Dalam kitab Asnal Mathalib [I/3], karya Al Imam Zakaria Al Anshari di sebutkan :
وَالرَّسُولُ إنْسَانٌ أُوحِيَ إلَيْهِ بِشَرْعٍ وَأُمِرَ بِتَبْلِيغِهِ . وَالنَّبِيُّ إنْسَانٌ أُوحِيَ إلَيْهِ بِشَرْعٍ وَإِنْ لم يُؤْمَرْ بِتَبْلِيغِهِ فَهُوَ أَعَمُّ مُطْلَقًا من الرَّسُولِ
Rasul adalah seorang manusia yang diberi wahyu Syari’at dan diperintah untuk menyampaikannya, sedangkan Nabi adalah seorang manusia yang diberi wahyu Syariat dan tidak ada perintah untuk menyampaikannya. Nabi itu secara Mutlaq lebih umum dari pada Rasul.
Redaksi yang serupa juga terdapat di dalam kitab Al Iqna’ [I/10], Karya Imam Al Khatib As Syarbini :
والنبي إنسان حر ذكر من بني آدم سليم عن منفر طبعا ومن دناءة أب وخنا أم أوحي إليه بشرع يعمله به وإن لم يؤمر بتبليغه . والرسول إنسان أوحي إليه بشرع وأمر بتبليغه فكل رسول نبي ولا عكس
Nabi adalah seorang manusia, merdeka, laki- laki, dari anak cucu Adam (manusia), selamat dari cacat/ aib yang membuat lari orang lain, selamat dari hinanya ayah dan rendahnya ibu, diberi wahyu Syariat dan menjalankannya, walaupun tidak diperintahkan untuk menyampaikan pada orang lain. Sedangkan Rasul adalah seorang manusia, yang diberi wahyu Syariat, dan diperintahkan untuk menyampaikan Syariat tersebut kepada umatnya. Maka setiap Rasul pasti Nabi dan tidak sebaliknya (setiap Nabi belum tentu Rasul).
Imam Al Bujairami juga menyebutkan di dalam kitab Hasyiyah Al Bujairimi ‘Alal Khathib [I/126] :
وَالنَّبِيُّ إنْسَانٌ أُوحِيَ إلَيْهِ بِشَرْعٍ يَعْمَلُ بِهِ وَإِنْ لَمْ يُؤْمَرْ بِتَبْلِيغِهِ . وَالرَّسُولُ إنْسَانٌ أُوحِيَ إلَيْهِ بِشَرْعٍ وَأُمِرَ بِتَبْلِيغِهِ ، فَكُلُّ رَسُولٍ نَبِيٌّ وَلَا عَكْسَ
Nabi adalah seorang manusia yang diberi wahyu Syari’at walaupun tidak ada perintah untuk menyampaikan pada orang lain. Rasul adalah seorang manusia yang diberi wahyu Syari’at dan diperintah untuk menyampaikan pada umatnya. Maka setiap Rasul pasti Nabi dan tidak sebaliknya.
Dari sini bisa di pahami bahwa dalam beberapa hal terdapat persamaan antara Nabi dan Rasul, dan dalam beberapa hal yang terdapat perbedaan antara keduanya.
Persamaan antara Rasul dan Nabi :
• Keduanya pasti berasal dari jenis manusia, bukan dari jenis Malaikat, Jin apalagi binatang.
• Keduanya pasti berjenis kelamin laki- laki, bukan berjenis perempuan apalagi Khuntsa
• Keduanya adalah orang yang merdeka, bukan seorang budak/ hamba sahaya.
• Keduanya pasti aman dari hal- hal yang membuat orang lain lari secara tabi’at, sehingga tidak mungkin para Nabi dan Rasul itu gila, berpenyakitan yang orang lain merasa jijik kepadanya atau semisalnya.
• Keduanya pasti memiliki ayah yang terhormat, bukan tukang sampah atau semisalnya.
• Keduanya pasti memiliki Ibu yang baik dan terjaga, tidak mungkin Ibu dari keduanya adalah seorang pelacur atau pezina
• Keduanya sama mendapatkan Wahyu.
• Keduanya sama- sama terjaga dari perbuatan dosa (Ma’shum)
Perbedaan antara Nabi dan Rasul :
• Rasul mendapatkan Wahyu Syari’at untuk di sampaikan kepada umat agar di ikuti dan di jalankan.
• Nabi mendapatkan Wahyu, hanya saja dia tidak menyampaikannya kepada umat, akan tetapi yang dia sampaikan dan dakwahkan kepada umat adalah Syari’at Rasul saat itu atau sebelumnya, yang di utus kepada umat.
Kesimpulan : Setiap Rasul pasti Nabi, dan setiap Nabi belum tentu Rasul.
Oleh Ustadz Zean Areev ( Staf Pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta )
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id