فَائِدَة : السكتات الْمَطْلُوبَة فِي الصَّلَاة سِتّ : سكتة بَين تَكْبِيرَة الْإِحْرَام وَدُعَاء الِافْتِتَاح ، وسكتة بَين دُعَاء الِافْتِتَاح والتعوذ ، وسكتة بَين التَّعَوُّذ والفاتحة أَو بدلهَا ، وسكتة بَين الضَّالّين وآمين ، وسكتة بَين آمين وَالسورَة ، وسكتة بَين السُّورَة وَالرُّكُوع
وَكلهَا بِقدر سُبْحَانَ الله إِلَّا سكُوت الإِمَام بَين آمين وَالسورَة فَإِنَّهُ بِقدر قِرَاءَة الْمَأْمُوم الْفَاتِحَة وَالْأولَى للْإِمَام أَن يشْتَغل حِينَئِذٍ بِدُعَاء أَو قِرَاءَة سرا فالقراءة أولى وَحِينَئِذٍ يكون تَسْمِيَة ذَلِك سكُوتًا بِحَسب الظَّاهِر فَقَط . نهاية الزين ص ٦٣-٦٤
Saktah (diam sejenak/jeda) di dalam Shalat ada 6 :
- Jeda antara Takbiratul Ihram dan doa Iftitah
- Jeda antara doa Iftitah dan dan Ta’awwudz (A’udzubillah)
- Jeda antara Ta’awwudz dan surat Fatihah
- Jeda antara Akhir Fatihah (ولا الضالين) dan Aamiin
- Jeda antara Aamiin dan pembacaan Surat
- Jeda antara pembacaan surat dan rukuk
Semua jeda tersebut seukuran waktu yang cukup untuk membaca سبحان الله kecuali jeda yang dilakukan imam diantara Aamiin dan pembacaan Surat setelahnya, maka seukuran waktu yang cukup untuk membaca surat Fatihah bagi makmumnya, dan saat jeda itu bagi imam lebih baik membaca doa atau surat secara lirih, tetapi membaca surat lebih utama. Jeda ini disebut diam sejenak meskipun sejatinya sang imam membaca bacaan, demikian itu karena melihat dzohirnya saja.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id