Keutamaan Sayyidah Khadijah, Renovasi Ka’bah, Dan Peletakan Hajar Aswad
Sayyidah Khadijah radhiyallahu ‘anha adalah orang yang paling membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tulus. Beliau adalah orang yang pertama masuk Islam dari golongan wanita. Suatu ketika, malaikat Jibril ‘alaihissalam bertemu dengan Rasulullah dan berkata :
أَقْرِىءْ خَدِيْجَةَ مِنْ رَبِّهَا السَّلَامَ
“Bacakanlah kepada Khadijah dari Tuhannya salam kesejahteraan”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَا خَدِيْجَةُ ، هٰذَا جِبْرِيْلُ يُقْرِئُكِ مِنْ رَبِّكِ السَّلَامَ
“Wahai Khadijah, ini Jibril membacakan kepada mu dari Tuhanmu salam kesejahteraan”.
Maka berkatalah Sayyidah Khadijah :
اللهُ السَّلَامُ ، وَمِنْهُ السَّلَامُ ، وَعَلَى جِبْرِيْلِ السَّلَامُ
“Allah Dzat yang mempunyai kesejahteraan, dari-Nya kesejahteraan itu, dan kepada Jibril salam kesejahteraan”. Rasulullah juga diperintahkan Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada Sayyidah Khadijah dengan rumah di Surga yang terbuat dari intan permata, tidak ada kegaduhan dan kelelahan di dalamnya.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 35 tahun : Telah nampak pesona dan tanda-tanda pada dirinya, seperti terangnya api yang dinyalakan untuk memberi isyarat kepada tamu. Semakin beliau dikenal keberkahannya dan amanahnya di kota Mekkah.
Di tahun ini, orang-orang Quraisy membangun kembali Ka’bah dan membagi tugas pembangunan itu di setiap sisi. Ketika pembangunan tersebut selesai dan sampailah pada peletakan batu Hajar Aswad, maka mereka saling bertengkar tentang siapa di antara mereka yang berhak meletakkan batu tersebut di tempatnya. Maka mereka bersepakat untuk menyerahkan keputusan itu kepada siapapun dari Bani Hasyim yang pertama kali memasuki Masjidil Haram dari pintu Bani Syaibah. Seketika itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pertama kali muncul di pandangan mereka. Maka mereka mengkabarkan kepada Nabi tentang apa yang sedang mereka perdebatkan dan menyerahkan keputusan peletakan Hajar Aswad kepada Nabi Muhammad. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membentangkan selendangnya, kemudian meletakkan batu Hajar Aswad di atas selendang tersebut, lalu beliau memerintahkan setiap 4 kepala kabilah untuk membawanya bersamaan di masing-masing sudut selendang. Lalu mereka membawanya hingga sampai di tempat Hajar Aswad pada bangunan Ka’bah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil batu Hajar Aswad dengan tangannya yang penuh berkah, lalu meletakkan batu tersebut pada tempatnya.
Diriwayatkan dalam Hadits Shahih bahwa ketika itu mereka membawa kain selendang sejajar bahu mereka untuk berhati-hati dalam membawa batu Hajar Aswad. Maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sebagaimana yang mereka lakukan, lalu beliau jatuh pingsan.
Para ahli sejarah mengatakan : Yang mendorong orang-orang Quraisy untuk membangun kembali bangunan Ka’bah adalah kekhawatiran mereka akan rapuhnya Ka’bah setelah terjadi banjir yang hampir menghancurkannya. Untuk waktu yang sangat lama, bangunan Ka’bah hanyalah berupa tumpukan batu yang tingginya lebih dari tinggi manusia. Dan dalam waktu yang lama itu mereka tidak memiliki alat yang cukup untuk merenovasinya. Hingga pada waktu kaisar Persia mengirim kapal kepada raja Najasyi di Habasyah yang berisi muatan berupa alat-alat bangunan, dan memerintahkan raja Najasyi untuk membangun gereja yang besar supaya orang-orang Nasrani di Habasyah mengagungkannya. Akan tetapi di tengah lautan, kapal itu karam dan muatan-muatannya terbawa oleh arus air laut hingga terdampar di pantai-pantai wilayah Jeddah. Maka orang-orang Quraisy merampas muatan-muatan tersebut dan dibawanya menuju kota Mekkah sebagai bahan untuk membangun kembali bangunan Ka’bah.
Selain itu, kebetulan sekali pada waktu itu ada seorang ahli bangunan / arsitek dari wilayah Qabth (Mesir) yang sedang tinggal di kota Mekkah.
Referensi:
(Yahya bin Abu Bakar al-‘Amiri, Bahjatul Mahafil wa Bughyatul Amatsil : hlm. 67 – 68)
Oleh Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf ( Staf Pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id