Hadits ke-12
Pergaulan Yang menguntungkan
الحمد لله الذي علم بالقلم علم الإنسان ما لم يعلم الحمد لله الذي خلق الإنسان علمه البيان والصلاة والسلام على الذي لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى أما بعد.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “جالسوا الكبراء وسائلوا العلماء وخالطوا الحكماء” (حديث صحيح رواه الطبراني)
Artinya: “Hendaklah kalian duduk dengan Kubara’ (orang-orang besar), dan bertanya kepada Ulama’ dan bergaul dengan Hukama”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ العُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلاَمِ الحُكَمَاءِ, فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِى القَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى اْلأَرْضَ الْمَيِّتَ بِمَاءِ الْمَطَرِ
“Kalian seharusnya bergaul dengan ulama dan mendengarkan wejangan hukama’ (ahli hikmah), karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan kembali hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupan kembali tanah yang mati (gersang) dengan air hujan”.
Kata “hikmah” berarti ilmu yang bermanfaat, sedangkan “hukama” (jamak dari kata hakim) artinya orang yang ahli hikmah. Yang dimaksudkan “hukama” dalam hadis tersebut adalah orang yang ahli hikmah yang mengetahui Dzat Allah, selalu serasi antara ucapan dan tindakannya. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘ulama’ adalah orang alim (berilmu) yang mengamalkan ilmunya.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hanifah, katanya:
جالسوا الكُبَراء وسائلوا العلماء وخالطوا الحكماء
“Bergaulah dengan kubara’; bertanyalah kepada ulama’ dan bercampurlah dengan hukama'”
Menurut riyawat lain:
جالس العلماء وصاحب الحكماء وخالط الكبراء
“Bergaullah dengan ulama’; temanilah hukama’ dan bercampurlah dengan kubara'”
Dalam kaitannya dengan persoalan ini, ulama dapat dibedakan kedalam tiga tingkatan :
- a. ‘Ulama’, yaitu orang ‘alim (berilmu) yang mengetahui hukum-hukum Alloh. Mereka ini memiliki hak untuk memberi fatwa.
- b. Hukama’, yaitu orang ‘alim yang mengetahui Dzat saja. Bercampur atau bergaul dengan mereka ini, perangai dan karakter kita menjadi terdidik, karena hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Allah dan rahasia-rahasia-Nya), dan dari jiwa mereka membias sinar keagungan Allah.
- c. Kubara’, yaitu orang yang memiliki kedua-duanya.
Bergaul akrab dengan ahli Allah (kekasih Allah) tersebut akan mendatangkan sikap dan perangai yang mulia dan kemampuan memberikan manfaat tanpa memakai ucapan di atas kemampuan yang memakai ucapan. Oleh karenanya, siapa saja yang membawa manfaat kepadamu tanpa menggunakan ucapan, maka ucapannya pun akan bermanfaat untukmu. Kalau tidak demikian, ucapannya itu tidak membawa manfaat.
Imam As-Suhrowardi berkeliling di masjid Al-Khaif Mina sambil meneliti dengan cermat wajah-wajah orang yang ada di sana. Sewaktu seseorang menanyakan tindakannya itu, dia mengatakan, “Allah sebenarnya memiliki beberapa orang yang jika memandang orang lain, maka mendatangkan kebahagiaan bagi orang yang dipandangnya. Dan aku mencari orang tersebut supaya aku mendapatkan pandangan dari mereka”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
سيأتي زمان على أمّتي يفرّون من العلماء و الفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليّات: أولاها يرفع الله البركة من كسبهم والثانية يُسلّط الله تعالى عليهم سلطانا ظالما: والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمان.
“Akan datang suatu masa, dimana umatku sama lari meninggalkan para ulama dan fuqoha’ (ahli hukum), maka Allah menimpakan kepada mereka tiga macam bencana: 1. Allah mencabut keberkahan dari usaha mereka; 2. Allah menguasakan pada mereka dengan penguasa yang zhalim; 3. mereka meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman”
عن أبي أمامة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
”إن لقمان قال لابنه: يا بني عليك بمجالسة العلماء، واسمع كلام الحكماء، فإن الله يحيي القلب الميت بنور الحكمة كما يحيي الأرض الميتة بوابل المطر”.
Abu Umamah al-Bahiliy meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Bahwasanya Luqman Al-Hakim memberikan nasehat kepada anaknya, “Wahai anakku, Hendaklah engkau melazimi duduk dengan para ulama’, dan perhatikan dengan seksama ucapan nasehat para ahli hikmah sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menghidupkan hati yang sudah mati dengan cahaya hikmah (ilmu) sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang gersang dengan guyuran air hujan.
خرج البزار عن ابن عباس رضي الله تعالى عنه قال قيل: يا رسول الله أي جلسائنا خير؟ قال:”من ذكركم بالله رأيته، وزاد في علمكم منطقه، وذكركم بالآخرة عمله.”
Imam Al-Bazzar meriwayatkan dari sahabat Abdulloh ibn Abbas Radhiyallahu Anhu, beliau berkata,”Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, “Ya Rasulullah, siapakah teman yang paling layak kita jadikan teman duduk?” Beliau menjawab, “Sebaik-baik orang yang layak kalian jadikan teman duduk yaitu: 1. Orang yang mengingatkan kalian kepada Allah saat kalian melihatnya, 2. Orang yang ucapannya dapat menambah ilmu pengetahuan dalam dirimu., 3. Orang yang ilmunya mengingatkan kalian kepada akhirat.
“Sebaik-baik orang yang layak kalian jadikan teman duduk yaitu: 1. Orang yang mengingatkan kalian kepada Allah saat kalian melihatnya, 2. Orang yang ucapannya dapat menambah ilmu pengetahuan dalam dirimu., 3. Orang yang ilmunya mengingatkan kalian kepada akhirat. (hadits)
Alhabib Ahmad bin Umar bin Sumaid Radhiyallahu Anhu berkata, “Kebaikan dan keburukan adalah sebuah bibit yang ada dalam diri manusia. Bibit tersebut tidak akan muncul kecuali ia bergaul dengan orang lain. Apabila ia berkumpul dengan orang-orang yang baik perangainya maka akan tampak pada orang tersebut perbuatan baik. Apabila ia bergaul dengan orang-orang yang buruk perangainya maka akan tampak darinya perbuatan buruk.
“Kebaikan dan keburukan adalah sebuah bibit yang ada dalam diri manusia. Bibit tersebut tidak akan muncul kecuali ia bergaul dengan orang lain. Apabila ia berkumpul dengan orang-orang yang baik perangainya maka akan tampak pada orang tersebut perbuatan baik. Apabila ia bergaul dengan orang-orang yang buruk perangainya maka akan tampak darinya perbuatan buruk. –Alhabib Ahmad bin Umar bin Sumaid
As-syeckh al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad Radhiyallahu Anhu berkata,”Ketahuilah, sesungguhnya bergaul dengan orang-orang yang baik dan sering duduk dengan mereka maka akan menumbuhkan dalam hati kecintaan kepada kebaikan dan membantu dalam mempraktekkan kebaikan tersebut. Sebagaimana sesungguhnya bergaul dengan orang-orang yang buruk perangainya serta sering duduk dengan mereka maka akan menanamkan dalam hati kecintaan kepada keburukan dan melakukan perbuatan buruk. Begitu pula, siapa saja bergaul serta berteman dengan satu kelompok manusia maka pasti ia akan mencintai mereka, baik kelompok tersebut orang-orang baik atau pun orang-orang buruk. Dan seseorang akan selalu bersama dengan siapa yang ia cintai baik saat masih di dunia maupun kelak di akhirat.
Dan seseorang akan selalu bersama dengan siapa yang ia cintai baik saat masih di dunia maupun kelak di akhirat.
Poin-poin penting yang bisa dipetik dari hadits ini adalah:
- Anjuran serta dorongan untuk selalu duduk dengan Kubara’ (orang-orang besar Arifin Billah), para ulama’ dan para ahli hikmah. Karena hal demikian akan mendatangkan faedah serta manfaat yang besar. Duduk dengan para ulama’ akan mendorong diri anda untuk meraih pahala yang besar dari Allah. Duduk dengan ahli hikmah akan mendekatkan anda dengan Allah dan menjauhkan Anda dari perbuatan dosa. Duduk dengan Kubara’ akan membuat hati anda tidak membutuhkan selain karunia Allah.
- Orang-orang yang bertanya permasalahan agama kepada para ulama’ maka ia akan memperoleh cahaya ilmu dari pencerahan yang diberikan oleh para ulama’ kepadanya.
- Seseorang akan dinilai sesuai dengan siapa ia bergaul dan berteman.
Dinukil dari kitab Tuhfah an-nadhirin, kitab an-Nashoihul ‘Ibad dan kitab Manhajus sawi
Ditulis oleh: Ustadz Ali Musthofa (staf pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id