HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL DINIYAH WAQIIYAH
Muktamar Nu Ke-32 di Asrama Haji Sudiang Makassar, 22- 26 Maret 2010
HUKUM SADAP TELEPHON
Deskripsi Masalah:
Akhir-akhir ini telah marak di masyarakat komunikasi menggunakan telephon, sehingga memudahkan untuk melakukan pembicaraan antar pihak. Pada saat yang sama melalui telephon dapat mengintip pembicaraan orang lain lain, baik melalui rekaman maupun secara langsung disadap. Penyadapan dapat dilakukan oleh siapapun dengan mudah, mulai dari alat yang sederhana sampai dengan alat yang super canggih. Yang marak di negeri kita adalah sadap yang dilakukan oleh para penegak hukum, seperti Komisi Pemberantan Korupsi (KPK) untuk sarana penegakan hukum. Penyadapan adalah mengintip dan mengintai pembicaraan orang lain melalui telephon untuk mengetahui isi pembicaraan orang lain yang dimaksud, baik dalam rangka tujuan baik maupun untuk tujuan jahat
Pertanyaannya:
- Bagaimana hukum mengintip dan mengintai pembicaraan orang lain melalui sadap telephon ?
- Sahkah saksi atas perbuatan dengan cara memutar rekaman telephon yang disadap ?
Jawaban:
- Mengintip dan mengintai pembicaraan orang lain melalui sadap telephon hukumnya tidak boleh (haram), kecuali untuk penegakan hukum dan ada gholabatuzh zhan (dugaan kuat) melakukan maksiat.
- Sah sebagai bukti pendukung.
Pengambilan dalil dari kitab:
– اسم الكتاب: غريب الحديث
حدثناه الحسن بن عثمان الفَسَوِيّ، نا البِرْتيّ، نا مسلم بن إبراهيم، نا وُهَيْب، نا ابن طَاوُوس، عن أبيه، عن أبي هريرة.
التَجَسُّس : البَحثُ عن باطن أُمورِ النَّاس، وأكثر ما يُقال ذلك في الشَّرّ.
– تحفة المحتاج في شرح المنهاج رقم الجزء: 1 رقم الصفحة: 5
وَلَيْسَ لأَحَدٍ الْبَحْثُ وَالتَّجَسُّسُ وَاقْتِحَامُ الدُّورِ بِالظُّنُونِ, نَعَمْ إنْ غَلَبَ عَلَى ظَنِّهِ وُقُوعُ مَعْصِيَةٍ, وَلَوْ بِقَرِينَةٍ ظَاهِرَةٍ كَإِخْبَارِ ثِقَةٍ جَازَ لَهُ, بَلْ وَجَبَ عَلَيْهِ التَّجَسُّسُ إنْ فَاتَ تَدَارُكُهَا كَالْقَتْلِ وَالزِّنَا وَإِلا فَلا,
Ibarot Syahadah
– إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين رقم الجزء: 4 رقم الصفحة: 248
وقوله: مع اشتباه الأصوات) أي فقد يحاكي الانسان صوت غيره فيشتبه صوته به، فلذلك لا تقبل شهادته حتى على زوجته اعتماداً على صوتها كغيرها، خلافاً لما بحثه الأذرعي من قبول شهادته عليها اعتماداً على ذلك، وإنما جوزوا له وطأها اعتماداً على صوتها للضرورة، ولأن الوطء يجوز بالظن بخلاف الشهادة فلا تجوز إلا بالعلم واليقين، كما يفيده الخبر السابق وهو: «على مثلها فاشهد».
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id