ISLAM DIAWALI DENGAN KETERASINGAN
Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa agama Islam ini diawali dengan keadaan keterasingan dan akan kembali ke dalam keterasingan. Adapun keterasingan pertama, yaitu apa yang telah dialami sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan bukan hanya beliau saja, para shahabat Nabi Muhammad juga mengalami keterasingan ini dan telah nampak dalam sejarah bagaimana mereka itu adalah orang-orang yang pemberani, kuat, dan penyabar.
Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan di dalam al-Qur’an mengenai para shahabat Nabi ini, yakni pada surah Al-Fath ayat 29 yang berbunyi :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (Q.S. Al-Fath : 29).
Dari ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala telah memuji para shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan sifat-sifat mereka pun Allah cantumkan di dalam kitab Taurat bahwa mereka itu orang-orang yang keras terhadap orang-orang yang mengkafiri Nabi dan mereka saling menyayangi antara sesama mereka. Begitu pula di dalam kitab Injil disebutkan bahwa mereka itu seperti pohon yang kuat dan tegak di atas pokoknya. Kesemua berita ini terbukti di masa Rasulullah. Bagaimana perjuangan mereka bersama Rasulullah melawan keterasingan ini, hingga agama Islam pada akhirnya tersebar di seluruh penjuru dunia berkat perjuangan mereka.
Kemudian, keterasingan Islam yang terakhir adalah puncak dari segala puncaknya bala / musibah. Karena musibah ini tidak akan berhenti dan tidak akan berakhir sepanjang masa, terus menerus dunia ini dalam masa kemunduran, hingga berakhirnya dunia ini. La haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.
Maka dari itu, mari kita memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah ini, sehingga kita akan terselamatkan dari bala dan bencana. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang agung dan cahaya wajah-Mu yang mulia, matikanlah kami dari dunia ini di dalam agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak berubah, tidak sesat, tidak tergoda, dan tidak terpengaruh kepada selainnya. Amiin.
Referensi:
(Yahya bin Abu Bakar al-‘Amiri, Bahjatul Mahafil wa Bughyatul Amatsil : hlm. 78-79)
Oleh: Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf ( Staf Pengajar Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta )
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id