Soal: Habib mau tanya, benarkah minum air zamzam sunnahnya berdiri ?
Jawaban:
Disunahkan minum air zamzam sambil duduk , walaupun diperbolehkan minum sambil berdiri namun khilaful aulaa.
تحفة المحتاج جـ ٤ صـ ١٤٤
وَيُسَنُّ عِنْدَ إرَادَةِ شُرْبِهِ الِاسْتِقْبَالُ وَالْجُلُوسُ وَقِيَامُهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – لِبَيَانِ الْجَوَازِ ثُمَّ اللَّهُمَّ إنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَك مُحَمَّدًا – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ «مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ اللَّهُمَّ إنِّي أَشْرَبُهُ لِكَذَا اللَّهُمَّ فَافْعَلْ لِي ذَلِكَ بِفَضْلِك ثُمَّ يُسَمِّي اللَّهَ تَعَالَى وَيَشْرَبُهُ وَيَتَنَفَّسُ ثَلَاثًا وَأَنْ يَتَضَلَّعَ مِنْهُ» أَيْ: يَمْتَلِئُ وَيُكْرَهُ نَفَسُهُ عَلَيْهِ لِخَبَرِ ابْنِ مَاجَهْ «آيَةُ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْمُنَافِقِينَ أَنَّهُمْ لَا يَتَضَلَّعُونَ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ» وَأَنْ يَنْقُلَهُ إلَى وَطَنِهِ اسْتِشْفَاءً وَتَبَرُّكًا لَهُ وَلِغَيْرِهِ
والشرب قائما خلاف الأولى
قوله : (والشرب قائما خلاف الأولى) عبارة الروضة وشرحه والشرب قاعدا أولى منه قائما أو مضجعا فالشرب قائما بلا عذر خلاف الأولى كما اختار فى الروضة لكنه صوب فى شرح مسلم كراهته وأما شربه ﷺ قائما فلبيان الجواز. قال فى شرح مسلم ويستحب لمن شرب قائما عالما أو ناسيا أن يتقيأه لخبر مسلم لا يشربن أحدكم قائما فمن نسى فليستقىء اهـ. واعلم أنه استثنى بعضهم شرب ماء زمزم وقال إنه يسن الشرب منه قائما اتباعا فقد صح عن ابن عباس رضى الله عنهما أن النبى ﷺ شرب من زمزم وهو قائم ورده الباجورى فى حاشية الشمائل بما نصه وإنما شرب ﷺ وهو قائم مع نهيه عنه لبيان الجواز ففعله ليس مكروها فى حقه بل واجب فيسقط قول بعضهم أنه يسن الشرب من زمزم قائما اتباعا له ﷺ ولا حاجة لدعوى النسخ أو تضعيف النهى لأنه حيث أمكن الجمع وجب المصير إليه. ويسن لمن شرب قائما أن يقول اللهم صل على سيدنا محمد الذى شرب الماء قائما وقاعدا فإنه بسبب ذلك يندفع عنه الضرر.
إعانة الطالبين 3/367 مكتبة الهداية
Minum sambil berdiri adalah khilaful aula (berselisih dengan yang lebih utama).
Didalam ‘ibarat Kitab Raudhah dan Sarahnya disebutkan : Bahwasannya minum dengan keadaan duduk itu lebih utama daripada minun sambil berdiri ataupun sambil tidur. Jadi minum sambil berdiri dengan tanpa adanya udzur itu khilaful aula, dan inilah hukum yang dipilih dalam ar Raudhah. Namun, dalam kitab ini juga membenarkan syarah muslim yang meghukumi makruh minum sambil berdiri. Sedangkan minumnya Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam dengan keadaan berdiri, itu menunjukkan kebolehan minum sambil berdiri.
Bahwasannya minum dengan keadaan duduk itu lebih utama daripada minun sambil berdiri ataupun sambil tidur. Jadi minum sambil berdiri dengan tanpa adanya udzur itu khilaful aula, dan inilah hukum yang dipilih dalam ar Raudhah. Namun, dalam kitab ini juga membenarkan syarah muslim yang meghukumi makruh minum sambil berdiri. Sedangkan minumnya Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam dengan keadaan berdiri, itu menunjukkan kebolehan minum sambil berdiri.
Disebutkan dalam Syarah Muslim, bahwasannya bagi orang yang terlanjur minum sambil berdiri, baik dia sadar ataupun lupa maka disunnahkan untuk memuntahkannya. Hal ini berdasarkan pada sebuah Hadits Muslim: “Janganlah salah satu dari kalian minum sambil berdiri, apabila lupa maka muntahkanlah.”
Ketahuilah, bahwasannya sebagian Ulama’ mengecualikan masalah minum sambil berdiri ini pada air zam-zam. Mereka Berkata: “Bahwasannya disunnahkan meminumnya sambil berdiri karena mengikuti Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam. Karena sungguh sahih diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam minum air zam-zam dalam keadaan berdiri.”
Imam al Bajuri dalam Hasyiatus Sama’il menanggapi hukum di atas, bahwasannya: Minumnya Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam dalam keadaan berdiri beserta larangannya, itu hanyalah menjelaskan kebolehannya saja. Jadi yang Beliau lakukan tidaklah makruh dalam haknya Beliau, bahkan bisa menjadi wajib. Lantas dengan alasan ini, Qaul sebagian Ulama’ yang mengatakan minum air zam-zam itu disunnahkan sambil berdiri karena mengikuti Nabi Shalallahu ‘alaihi Wa sallam itu menjadi gugur. Dan tidak ada gunanya berkomentar bahwa harus ada riwayat yang dimansukh ataupun medlo’ifkan larangan minum berdiri. Karena ketika memungkinkan untuk mengkompromikan keduanya maka wajib untuk melakukannya.
Dan dianjurkan bagi seseorang yang minum sambil berdiri untuk berdo’a :
اللّٰهُمَّ صَلِّ على سيّدِنا محمّدٍ الَّذِى شربَ الماءَ قائِما وقاعِدا فإنَّه بسَبَبِ ذلك يَنْدَفِعُ عنْه الضَرَرُ.
“Semoga Allah melimpahkan rahmatn-NYA atas Nabi Muhammad, yang minum dalam keadaan berdiri dan duduk. Karena sesungguhnya dengan sebab meneladaninya akan tertolak semua kebahayaan.”
Oleh: Alhabib Alwi bin Ali Alhabsyi (Pembina Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta dan Majlis Ta’lim Alhidayah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id