Deskripsi Masalah:
Assalamualaikum wr wb, seseorang akan menghadiri sebuah acara di suatu kota yang jarak dari rumahnya sudah diperbolehkan untuk melakukan jama’ qoshor. Ketika berangkat dan sudah keluar dari desanya, ia melakukan jama’ taqdim (dhuhur dan ashar). Setelah melakukan sholat jama’ tersebut ia mendapat kabar kalau acara yang akan dihadirinya ditunda selama 2 hari, dan ia pun memutuskan untuk kembali pulang.
Pertanyaan: Bagaimana status sholat jama’ nya, mengingat sudah memenuhi syarat jama’ ? Apakah Ia harus mengulang sholat asharnya setelah masuk waktu ashar ? Terima kasih ustadz
Jawaban:
Waalaikum salam wr wb, status sholat jama’ yang dikerjakan dalam permasalahan di atas adalah sah, karena telah memenuhi syarat dan ketentuan jama’. Adapun apakah ia harus mengulangi sholat ashar yang ia kerjakan secara jama’ bersama dzuhur, maka hukumnya adalah tidak perlu mengulanginya lagi, karena ia memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya setelah mengerjakan sholat jama’ yang sah.
Referensi:
[الخطيب الشربيني، مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج، ٥٢٤/١]
(وَمَنْ قَصَدَ سَفَرًا طَوِيلًا فَسَارَ ثُمَّ نَوَى) وَهُوَ مُسْتَقِلٌّ مَاكِثٌ (رُجُوعًا) عَنْ مَقْصِدِهِ إلَى وَطَنِهِ أَوْ غَيْرِهِ لِلْإِقَامَةِ (انْقَطَعَ) سَفَرُهُ، سَوَاءٌ أَرَجَعَ أَمْ لَا؛ لِأَنَّ النِّيَّةَ الَّتِي اسْتَفَادَ بِهَا التَّرَخُّصَ قَدْ انْقَطَعَتْ وَانْتَهَى سَفَرُهُ، فَلَا يَقْصُرُ مَا دَامَ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ كَمَا جَزَمُوا بِهِ، لَكِنَّ مَفْهُومَ كَلَامِ الْحَاوِي الصَّغِيرِ وَمَنْ تَبِعَهُ أَنَّهُ يَقْصُرُ وَهُوَ خِلَافُ الْمَنْقُولِ، *وَلَا يَقْضِي مَا قَصَرَهُ أَوْ جَمَعَهُ قَبْلَ هَذِهِ النِّيَّةِ وَإِنْ قَصُرَتْ الْمَسَافَةُ قَبْلَهَا* .
[القليوبي، حاشيتا قليوبي وعميرة، ٣٠١/١]
(وَمَنْ قَصَدَ سَفَرًا طَوِيلًا فَسَارَ ثُمَّ نَوَى رُجُوعًا انْقَطَعَ) سَفَرُهُ فَلَا يَقْصُرُ.
قَوْلُ الْمَتْنِ: (ثُمَّ نَوَى رُجُوعًا) أَيْ قَبْلَ بُلُوغِهِ مَسَافَةَ الْقَصْرِ أَوْ بَعْدَهَا وَإِنَّمَا انْقَطَعَ بِنِيَّةِ الرُّجُوعِ لِزَوَالِ قَصْدِ مَسَافَةِ الْقَصْرِ الْمُبِيحِ لِلْقَصْرِ.
[ تحفة المحتاج في شرح المنهاج ، ج ٢ ، ص ٣٨٦ ]
(قَوْلُهُ: بِمُجَرَّدِ نِيَّتِهِ إلَخْ) وَلَا يَقْضِي مَا قَصَرَهُ أَوْ جَمَعَهُ قَبْلَ هَذِهِ النِّيَّةِ، وَإِنْ قَصَرَتْ الْمَسَافَةُ قَبْلَهَا
Oleh: Ahmad Wahib Baha’uddin, santri Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id