلت الى نتيجة وهي ان العلماء اختلفوا في المسألة على فريقين :
فريق يرى الكحول مادة نجسة وان مشتقاته كالكلونيا نجسة ايضا بناء على ان ذلك مسكر وكل مسكر حرام., وقد تناقض هذا الفريق مع نفسه حيث اباح بعض المشتقات التي دخلت حياتنا اليومية في شكل ادوية او مواد نظافة او اصباغ , ثم ان كون الشيئ حراما لا يدل على نجاسته كما مر بيانه.
ولعل هذا التناقض مصدره عدم الرجوع الى الدراسات العلمية و المعملية و التي صارت حقيقة لا تقبل النزاع.
وفريق يرى انه مادة طاهرة وان جميع مشتقاته طاهرة ايضا بناء على انه لم يرد نص في نجاسته , وانه يستخرج من مواد طاهرة بواسطة الاجهزة الحديثة….فلاداعي للقول بنجاسته.
ثم ان الكحول يتكون بفعل البكتريا في كثير من المأكولات وجميعما نخمره مثل الخميرة والخبز والكعك والبسكويت وغيرها وكذا في المشروبات الغازية مثل البيبسي كولا ومشروب كولا وسفن آب ولا يعرف شاربها ان موادها الاولية قد اذيبت بشيئ من الكحول.
وانه يستخدم في الطب كمذيب لبعض الادوية التي لا تذوب الا في الكحول.
ثم انه يدخل في صناعة كثير من المواد الكيميائية التي تستعمل في بيوتنا كالمنظفات وملطفات الهواء والمواد البلاستيكية و الاثواب والفرش والاصباغ وغيرها كثير.
—– بل انه يتواجد داخل امعائنا بفعل البكتريا.
مع هذا كله لم يقل احد –ختى القائلين بنجاسة الكحول- بحرمة هذه الاشياء فضلا عن نجاستها , ثم ان الكحول المستخدم في صناعة العطور والكولونيا كحول مستخرج من مواد طاهرة بطرق كيميائية حديثة كتحويل غاز الايثان الى سائل كحولي غيرمستخرج من الخمر.
فبذلك يتحتم علينا القول بان الكحول غير نجس وان استعماله في الكولونيات والبارفان وغيرها استعمال مادة طاهرة .
ولكن هذا لا ينفي مطلقا حرمة شربها…. ولا خلاف مطلقا في ان الكحول مسكر بل هو العنصر في الخمور… ولا يجوز شربه باي حال من الاحوال … ولكن كونه مسكرا شيئ وكونه نجسا شيئ آخر ولا تلازم بين الحكمين, فتدبر وفقك الله للصواب.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id